Artem Dolgopyat, Atlet Gimnastik Asal Israel yang Ditolak Bertanding di Indonesia Curhat via Instagram

Bola.com, Jakarta - Kejuaraan Dunia Senam Artistik di Indonesia menuai sorotan tajam setelah pemerintah Indonesia menolak memberikan visa bagi atlet-atlet Israel yang akan berlaga. Penolakan itu mencakup juara dunia lantai bertahan, Artem Dolgopyat, yang dipastikan gagal tampil dalam ajang tersebut.

Langkah ini diambil menyusul sikap tegas Indonesia terhadap agresi militer Israel di Gaza. Pemerintah menegaskan bahwa keputusan itu merupakan bagian dari komitmen terhadap kemanusiaan dan dukungan bagi rakyat Palestina, yang hingga kini masih menjadi korban konflik berkepanjangan.

Keputusan Indonesia tersebut memicu reaksi keras dari Federasi Senam Israel (IGF), yang menyebutnya sebagai tindakan “memalukan” dan “mengancam integritas olahraga internasional”. IGF pun mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), namun permohonan itu ditolak pada Selasa (14/10).

Menurut laporan BBC Sport, banding lanjutan dari pihak Israel tidak akan sempat disidangkan sebelum turnamen resmi dimulai pada Minggu mendatang. Dengan demikian, para atlet Israel dipastikan absen dari kejuaraan yang bakal diikuti puluhan negara itu.

2 dari 3 halaman

Curhat di Instagram

View this post on Instagram

A post shared by Artem Dolgopyat (@dolgopyat_artem)

Dalam pernyataan resminya, IGF menilai keputusan Indonesia melanggar aturan internasional. “Tidak masuk akal jika sebuah negara dapat melarang partisipasi negara lain dalam Kejuaraan Dunia sementara badan olahraga dunia hanya diam,” tulis pernyataan IGF. “Keputusan ini meruntuhkan fondasi sportivitas dan menjadi pukulan moral bagi para atlet yang telah berjuang keras untuk momen ini.”

Sementara itu, Artem Dolgopyat, peraih medali perak Olimpiade dan juara Eropa dua kali, mengekspresikan kekecewaannya melalui unggahan di Instagram. Ia menilai keputusan ini bisa menjadi preseden buruk bagi masa depan olahraga dunia.

"Saya dibanjiri pesan sejak saat saya diberi tahu bahwa saya tidak akan berpartisipasi dalam Kejuaraan Dunia yang akan datang. Saya sangat terkejut dan sedih atas keputusan ini, terutama karena saya tidak diberikan kesempatan untuk mewakili negara saya dengan kehormatan dan mempertahankan gelar dunia saya, gelar yang saya raih pada 7 Oktober, salah satu hari tersulit yang pernah kita alami sebagai bangsa."

"Saya dan semua anggota tim berjanji akan terus bekerja keras setiap hari, untuk mengibarkan bendera Israel setinggi mungkin, dan terus mewakili negara kita dengan penuh kehormatan di masa depan."

3 dari 3 halaman

Bukan Kali Pertama Indonesia Menolak Israel

Spanduk satir untuk Gubernur Bali, I Wayan Koster — Sejumlah orang yang mengatasnamakan komunitas masyarakat peduli timnas Indonesia membentangkan spanduk sindiran terhadap Gubernur Bali, I Wayan Koster usai FIFA mencabut status tuan rumah Indonesia di Piala Dunia U-20 2023. (Liputan6/Kori Sofianty)

Indonesia sendiri, sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim, tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan dikenal memiliki kedekatan dengan Palestina. Sikap tersebut bukan pertama kalinya berdampak pada dunia olahraga. Pada 1962, Indonesia sempat menolak visa untuk atlet Israel di Asian Games dan kemudian dilarang tampil di Olimpiade 1964.

Kasus serupa juga terjadi pada 2023, ketika Indonesia dicabut haknya sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 setelah Gubernur Bali, Wayan Koster, menolak kehadiran tim Israel. Turnamen itu akhirnya dipindahkan ke Argentina, yang kemudian dimenangi Uruguay, sementara Israel finis di posisi ketiga.

Sejak pecahnya konflik Israel-Gaza, sejumlah negara telah menyerukan agar Israel mendapat sanksi olahraga internasional layaknya Rusia setelah invasi ke Ukraina. Menurut data otoritas kesehatan Palestina, lebih dari 67.000 orang telah tewas di Gaza sejak konflik dua tahun terakhir dimulai.

Pada September lalu, Komisi Penyelidikan PBB menyatakan bahwa Israel telah melakukan genosida terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, menambah ketegangan global terhadap isu kemanusiaan yang belum menemukan jalan damai.