Real Madrid Alami Kemunduran Bersama Xabi Alonso: Kegagalan Merekrut Martin Zubimendi Dinilai Jadi Pemicu

Kitromilides menegaskan masalah Real Madrid bukan sekadar performa buruk sesaat, tetapi struktur permainan yang tidak seimbang.

Ia menyebut bahwa Los Blancos tidak memiliki sosok gelandang pengatur tempo di posisi deep-lying playmaker, peran yang secara natural dikuasai Zubimendi.

“Tidak ada pemain di posisi itu, tidak ada yang bisa melakukan tugas tersebut,” ujar Kitromilides.

Hal ini membuat Madrid kesulitan mempertahankan kontrol pertandingan, terlebih di laga-laga besar seperti melawan Manchester City.

Sementara itu, Zubimendi justru tampil impresif di Arsenal. Sejak tiba di London, ia menjadi bagian inti tim dengan 20 starter dari 23 pertandingan, mencetak dua gol dan tiga assist.

Paling krusial, stabilitas defensif yang ia berikan membuat Declan Rice dapat tampil lebih ofensif, sesuatu yang menyoroti betapa besar nilai yang bisa ia bawa ke Madrid seandainya transfer itu terjadi.

Dengan Madrid kini terpuruk di peringkat ketujuh dalam format Liga Champions 36 tim dan performa tidak meyakinkan di LaLiga, Alonso berada di ujung tanduk.

Sorakan dari para pendukung di Bernabéu setelah kekalahan dari City memperlihatkan meningkatnya ketidakpuasan publik.

Ketika ditanya apakah Xabi Alonso bisa dipecat sebelum Natal, Kitromilides menjawab bahwa hal tersebut sangat mungkin terjadi. Menurutnya, nasib Alonso kini ditentukan laga demi laga.

Jika Madrid kalah dari Alaves akhir pekan ini, peluang pemecatan sangat besar. Jika imbang, Alonso tetap bisa terancam. Jika menang tipis dengan permainan buruk, ia hanya akan mendapat “penangguhan eksekusi” sampai laga berikutnya.

Dengan jadwal menghadapi Alaves di La Liga dan Talavera di Copa del Rey minggu depan, Xabi Alonso membutuhkan respons cepat dan kemenangan meyakinkan untuk mempertahankan posisinya di kursi pelatih Real Madrid.

Sumber: talkSPORT