Dukung Erick Thohir Jadi Menpora, Bos PSIS Semarang Ingatkan Tanggung Jawab Berat yang Menanti

Yoyok tak menampik soal pengalaman dan kemampuan Erick Thohir dalam membangun persepakbolaan nasional. Menurutnya, itu sudah terlihat selama Erick menjabat sebagai Ketua Umum PSSI.

Akan tetapi, sebagai Menpora, Erick bakal mengemban tugas yang lebih besar karena harus memperhatikan seluruh cabang olahraga (cabor) di Indonesia, termasuk pembinaan dan peningkatan prestasinya.

"Pak Erick sudah tahu betul jeroan sepak bola Indonesia. Dengan posisi sebagai Menpora, beliau bisa mengemas kebijakan yang baik, lebih berpihak pada sepak bola, tapi juga memberi kekuatan yang sama kepada cabor-cabor lain," ujar Yoyok.

"Ini penting untuk menjaga konsistensi pembinaan dan prestasi olahraga Indonesia ke depan," lanjut pria yang pernah menjabat sebagai anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI periode 2017-2022 tersebut.

Kini, setelah pelantikan tersebut, Erick Thohir rangkap jabatan yang rawan konflik kepentingan, sebagai Menpora dan Ketua PSSI yang notabene berada di bawah naungan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI.

Lantas, apakah Erick Thohir akan mundur dari Ketua Umum PSSI setelah diangkat menjadi Menpora? Pria berusia 55 tahun itu menyerahkan keputusannya kepada FIFA.

"Nanti kan ada prosesnya di FIFA, FIFA sebagai badan olahraga tertinggi di dunia nanti mereka yang akan menentukan. FIFA yang atur nanti semuanya. FIFA, saya tidak tahu, nanti FIFA bersurat. Semua aturan dari FIFA," kata Erick.

Sebelumnya, Erick Thohir terpilih menjadi Ketua PSSI pada Februari 2023 sebagai penerus Mochamad Iriawan. Periode kepemimpinannya baru selesai pada 2027.

Kasus yang mirip dengan Erick Thohir pernah terjadi pada 2023 ketika melibatkan Zainudin Amali, Wakil Ketua PSSI 2023-2027.

Sebelumnya, Amali adalah Menpora sejak 2019. Namun, pada awal 2023, ia justru ikut dalam bursa pemilihan Ketua, Wakil Ketua, dan Exco PSSI.

Politikus Partai Golkar itu terpilih sebagai Wakil Ketua PSSI bersama Ratu Tisha Destria. Dia lalu mundur dari Menpora dan diteruskan oleh Dito Ariotedjo.