Sukses


Laporan dari Thailand: Ikhlas, Fokus, Juara! Kisah Emas Iqbal/Arista di SEA Games 2025

Kontingen Indonesia kembali menambah koleksi medali emas di SEA Games 2025 Thailand melalui cabang olahraga menembak.

Bola.com, Jakarta - Kontingen Indonesia kembali menambah koleksi medali emas di SEA Games 2025 Thailand melalui cabang olahraga menembak. Kali ini, prestasi gemilang dipersembahkan oleh duet M. Iqbal Raia Prabowo dan Arista Perdana Putri Darmoyo dari nomor Shooting 10 meter Air Pistol Mixed Team.

Tampil di tengah atmosfer pertandingan yang menegangkan, pasangan Merah Putih sukses mengatasi tekanan sejak babak kualifikasi hingga partai final. Konsistensi dan ketenangan menjadi kunci yang mengantar Iqbal dan Arista naik ke podium tertinggi.

Keberhasilan ini terasa semakin spesial karena diraih setelah melalui persaingan ketat dengan Vietnam, yang dikenal sebagai salah satu kekuatan utama menembak di kawasan Asia Tenggara. Dukungan suporter lawan yang memadati arena pun tak membuat fokus keduanya goyah.

Bagi Indonesia, medali emas ini menjadi bukti bahwa pembinaan atlet menembak terus menunjukkan hasil positif, terutama di nomor beregu campuran yang menuntut kekompakan, kontrol emosi, dan mental juara.

Laporan Langsung SEA Games 2025 Thailand
Muhammad Adi Yaksa dan Bagaskara Lazuardi
(Grafis by Bayu Setiadi)

Nikmati sajian liputan SEA Games 2025 di Bola.com langsung dari Thailand. Yuk merapat, klik tautan ini.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Kualifikasi Menegangkan, Final Jadi Penentuan

M. Iqbal Raia Prabowo mengakui perjuangan sejak babak kualifikasi tidak berjalan mudah. Ia dan Arista harus memastikan berada di posisi teratas demi membuka peluang merebut emas.

“Untuk kali ini, kualifikasi berjalan agak menegangkan karena kami harus mengamankan posisi satu sampai dua agar bisa mendapatkan emas atau perak. Alhamdulillah, di final kami masih bisa memaksimalkan itu dan akhirnya meraih emas,” ujar Iqbal.

Sementara itu, Arista menyebut performanya di kualifikasi justru berada di luar dugaan. Ia merasa tampil lebih maksimal dibandingkan biasanya, terutama dalam nomor mixed team.

“Di kualifikasi ini benar-benar di luar dugaan saya, karena biasanya saya tidak sebagus ini. Alhamdulillah di SEA Games ini, untuk mixed team saya bisa maksimal sekali. Di final, perjuangannya sangat luar biasa karena saya bisa mengendalikan diri dan mengontrol emosi untuk membawa medali emas ini,” tutur Arista.

 

3 dari 6 halaman

Tak Menyangka Bisa Raih Emas

Meski tampil gemilang, baik Iqbal maupun Arista mengaku tidak terlalu memasang ekspektasi tinggi sebelum pertandingan. Keduanya memilih tampil lepas dengan prinsip memberikan yang terbaik.

“Saya tidak terlalu menyangka. Kami menjalani pertandingan dengan nothing to lose. Mau dapat apa pun, yang penting memberikan yang terbaik,” kata Iqbal.

Arista pun mengungkapkan perasaan serupa, terlebih lawan yang dihadapi adalah Vietnam, yang sebelumnya mengalahkannya di nomor individu.

“Sejujurnya saya juga tidak menyangka, karena Vietnam itu kuat. Di individu kemarin saya kalah dari Vietnam. Tapi hari ini saya lebih ikhlas menghadapi mereka dan berserah diri kepada Allah. Alhamdulillah, emas akhirnya ada di tangan kami berdua,” ucap Arista.

 

4 dari 6 halaman

Lawan Terberat Bukan Suporter, tapi Diri Sendiri

Sorakan suporter Vietnam yang mendominasi arena tak menjadi penghalang bagi konsentrasi duet Indonesia. Iqbal mengungkapkan strategi sederhana namun efektif untuk meredam distraksi.

“Saya pakai earplug untuk mengurangi gemuruh. Kami juga sudah terbiasa latihan dengan kondisi seperti ini di Jakarta. Kami tidak menganggap gemuruh sebagai distraksi, tapi sebagai dukungan,” jelas Iqbal.

Arista menambahkan bahwa pengalaman latihan di Jakarta justru terasa lebih menantang dibandingkan suasana final SEA Games.

“Latihan final di Senayan itu suporternya malah lebih ramai, bahkan ada yang pakai angklung. Jadi di sini saya bisa meng-handle semuanya. Lawan yang sebenarnya itu diri kita sendiri, bukan suporter. Menurut saya, suporter itu hanya bentuk dukungan,” ujar Arista.

 

5 dari 6 halaman

Dipersembahkan untuk Indonesia dan Keluarga

Medali emas ini dipersembahkan Iqbal untuk banyak pihak yang telah berperan besar dalam perjalanannya sebagai atlet.

“Terima kasih PB Perbakin yang sudah men-support kami, tim ofisial, tim fisik, tim psikologi, orang tua, coach, dan semua yang terlibat. Tanpa mereka, ini tidak mungkin tercapai,” ucap Iqbal.

Arista juga menyampaikan rasa syukur dan terima kasih mendalam kepada Indonesia, keluarga, dan para pelatih yang selalu mendampinginya di saat sulit.

“Saya persembahkan medali ini untuk Indonesia, PB Perbakin, ofisial, kedua orang tua saya, keluarga, dan terutama pelatih saya, coach Abdul, yang selalu mendukung saya dalam kondisi apa pun,” kata Arista.

 

6 dari 6 halaman

Bonus Belum Jadi Prioritas

Terkait bonus fantastis yang dikabarkan mencapai Rp1 hingga Rp2 miliar, baik Iqbal maupun Arista mengaku belum memikirkan rencana khusus.

“Belum kepikiran,” singkat Iqbal.

Arista pun memilih bersikap santai. “Untuk sekarang ditabung dulu. Belum ada kepikiran mau dipakai apa,” ujarnya sambil tersenyum.

Video Populer

Foto Populer