Xabi Alonso: Dari Maestro Lapangan Hijau ke Pelatih Masa Depan Real Madrid

Pada Agustus 2009, Alonso kembali ke tanah kelahirannya dengan status bintang Real Madrid. Di Bernabéu, ia mengenakan nomor 22 dan kemudian nomor 14, menjadi jangkar lini tengah Los Blancos. Dengan sentuhan elegan dan visi permainan yang luar biasa, Alonso membantu Madrid mencatat rekor poin tertinggi di La Liga pada musim pertamanya dan meraih gelar Copa del Rey serta gelar La Liga pertamanya pada musim-musim berikutnya.

Jose Mourinho, yang pernah menjadi pelatihnya, menggambarkan Alonso sebagai “seperti metronom, pemain ala Xavi Hernandez. Saya yakin setelah pensiun, dia akan menjadi pelatih hebat. Dia sudah seperti pelatih saat masih bermain”.

Alonso pun mengukir dua gelar Champions League bersama Madrid, meski harus melewatkan final 2014 akibat akumulasi kartu kuning, ia tetap menjadi bagian penting dari era kejayaan tersebut.

Setelah gantung sepatu, Alonso tak langsung meninggalkan dunia sepak bola. Ia memilih jalur kepelatihan dan memulai kariernya di akademi Real Sociedad sebelum akhirnya dipercaya menangani Bayer Leverkusen.

Di klub Jerman ini, Alonso menunjukkan bakat luar biasa sebagai pelatih muda. Musim terakhirnya di Leverkusen mencatat sejarah dengan membawa tim meraih gelar Bundesliga tanpa terkalahkan, sebuah prestasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di sepak bola Jerman modern. Leverkusen juga mencatat rekor 51 pertandingan tanpa kekalahan di semua kompetisi, rekor terpanjang di Eropa sejak era UEFA dimulai.

Kini, Alonso bersiap kembali ke Real Madrid, bukan sebagai pemain, melainkan sebagai arsitek utama di pinggir lapangan. Dengan kontrak tiga tahun, ia akan memimpin Los Blancos mulai dari FIFA Club World Cup musim panas ini. Keputusan klub ini menggantikan Carlo Ancelotti yang akan fokus ke tim nasional Brasil, disambut antusias oleh banyak pihak. Fabrizio Romano mengabarkan bahwa kesepakatan sudah final dan Alonso siap membawa Real Madrid ke era baru penuh harapan.

Legenda dan rekan-rekan sejawat pun memberikan pujian untuk Alonso. Pep Guardiola menyatakan, “Jika kami merekrutnya untuk mengejar lawan, kami harus melupakan itu. Kami merekrutnya untuk menguasai permainan. Begitu Xabi menguasai bola, dia adalah yang terbaik”. Kata-kata ini mengingatkan kita bahwa Alonso bukan hanya pemain hebat, tapi juga pemikir sejati yang akan membawa filosofi sepak bola elegan ke Real Madrid.

Xabi Alonso adalah figur yang melampaui batas sebagai pemain dan kini siap menorehkan babak baru sebagai pelatih Real Madrid. Dari Anfield yang magis, Bernabéu yang megah, hingga BayArena yang penuh tantangan, perjalanan Alonso adalah kisah tentang kecerdasan, ketenangan, dan ambisi yang tak pernah padam. Kini, saatnya bagi sang maestro untuk menuliskan simfoni baru di panggung terbesar sepak bola dunia, membawa Real Madrid ke puncak kejayaan yang baru.

“Xabi Alonso adalah pemain kelas dunia. Saya bertanya-tanya apakah orang-orang di Real Madrid pernah bertanya pada diri mereka sendiri apakah melepasnya adalah keputusan yang tepat.” – Jürgen Klopp

Perjalanan Alonso belum usai. Kini, ia siap mengukir sejarah baru sebagai pelatih, dengan segala pengalaman dan kebijaksanaan yang telah ia kumpulkan selama bertahun-tahun. Here we go, Xabi. Bernabéu menantimu.

Sumber: Berbagai sumber