Sukses


Saatnya Trent Alexander-Arnold Menyelamatkan Real Madrid?

Dengan "krisis" di lini lini belakang, ekspektasi Real Madrid terhadap Trent Alexander-Arnold kian besar.

Bola.com, Jakarta - Kemilau masa lalu bersama Liverpool tak lagi cukup untuk menjaga posisi Trent Alexander-Arnold di mata Xabi Alonso maupun para Madridista.

Bek asal Inggris itu kini dituntut memenuhi ekspektasi besar yang melekat pada lambang baru di dadanya, tepat ketika Real Madrid berada dalam situasi penuh ketidakpastian.

Di Madrid, pembicaraan soal krisis sudah seperti bagian dari keseharian. Dua hasil buruk beruntun? Disebut krisis. Daftar cedera menumpuk? Disebut krisis. Rekrutan musim panas tak sesuai harapan? Tetap krisis.

Siklus itu terulang setiap musim, tak peduli posisi Los Blancos di klasemen La Liga. Bahkan ketika sebuah musim berakhir dengan gelar, narasinya kerap dibingkai melalui krisis apa yang berhasil mereka lampaui.

Sebagian pemain bisa langsung beradaptasi dengan tekanan dan ekspektasi besar di klub sebesar Real Madrid, contoh paling nyata adalah musim perdana Jude Bellingham. Namun, bagi pemain seperti Alexander-Arnold, prosesnya tak secepat itu.

Masalahnya, kesabaran bukan kualitas utama para Madridista, terlebih terhadap pemain bergengsi seperti dirinya.

Apalagi ketika badai cedera kembali datang, yang bagi publik Madrid berarti satu krisis lagi, ruang toleransi yang semula mungkin diberikan langsung tersapu habis.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Krisis Cedera Lini Belakang

Los Blancos sebenarnya mengira masalah cedera panjang musim lalu sudah tuntas ketika bursa transfer ditutup. Mereka menambah tiga bek baru, yakni Alexander-Arnold, Dean Huijsen, serta Álvaro Carreras, dan menyambut kembalinya Dani Carvajal serta Eder Militão dari cedera ACL.

Namun, baru empat bulan Alonso memimpin tim, ia kembali kekurangan bek. Antonio Rudiger dan Carvajal, yang sudah absen lama, kini ditemani Huijsen dan Militao yang pulang dari jeda internasional dengan masalah kebugaran.

Tiga pemain darurat yang sempat dipasang sebagai bek, Federico Valverde, Aurelien Tchouameni, dan Eduardo Camavinga, juga mengalami kendala fisik dan diragukan tampil saat liga kembali berjalan.

Alhasil, Alonso hanya benar-benar memiliki Carreras, Raul Asencio, dan Alexander-Arnold sebagai bek fit. David Alaba dan Ferland Mendy secara teknis tersedia, tetapi belum sekali pun turun setelah masa pemulihan terakhir mereka.

3 dari 4 halaman

Tekanan Kian Berat

Dengan stok pemain yang begitu terbatas, tekanan terhadap Alexander-Arnold dipastikan makin menyesakkan. Ia bukan hanya diminta menghidupkan kembali serangan Madrid yang sedang stagnan, tetapi juga mengemban tanggung jawab defensif jauh lebih besar.

Biasanya, aspek pertahanan itulah yang paling sering menimbulkan masalah bagi Alexander-Arnold.

Kritik atas performanya di area sendiri mengikuti perjalanan kariernya, dan kini kembali muncul di Madrid setelah ia beberapa kali terekspos di Piala Dunia Antarklub 2025 maupun debut La Liga.

Yang membuat situasinya lebih rumit, kontribusinya dalam serangan Madrid juga belum terlihat. Kemampuannya dalam bola mati dan akurasi umpan dari sisi kanan, ciri khasnya di Liverpool, nyaris tak muncul sejak mengenakan kostum putih.

Dari 12 penampilan bersama Real Madrid, ia baru mengukir satu assist tanpa gol. Cedera hamstring yang membuatnya absen hampir dua bulan memang menghambat proses adaptasinya, tetapi tanda-tanda peringatan sudah terlihat di kedua sisi permainan.

Dan tanpa kehadiran bek-bek bintang atau start sensasional Kylian Mbappe yang bisa menutupi kekurangan tim, sorotan itu akan makin tajam.

4 dari 4 halaman

Harus Menjadi Jawaban Madrid

Kini Alexander-Arnold harus menjadi pemimpin baru di lini belakang Alonso, mengawal barisan pemain muda yang masih minim pengalaman dan banyak di antaranya bersifat darurat.

Real Madrid membutuhkan versi terbaik dari bek kanan yang dulu mengantarkan Liverpool meraih Liga Champions dan Premier League.

Tugas itu memang berat, terlebih setelah masa absen yang cukup panjang. Namun, waktu untuk beradaptasi sudah habis. Barcelona hanya berjarak tiga poin dari pemuncak klasemen Eropa 15 kali itu sehingga satu kesalahan saja bisa membuat Madrid kehilangan posisi teratas La Liga.

Alexander-Arnold mengakui alasan hijrahnya dari Merseyside ke Madrid: ia mencari tantangan baru, peluang menjadi bagian dari garis panjang legenda yang pernah mengenakan seragam putih.

Impian itu hanya bisa terwujud jika ia tampil ketika Madrid sangat membutuhkannya.

Mungkin kelak momen penting itu datang di El Clasico atau fase gugur Liga Champions. Namun, untuk saat ini, kesempatan itu justru hadir dalam pertandingan melawan Elche, lalu Olympiacos, Girona, dan Athletic Club.

lantaran satu-satunya cara bagi Alexander-Arnold membangun warisan yang layak bagi Real Madrid adalah tampil setiap pekan, terutama ketika tak ada pilihan lain bagi klub.

 

Sumber: SI

Video Populer

Foto Populer