Asian Youth Para Games 2025: saat Target Realistis Justru Memantik Tekad Atlet Indonesia

Dari sejumlah atlet yang berbincang dengan Bola.com di Solo, Jawa Tengah, mereka tidak terpengaruh dengan target medali yang dibidik NPC Indonesia. Mereka tetap ingin mengejutkan dengan memberikan yang terbaik dan tampil maksimal.

I Kadek Dwi Purwana Yasa, misalnya. Atlet yang turun di cabor para atletik ini mengusung target personal setinggi mungkin mengingat ia saat ini juga tergabung dalam pelatnas.

Turun di Asian Youth Para Games 2025 sekaligus menjadi tolok ukur buatnya sebelum bermain di ASEAN Para Games 2025, Januari mendatang.

Ia merasa telah mengantongi modal untuk bisa mengukir prestasi di Asian Youth Para Games 2025, satu di antaranya pengalaman bertanding di World Champ di India, beberapa waktu lalu.

Meski begitu, Kadek tetap mewaspadai pesaing saat bertanding nanti.

"China, Uzbekistan, dan Irak akan menjadi pesaing terkuat," kata Kadek, 17 tahun, yang turun di tiga nomor, yakni lempar cakram, lempar lembing, dan tolak peluru.

Pelajar kelas 12 SMK 9 Surakarta ini menganggap persiapannya sudah cukup. 

"Karena saya turun di tiga nomor, ya target saya, tiga emas-lah," ujar Kadek, penuh optimisme.

Hal senada disampaikan Imelda Tesya Ningrum, atlet tenis meja asal Ungaran, Jawa Tengah.

Kendati pengalaman internasional masih minim dan memang tidak diberikan target "berat" oleh sang pelatih, anak pertama dari dua bersaudara ini ingin memberikan kejutan.

"Ya pastinya saya ingin mendapat medali, meski itu tidak mudah," ucapnya.

Imelda, mahasiswa semester tiga Ilmu Keolahragaan Universitas Ngudi Waluyo, Ungaran, ini terbilang sosok tangguh. Ia tidak mudah menyerah, punya determinasi tinggi, serta keberanian yang dibutuhkan untuk menjadi atlet elite di masa mendatang.

"Sudah sampai tahap ini, tentu saya tak bisa setengah-setengah, harus terus melangkah ke depan. Apalagi saya mendapat dukungan penuh dari keluarga di rumah dan juga teman-teman," kata putri pasangan Wanto dan Jasmiyati ini.

Satu lagi atlet muda, yang percaya diri menyongsong persaingan di Asian Youth Para Games 2025. Dia adalah Delima Yunia Susanti, atlet angkat berat penyandang disabilitas tuna daksa yang baru berusia 15, tetapi nyalinya kuat.

Ia tak jeri dengan menanamkan keyakinan bahwa ia akan berhasil. Apalagi angkat berat menjadi cabor unggulan yang diharapkan mampu mempersembahkan medali emas.

"Saya tidak terbebani dengan hal itu. Saya justru termotivasi," ujar Delima.

Tak ada nada grogi dalam ucapannya pun sorot matanya. Padahal, atlet asal Jawa Barat itu berstatus debutan di ajang internasional. Delima mengaku Asian Youth Para Games 2025 adalah event internasional pertamanya.

"Doakan, semoga setelah ini saya makin berkembang dan bisa mengharumkan nama Indonesia," ucapnya.

Atlet lain yang berbincang dengan Bola.com adalah dua atlet para renang, yakni Komang Aditya Pradnyana, asal Bali, dan Zahra Nur Azizah asal Malang, Jawa Timur.

Meski tampak malu-malu, keduanya menyatakan kesiapannya berjuang semaksimal mungkin di Dubai.

"Kami sudah berlatih selama beberapa bulan terakhir dan tidak ada kendala," ungkap Zahra. 

"Tinggal besok dlihat bagaimana hasilnya. Saya akan berusaha yang terbaik," imbuhnya.

Atlet difabel Indonesia yang akan bertanding di Asia Youth Para Games 2025 itu menjadi gambaran sesungguhnya dari slogan event multicabor tahun ini, yakni "born to rise".

Mengutip dari situs resmi event, slogan tersebut mencerminkan semangat, tekad, dan ketahanan para atlet para muda di seluruh Asia.

Selamat bertanding atlet muda Indonesia, inilah saatnya terlahir untuk sukses!