Babak Baru Karier Shesar Hiren Rhustavito: Masuk Hall of Fame PB Djarum, Kini Beradaptasi Jadi Pelatih

Shesar Hiren Rhustavito, Mohammad Ahsan — Shesar Hiren Rhustavito (kanan) dan Mohammad Ahsan mendapat penghargaan Hall of Fame PB Djarum, Selasa (9/9/2025). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)... Selengkapnya

Bola.com, Kudus - Mantan pebulutangkis tunggal putra, Shsar Hiren Rhustavito, mendapat penghargaan spesial di tengah-tengah Audisi Umum PB Djarum 2025. Dia dianugerahi masuk Hall of Fame PB Djarum bersama Mohammad Ahsan, Selasa (9/9/2025).

Penganugerahan ini merupakan bentuk apresiasi atas berbagai pencapaian gemilang yang berhasil mereka torehkan sepanjang karier sebagai atlet bulutangkis Indonesia.

Shesar Hiren Rustavito bergabung ke klub PB Djarum pada 2007. Ia pernah menjadi skuad Thomas Cup dan meraih Juara Thomas Cup 2020 dan 2021 (beregu putra), Runner-up Thomas Cup 2022 (beregu putra). Bagi Vito, sapaan akrabnya, momen ini adalah capaian berharga dan salah satu impian yang ingin dicapai sebagai atlet bulutangkis.

Sekadar diketahui, untuk menjadi Hall of Fame PB Djarum, terdapat tujuh prestasi yang di antaranya harus diraih oleh atlet, yaitu peringkat 1 dunia, juara dunia, juara Olimpiade, juara All England, juara Thomas Cup, juara Uber Cup, dan juara Sudirman Cup.

"Saya sangat bangga dan terharu bisa menerima penghargaan ini bersama para legenda lainnya. Masuk ke dalam Hall of Fame PB Djarum adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Ini adalah buah dari pengorbanan, keringat, dan dukungan dari banyak orang," kata pria yang akrab disapa Vito tersebut.

"Pastinya saya sangat bangga bisa berada di Hall of Fame di PB Djarum dan bisa bersama sama para legenda-legenda yang lainnya. Ya pastinya di situ juga banyak idola saya. Saya sangat berterima kasih pada PB Djarum yang selalu mendukung atlet-atletnya," imbuh Vito.

2 dari 3 halaman

Pesan buat Peserta Audisi Umum PB Djarum 2025

Shesar Hiren Rhustavito (kiri) dianugerahi penghargaan Hall of Fame PB Djarum dalam acara di GOR Djarum, Jati, Kudus, Selasa (9/9/2025). (PB Djarum)... Selengkapnya

Kini, Vito terlibat sebagai salah satu anggota tim pencari bakat Audisi Umum PB Djarum. Ini tahun pertamanya menjadi anggota tim pencari bakat.

Bagaimana pendapatnya tentang para peserta Audisi Umum PB Djarum 2025?

"Ini pertama kalinya saya mengikuti audisi umum. Tentunya ini pengalaman baru buat saya. Sayamasih perlu belajar banyak dari pelatih-pelatih yang sebelumnya," tutur Vito.

"Kalau lihat dari anak-anak yang ikut audisi, semangatnya bagus. Ini tentunya sangat bagus buat bulutangkis Indonesia. Kalau dari U-11 saja sudah bisa main bulu tangkis, itu sangat bagus buat ke depannya."

Vito juga menitipkan pesan kepada para peserta Audisi Umum PB Djarum 2025. Dia meminta para pemain tidak mudah menyerah.

"Jika yang sekarang belum keterima, mungkin bisa mencoba lagi. Bagi yang keterima nanti, saya berharap bisa meneruskan prestasi-prestasi senior-seniornya, di kancah nasional dan internasional," ujar Vito.

"Kalau melihat anak-anak yang ikut audisi rasanya flashback karena dulu saya ikut audisi tiga kali baru keterima. Jadi buat adik-adik yang kalah, jangan menyerah, karena masih ada kesempatan. Jadi perlu waktu untuk mengembangkan diri," imbuh Vito.

3 dari 3 halaman

Tantangan Menjadi Pelatih

Kini, Vito juga memulai babak baru dalam kariernya setelah gantung raket pada akhir 2024. Pria berusia 31 tahun tersebut kini menapaki karier menjadi pelatih di PB Djarum.

Dia bertugas menangi para pemain remaja dan taruna sektor tunggal putra di PB Djarum Jakarta, tepatnya U-17 dan U-19. Apa tantangan yang dihadapi Vito saat merintis menjadi pelatih?

"Saya diberi kesempatan oleh PB Djarum menjadi pelatih. Ya pastinya saya bangga sekali. Nah makanya saya langsung putuskan menerima tawaran itu untuk menjadi pelatih," ujar Vito.

Ia mengaky masih beradaptasi dengan tugas barunya. Vito merasa tantangan menjadi pelatih lebih rumit dibanding saat masih bermain.

"Kalau menjadi pelatih kan tugasnya membawa anak-anak, ya kan? Jadi kalau menjadi pemain kan hanya membawa diri sendiri. Kalau pelatih, anak usia remaja sampai taruna itu kan masing-masing orang beda. Nah itu yang lebih susah," tutur Vito.

"Cara kita membawa mereka di luar lapangan, di dalam lapangan itu beda. Jadi lebih rumitnya di situ. Satu orang ke satu orang lainnya kita harus mengatasinya kayak gimana. Itu lah yang bikin lebih rumitnya," imbuh dia.