DKI Jakarta Kudeta Jawa Barat di PON Bela Diri 2025, Target Juara Umum Berbuah Manis

KONI DKI Jakarta memberikan keterangan pers seusai tim DKI Jakarta keluar sebagai juara umum pada PON Bela Diri Kudus 2025... Selengkapnya

Bola.com, Jakarta - Kontingen DKI Jakarta menutup ajang PON Bela Diri 2025 di Kudus dengan torehan gemilang. Setelah persaingan ketat sejak hari pertama, tim ibu kota akhirnya berhasil menyalip perolehan medali Jawa Barat pada fase akhir kompetisi dan keluar sebagai juara umum.

Keberhasilan ini menjadi hasil manis dari persiapan panjang selama satu tahun penuh sejak berakhirnya PON 2024. DKI Jakarta yang kala itu finis di posisi kedua langsung berbenah dan memulai pembinaan berkelanjutan di berbagai cabang bela diri.

Wakil Ketua Umum KONI DKI Jakarta, Fatchul Anas, mengakui capaian ini bukan datang secara kebetulan. Menurutnya, DKI memang sudah mencanangkan target juara umum jauh hari sebagai tolak ukur pembenahan pasca-PON 2024.

“Alhamdulillah kami sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk event PON Bela Diri 2025. Ini hasil dari proses panjang yang kami lakukan selama setahun,” ujar Fatchul Anas di Kudus.

2 dari 5 halaman

Persiapan Serius Sejak Pasca-PON 2024

PON Bela Diri Kudus 2025 — Tim PON DKI Jakarta cabor Wushu. (Dok. Djarum Foundation)... Selengkapnya

DKI Jakarta melakukan evaluasi besar-besaran usai finis di posisi kedua pada PON sebelumnya. Semua cabang olahraga (cabor) bela diri diperintahkan untuk melakukan latihan rutin dan pembinaan terukur agar dapat tampil optimal di Kudus.

“Pasca-PON 2024, kami langsung berbenah dan melakukan evaluasi kepada seluruh cabor untuk memperbaiki diri. Kami memang sudah mencanangkan untuk juara umum di PON Bela Diri ini,” lanjut Anas.

KONI DKI mengirim total 138 atlet dari berbagai cabang bela diri, dengan dukungan 45 pelatih. Untuk efisiensi, jumlah ofisial dibuat ramping agar fokus tertuju pada kebutuhan atlet. “Kami memang seefisien mungkin. CDM dengan staf, pimpinan datang bergantian, dan pengawasan dilakukan langsung oleh pimpinan,” kata Ketua Binpres KONI DKI Jakarta, Drs. Khaeroni, M.Pd.

3 dari 5 halaman

Kombinasi Lapis Pertama dan Kedua

DKI Jakarta tampil dengan kombinasi atlet lapis pertama dan lapis kedua. Strategi ini dinilai efektif untuk menjaga keseimbangan performa sekaligus memberikan jam terbang bagi atlet muda.

“Untuk PON Bela Diri, kami melakukan kombinasi. Ada lapis pertama dan lapis kedua, tetapi atlet yang memperkuat tim nasional tidak kami turunkan karena mereka fokus ke SEA Games,” ungkap Fatchul Anas.

Menurutnya, pendekatan ini tidak hanya soal hasil jangka pendek, tapi juga investasi menuju PON 2028. “Kami ingin memberikan pengalaman bertanding sebanyak mungkin kepada atlet muda agar mental dan kualitas mereka semakin matang,” katanya.

4 dari 5 halaman

Balas Tikungan Jawa Barat

Salah satu momen menarik terjadi pada dua hari terakhir kompetisi. DKI Jakarta berhasil menyalip perolehan medali Jawa Barat, yang sebelumnya memimpin klasemen sementara. Anas menyebut momen itu sebagai bentuk “balas tikungan” dari kejadian serupa di PON 2024.

“Alhamdulillah semuanya memang sudah direncanakan. Di PON kemarin kami ditikung di dua hari terakhir. Nah, di PON Bela Diri ini, kami yang menyalip di tikungan,” ucapnya sambil tersenyum.

Menurut Anas, cabor-cabor unggulan DKI memang dijadwalkan bertanding di pekan terakhir. Perhitungan tersebut terbukti jitu, karena DKI berhasil menutup PON Bela Diri 2025 dengan posisi puncak klasemen medali.

5 dari 5 halaman

Fokus pada Regenerasi Menuju PON 2028

Fatchul Anas menegaskan bahwa PON Bela Diri ini bukan sekadar ajang gengsi, tetapi juga bagian dari proses regenerasi atlet. “Tujuannya untuk pra-persiapan PON 2028. Para atlet sangat antusias dan ingin menampilkan prestasi terbaik agar bisa masuk skuad PON berikutnya,” katanya.

Ketika ditanya apakah kemenangan DKI dipengaruhi absennya beberapa atlet terbaik dari kontingen Jawa Barat, Anas menolak berkomentar jauh. “Saya tidak mau mencampuri urusan kontingen lain. Yang penting kami fokus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Siapapun lawannya, atlet kami harus fokus untuk menang,” tegasnya.

Keberhasilan ini sekaligus mempertegas posisi DKI Jakarta sebagai salah satu kekuatan utama olahraga bela diri di Indonesia. Dengan komposisi yang solid dan pembinaan berkelanjutan, DKI tampaknya siap menjaga dominasi hingga PON berikutnya.