Jadi Tuan Rumah dan Sapu Bersih Asian Cup Woodball Championship 2025, Indonesia Dipuji Presiden IWbF

Dia menambahkan, tantangan lapangan serta rangkaian acara dari pembukaan hingga penutupan memberikan pengalaman berkesan. Delegasi asing menilai setiap detail acara disiapkan dengan baik.

"Mereka sangat menikmati, dari kondisi lapangan yang menantang hingga kemeriahan upacara pembukaan dan penutupan yang menurut mereka jarang ditemui di turnamen lain. Bahkan mereka mengapresiasi setiap detail acara yang kami buat," imbuh Fendi.

President International Woodball Federation (IWbF), Sean Chi-Hsiang Weng, juga menyampaikan apresiasi.

Dia menilai Indonesia mampu menyelenggarakan turnamen dengan meriah dan profesional.

"Indonesia telah menunjukkan kapasitas luar biasa sebagai tuan rumah. Penyelenggaraan yang meriah, lapangan yang menantang, serta atmosfer yang hangat membuat Asian Cup 2025 di Bogor menjadi salah satu di antara terbaik yang pernah saya saksikan," kata Sean.

Prestasi Indonesia makin lengkap dengan raihan juara umum Asian Cup 2025. Tim Merah Putih berhasil mengoleksi 12 medali emas, 10 perak, dan 7 perunggu.

Di 7th Indonesia Open 2025, Indonesia juga mendominasi dengan memborong emas di seluruh nomor yang diikuti. Beberapa kategori bahkan disapu bersih dengan raihan emas, perak, dan perunggu.

Ketua Indonesia Woodball Association (IWbA), Aang Sunadji, menyebut keberhasilan ini mencerminkan berkembangnya kekuatan woodball di Tanah Air. Indonesia bukan hanya kuat di tim nasional, tetapi juga di level provinsi.

"Indonesia berhasil menjadi juara umum di Asian Cup maupun Indonesia Open. Menariknya, bukan hanya tim nasional, tetapi juga atlet-atlet dari provinsi yang mampu unjuk gigi. Ini menunjukkan pemerataan kualitas dan semakin ketatnya persaingan di dalam negeri," ucap Aang.

Pada upacara penutupan, bendera tuan rumah diserahkan kepada Chinese Taipei. Negara tersebut akan menjadi penyelenggara Asian Cup pada 2027.

Aang memastikan Indonesia siap berbagi pengalaman dalam penyelenggaraan kompetisi internasional. Menurutnya, standar yang dibuat di Bogor dapat dijadikan acuan bagi negara lain.

"Saya senang sekali melihat Chinese Taipei terpilih. Intinya, ukuran kesuksesan sebuah kompetisi adalah bagaimana pertandingan berjalan lancar dan berkualitas. Sisanya, seremoni hanya pelengkap. Banyak delegasi woodball negara lain menjadikan kemeriahan Indonesia sebagai patokan. Mereka kaget, tapi dalam arti positif, dan sangat senang dengan hospitality yang kami berikan," tutur Aang.