Sukses


Mohammad Ahsan Masuk Hall of Fame PB Djarum: Selalu Dibanjiri Perhatian, Sering Dapat Bonus

Legenda bulutangkis Indonesia, Mohammad Ahsan, mendapat anugerah istimewa bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional sekaligus di tengah-tengah Audisi Umum PB Djarum 2025.

Bola.com, Kudus - Legenda bulutangkis Indonesia, Mohammad Ahsan, mendapat anugerah istimewa bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional sekaligus di tengah-tengah Audisi Umum PB Djarum 2025. Dia resmi masuk Hall of Fame PB Djarum pada Selasa (9/9/2025). 

Penghargaan ini bentuk apresiasi atas pencapaian gemilang Mohammad Ahsan sepanjang berkarier sebagai atlet bulutangkis Indonesia. Di hari yang sama, PB Djarum juga memberikan penghargaan yang sama kepada Shesar Hiren Rhustavito. 

Sekadar diketahui, untuk menjadi Hall of Fame PB Djarum, terdapat tujuh prestasi yang diantaranya harus diraih oleh atlet, yaitu peringkat 1 dunia, juara dunia, juara Olimpiade, juara All England, juara Thomas Cup, juara Uber Cup, dan juara Sudirman Cup. 

"Penghargaan ini adalah sebuah kehormatan yang luar biasa. Saya tidak akan pernah bisa berdiri di sini tanpa tempaan, disiplin, dan kesempatan yang diberikan oleh PB Djarum," kata Ahsan. 

"Klub ini bukan hanya tempat berlatih, tetapi adalah rumah yang membentuk saya menjadi atlet dan pribadi seperti sekarang. Saya sangat berterima kasih atas semua dukungan yang tak pernah putus,” imbuh dia.

Ahsan kini bersanding dengan legenda-legenda lain asal PB Djarum di dinding Halll of Fame yang terletak di selasar GOR Djarum, Jati, Kudus. Bintang-bintang PB Djarum yang lebih dulu masuk Hall of Fame antara lain Liem Swie King, Alan Budikusuma, Liliyana Natsir, Hariyanto Arbi, Hastomo Arbi, Tontowi Ahmad, hingga Kevin Sanjaya.   

"Bersanding dengan mereka? Tentu saya senang dan bangga karena mereka dulunya adalah panutan-panutan saya juga. Sejak saya masih kecil, mereka sudah juara. Sekarang bisa bareng dengan mereka. Jadi ada kebanggaan tersendiri," tutur Ahsan, yang resmi pensiun dari kancah bulutangkis pada Januari 2025. 

Saat ditanya apakah punya keinginan masuk Hall of Fame BWF, Ahsan menjawab dengan rendah hati. "Kayaknya saya belum pantas, masih banyak yang lebih pantas daripada saya," kata pemain yang mencapai puncak kejayaan karier saat berpasangan di ganda putra bersama Hendra Setiawan tersebut. 

 

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Peran PB Djarum dalam Karier Mohammad Ahsan

Dalam sesi wawancara setelah menerima penghargaan Hall of Fame PB Djarum, Mohammad Ahsan menceritakan kisahnya selama menjadi bagian salah satu klub bulutangkis terbesar di Indonesia tersebut. 

Ahsan bergabung ke PB Djarum pada 2007. Ahsan kemudian menceritakan arti penting dan peran PB Djarum dalam kariernya. 

"Di PB Djarum saya merasa kekeluargaan sangat kuat, belajar banyak juga, sempat latihan saat itu mau latihan Superliga Djarum. Saya juga pernah nginep di PB Djarum Kudus saat awal-awal," urai pria yang kerap disapa Babah tersebut.  

"PB Djarum ini perhatian, ngerangkul kita, misalkan kami sakit mereka sangat peduli, dibantu, dari segi apa pun itu. Mereka memperhatikan latihan, kesehatan. Di sini komplet juga kan perlengkapannya."  

Ketika ditanya momen yang paling terlupakan sepanjang menjadi bagian PB Djarum, Ahsan menjawab dengan tertawa lebar.  "Sering dikasih bonus, benar kan? Itu momen tak terlupakan selama di PB Djarum," ujar Ahsan, yang mengaku ingin istirahat dulu sebelum menyusun rencana lagi untuk kariernya berikutnya pada tahun depan. 

Tak lupa Ahsan memberikan pesan untuk para peserta Audisi Umum PB Djarum 2025. Dia menyebut para peserta harus punya beberapa modal wajib untuk bisa mencapai level jadi juara.  

"Buat jadi juara harus kerja keras, disiplin, harus komitmen, karena tidak bisa kalau jomplang salah satu, harus nyambung semua. Satu lagi harus push the limit, karena jika latihan biasa-biasa saja, kalau mau jadi juara itu kurang," tegas Ahsan. 

 

 

3 dari 3 halaman

Perjalanan Karier Gemilang Mohammad Ahsan

Sejak kecil di Palembang, Mohammad Ahsan sudah akrab dengan raket dan shuttlecock. Pada 2007, Ahsan bergabung ke PB Djarum, salah satu klub bulutangkis terbesar di Indonesia. Dari sinilah langkah awalnya menuju panggung dunia dimulai.

Karier profesional Ahsan benar-benar mencuat ketika dipasangkan dengan Bona Septano. Bersama Bona, Ahsan mulai mencicipi kerasnya persaingan internasional. Mereka berhasil merebut beberapa gelar, salah satunya di Singapore Open 2012, dan bahkan sempat meraih medali perunggu di Kejuaraan Dunia 2011. Namun, pasangan ini belum bisa menembus dominasi ganda putra papan atas dunia. 

Titik balik besar pada karier Ahsan terjadi pada 2013, ketika pelatih memutuskan memasangkan Ahsan dengan Hendra Setiawan, sang juara dunia dan peraih emas Olimpiade Beijing 2008.

Banyak yang penasaran, apakah Ahsan mampu menyatu dengan pemain berpengalaman itu. Hasilnya, luar biasa. Mereka berhasil menjawab rasa penasaran publik dengan prestasi mengesankan. Di tahun pertama mereka berduet, Ahsan-Hendra langsung merebut gelar juara dunia 2013 di Guangzhou. 

Prestasi itu seperti membuka jalan brrderet prestasi gemilang, yaitu juara All England 2014, medali emas Asian Games 2014, hingga gelar BWF Superseries Finals. Tak lama, nama mereka tercatat di puncak ranking dunia.

Namun, perjalanan tidak selalu mulus. Setelah Olimpiade Rio 2016, Ahsan dan Hendra berpisah. Ahsan dipasangkan dengan Rian Agung Saputro, tapi hasilnya tak sebaik ketika bersama Hendra.

Pada 2028, Ahsan dan Hendra kembali berduet. Banyak yang ragu karena usia mereka sudah tidak muda lagi, namun justru di situlah cerita indah tercipta. 

Dengan pengalaman dan kematangan permainan, ganda putra berjuluk The Daddies tersebut kembali menaklukkan dunia. Mereka sukses mengukir gelar Juara Dunia 2019 di Basel, All England 2019, hingga All England 2023. Mereka membuktikan bahwa usia hanyalah angka, dan semangat juanglah yang membawa kemenangan.

Kini, Mohammad Ahsan dikenang bukan hanya karena smash kerasnya atau kerja  samanya yang padu dengan Hendra, tetapi juga karena kisah kegigihannya.

Dari Palembang hingga menjadi juara dunia berkali-kali, ia adalah simbol bahwa kerja keras, konsistensi, dan keyakinan mampu melampaui batas usia dan keraguan.

Video Populer

Foto Populer