Cedera Saat Latihan, Larasati Rengganis Gagal Tampil di Kejuaraan Dunia Gimnastik 2025

Bola.com, Jakarta - Debut penuh penuh harapan bagi tim senam putri Indonesia di panggung dunia akhirnya diwarnai kekecewaan. Meski dua atletnya, Alarice Mallica Prakoso dan Salsabilla Hadi Pamungkas, tampil dengan penuh semangat saat menjadi tuan rumah di Kejuaraan Dunia Gimnastik 2025 yang berlangsung 19–25 Oktober 2025 di Indonesia Arena, Jakarta, satu nama unggulan mereka tak bisa ambil bagian, Larasati Rengganis 

Dalam konferensi pers, manajer tim menyampaikan alasan di balik absennya Larasati dan bagaimana tim menghadapi situasi ini.

Indonesia menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya ajang seni tingkat dunia ini, mencetak rekor baru dengan keikutsertaan 86 negara. Venue yang digunakan, Indonesia Arena di kompleks Gelora Bung Karno, juga telah dipuji siap oleh pihak penyelenggara internasional.

Tim senam putri Indonesia terdiri dari Alarice Mallica Prakoso, Salsabilla Hadi Pamungkas, dan Larasati Rengganis. Pelatih mereka, Eva Novalina Butarbutar, di sesi pra‑kompetisi meminta agar para atlet menikmati pertandingan, melihat ajang sebagai kesempatan belajar dari level dunia.

Alarice dan Salsabilla tampil di babak kualifikasi All‑Around. Salsabilla mencatat total 44,432 poin, sedangkan Alarice meraih 44,266 poin. Mereka menempati posisi ke‑45 dan ke‑46 dan tak berhasil melaju ke final.

Meski Larasati sempat ditetapkan masuk tim dan mengikuti sesi latihan resmi menjelang kejuaraan. Namun kemudian ia harus absen dari kompetisi utama karena cedera yang terjadi saat sesi podium training, tepatnya pada alat palang bertingkat.

Manajer tim menyatakan bahwa keputusan untuk menarik Larasati adalah demi keselamatan dan pemulihan jangka panjang, meski sangat disayangkan karena menjadi bagian dari momen bersejarah tuan rumah. Mereka menegaskan bahwa absennya Larasati tak mengurangi semangat tim, namun realistis bahwa target utama adalah pengalaman dan persiapan untuk kompetisi berikutnya.

Absennya Larasati memberi peluang bagi Alarice dan Salsabilla untuk tampil tanpa beban tambahan, namun tetap tantangan besar karena harus membuktikan kesiapan di level dunia. Pelatih dan manajemen menyebut bahwa kejuaraan ini lebih dari sekadar hasil ini adalah tolok ukur pembinaan dan persiapan menuju event‑internasional berikutnya.