Rafael Nadal Ungkap Perbedaan Nyata Roger Federer dan Novak Djokovic

Federer menutup kariernya pada 2022 lewat penampilan ganda bersejarah bersama Nadal di Laver Cup. Petenis asal Swiss itu pensiun dengan koleksi 20 gelar Grand Slam setelah berkarier selama 24 tahun.

Dua tahun berselang, Nadal menyusul sang rival gantung raket pada 2024, meninggalkan jejak luar biasa dengan torehan 22 gelar Grand Slam, dari kejayaan di Roland Garros hingga pertarungan di Wimbledon.

Sementara itu, Novak Djokovic menjadi satu-satunya dari tiga legenda tersebut yang masih aktif bermain.

Kendati belakangan kalah di babak semifinal dari bintang muda seperti Jannik Sinner dan Carlos Alcaraz, petenis Serbia itu tetap memegang rekor 24 gelar Grand Slam, terbanyak dalam sejarah.

Ia juga menjadi satu-satunya pemain yang berhasil menuntaskan Career Golden Masters dua kali, yakni menjuarai sembilan turnamen Masters 1000 yang ada.

Dalam kesempatan berbicara di America Business Forum 2025, Nadal memaparkan pandangannya tentang dua sosok besar yang turut membentuk kariernya.

"Menurut saya, Roger adalah seseorang... dan saya juga akan mengatakan, seorang petenis, yang bermain dengan sentuhan magis. Ia bermain dengan inspirasi dan bakat alami yang luar biasa. Sementara Novak, jelas memiliki bakat besar juga, tapi ia menonjol karena etos kerja dan mentalitas juaranya yang sulit ditandingi," ujar Nadal.

"Mereka memiliki kepribadian berbeda dan pendekatan karier yang berbeda pula, tapi keduanya menempuh jalan yang sama-sama mengarah pada batas tertinggi dan keunggulan," imbuhnya.

Pria berusia 39 tahun itu menambahkan, persaingan sengit dengan dua nama besar tersebut membuat mereka saling mendorong untuk terus berkembang dan tampil sempurna di setiap kesempatan.

"Saya rasa kami adalah para rival yang tidak pernah berhenti memperbaiki diri, yang selalu ingin mencapai tujuan dengan cara terbaik," ungkap Nadal.

"Mereka adalah lawan yang luar biasa dan telah memaksa saya untuk terus berada di level tertinggi selama bertahun-tahun. Itu benar-benar masa dengan tuntutan yang luar biasa. Pada akhirnya, fakta bahwa kami bertiga ada di puncak membuat ruang untuk kesalahan menjadi sangat kecil," ucap pemegang dua medali emas Olimpiade ini.

Sumber: Give Me Sport