Profil Masniari Wolf, Ratu Gaya Punggung Indonesia Berdarah Batak-Jerman Ukir Emas Ketiga Beruntun SEA Games 2025

Di balik pencapaian gemilangnya saat ini, Masniari Wolf memiliki perjalanan panjang yang ditempa sejak usia belia. Ia mengungkapkan dunia renang telah digelutinya sejak berusia 11 tahun, saat masih bermukim di Jerman.

Kala itu, Masniari mengawali karier renangnya di Wiesbaden sebelum berkembang hingga Frankfurt. Bagi perenang berdarah Batak dan Jerman ini, renang awalnya hanyalah aktivitas yang menyenangkan.

“Jadi saya sudah berenang hampir sepanjang hidup saya. Dulu, sebagai anak kecil, saya terus melakukannya karena ini menyenangkan,” ujar Masniari.

Keseriusannya mulai tumbuh ketika seorang pelatih dari tim dengan level lebih tinggi melihat potensinya dan mengajaknya berlatih lebih intens.

“Pelatih saya ingin saya bergabung di timnya dan berlatih empat kali dalam seminggu. Pada awalnya saya tidak ingin, karena saya hanya mau berenang satu kali seminggu. Namun, setelah beberapa bulan, saya akhirnya mencoba,” jelasnya.

Masniari sempat menekuni berbagai gaya renang. Butterfly, freestyle, hingga backstroke menjadi bagian dari proses pencarian jati dirinya sebagai atlet.

Perkembangannya terbilang pesat. Di usia yang masih sangat muda, ia mulai menunjukkan kecepatan menonjol, terutama saat turun di nomor gaya punggung.

“Di sana saya berkembang. Saya sudah memiliki kecepatan sejak usia 11 tahun. Saya pikir keputusan untuk berlatih lebih sering adalah keputusan yang tepat,” kata Masniari.

Ia bahkan sempat berniat mendalami gaya bebas. Namun, pandangan sang pelatih justru mengarahkan langkahnya ke jalur yang berbeda.

“Saya sempat ingin fokus di renang gaya bebas. Lalu pelatih menyarankan saya untuk belajar backstroke, karena saya memiliki kecepatan di gaya tersebut,” ucapnya.

Keputusan itu terbukti menjadi titik balik penting dalam perjalanan kariernya.

Nama Masniari Wolf mulai benar-benar diperhitungkan di pentas Asia Tenggara saat ia meraih emas pada SEA Games Vietnam 2021. Prestasi tersebut berlanjut di Kamboja 2023 dan kembali terulang di Thailand 2025.

Meski demikian, Masniari mengakui bahwa emas di Kamboja memiliki tempat khusus di hatinya.

“Saya pikir emas di Kamboja sangat berkesan. Saya benar-benar fokus untuk mengembangkan kemampuan menjelang SEA Games tersebut,” ungkapnya.

Menurut Masniari, proses latihan panjang dan evaluasi diri yang matang memberikan dampak besar terhadap hasil yang diraihnya.

“Rangkaian persiapan itu membuahkan hasil yang bagus. Di sana saya mencetak rekor dan mengalahkan kompetitor kuat. Tahun ini juga luar biasa, tetapi Kamboja memiliki tempat istimewa di hati saya dan sulit saya jelaskan,” tuturnya.

Usai SEA Games 2025, Masniari Wolf tak ingin larut dalam euforia. Ia mengaku langsung mengalihkan fokus pada target besar berikutnya, yakni Asian Games 2026 di Aichi–Nagoya, Jepang, serta Olimpiade Los Angeles 2028.

Dengan waktu persiapan yang masih panjang, Masniari telah menyiapkan program latihan intens untuk meningkatkan kondisi fisiknya.

“Setelah SEA Games ini, saya akan berenang dalam jarak yang cukup jauh, mungkin tujuh sampai delapan kilometer. Latihan itu akan saya lakukan dua kali sehari selama beberapa bulan ke depan,” jelasnya.

Ia berharap persiapan tersebut dapat berjalan maksimal demi membawa nama Indonesia semakin bersinar di level Asia dan dunia.

Di akhir pernyataannya, Masniari tak lupa menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan yang selama ini ia terima.

“Saya juga mengucapkan terima kasih atas perhatian dan dukungan dari pemerintah, Kemenpora, PB Akuatik, serta klub yang sejak awal membantu proses saya di Indonesia, JAQ Aquatics,” pungkas Masniari.