Sukses


    3 Pesepak Bola Asli Betawi di Persija Jakarta

    Bola.com, Jakarta - Persija Jakarta tidak pernah kekurangan pemain dengan talenta menawan yang asli Betawi. Di tim Macan Kemayoran, sejarah putra asli Jakarta atau yang akrab disebut Betawi juga cukup panjang.

    Dari Sutan Harhara yang berasal dari Glodok, Sofyan Hadi yang merupakan keturunan Betawi Harmoni sampai kakak beradik Sumirta dan Suhanta dari Petamburan. Ketiganya menjadi bukti anak Jakarta juga bisa menjadi pemain andalan di skuat tim ibu kota.

    Pada era 1980-an, anak Betawi macam Baduy Nurhasan boleh dibilang cukup menjanjikan di Persija. Generasi 1990-an juga mengenal nama kakak adik Surya Lesmana dan Andrian Mardiansyah sebagai pemain asli Betawi dari Sumur Batu, Kemayoran yang juga menjadi senjata di lini tengah.

    Sedangkan generasi milenium Persija juga tak sepi dari anak Betawi. Mulky Alifa Hakim merupakan pemain yang asli Betawi. Pemain yang besar dari Gang Bacang, Rawasari, Jakarta Pusat itu menjelma menjadi pemain yang diandalkan pelatih Sergi Dubrovin. Gol yang ia cetak ke gawang Pelita Krakatau Steel tahun 2004, berhasil menempatkan namanya di skuat inti Persija.

    Saat ini, pemain asli Betawi juga menjadi bintang Persija. Amarzukih dan Andritany menjadi simbol anak Betawi yang kini bersinar di Persija. Keduanya merupakan langganan masuk skuat inti selama beberapa tahun terakhir. Selain Andritany dan Amarzukih, juga masih ada nama striker berpengalaman, Rachmat Affandi.

    Berikut profil singkat ketiga pemain berdarah Betawi yang dirangkum bola.com:

    2 dari 4 halaman

    1

    1. Amarzukih

    Pemain bertubuh kurus ini salah satu simbol pemain berdarah Betawi di Persija. Amarzukih yang lahir di Jakarta pada 21 Juni 1984 merupakan pemain andalan Macan Kemayoran di lini tengah. Gaya bermainnya yang tenang dan kemampuan bermain di berbagai posisi membuat Amarzukih selalu menjadi pemain kesayangan pelatih yang menukangi Persija.

    Pemain yang bergabung dengan Persija tahun 2010 besar di lingkungan sepak bola Jakarta. Sebelum membela Persija, gelandang berambut ikal merupakan salah satu pemain penting di Persitara Jakarta Utara. Di tim berjuluk ‘Si Pitung’, ia lebih banyak ditempatkan sebagai bek sayap.

    Seperti kebanyakan anak Betawi lainnya, istilah betah di kampung sendiri juga melekat pada pria yang akrab disapa Zukih ini. Terbukti, sejak menjadi pemain profesional, ia baru memperkuat dua klub asal Jakarta, Persitara dan Persija. Ia sempat lima tahun di Persitara dan kini memasuki musim keenamnya di Persija.

    Di era Paulo Camargo, Zukih merupakan pemain yang menjembatani keinginan pelatih asal Brasil itu di lapangan. Kemampuannya dalam menjaga kestabilan di lini tengah membuatnya selalu jadi pilihan Camargo. Duetnya dengan Rafael do Santos Lima di lini tengah juga perlahan-lahan sudah mulai padu. 

    3 dari 4 halaman

    2

    2. Rachmat Affandi

    Rachmat Affandi lahir di Jakarta pada 5 April 1984. Pemain yang akrab disapa Fandi ini lahir dari keluarga Betawi yang kental. Fandi juga mengawali karir sepak bolanya melalui Persija U-18 di tahun 2001.

    Namun, meski melalui level junior di Persija, Fandi tak langsung serta merta masuk ke tim senior. Saat itu Macan Kemayoran tidak ramah dengan pemain muda asal Jakarta karena target juara menyebabkan Sutiyoso sebagai pembina tim memilih untuk mendatangkan pemain dari daerah lain yang berstatus bintang.

    Fandi pun merantau ke berbagai klub di Indonesia. Bahkan, ia sempat bergabung dengan rival Persija, Persib Bandung. Mantan pemain Barito Putera ini juga sempat mengalami keterpurukan karier karena mengalami patah kaki saat membela Pelita Krakatau Steel.

    Namun, Fandi perlahan bangkit dari cedera dan berhasil menunjukkan kelasnya kembali. Setelah itu, ia butuh waktu sepuluh tahun untuk pulang kampung ke Persija. Ia kembali ke Persija pada musim 2011 yang memang saat itu membutuhkan seorang pemain dengan posisi penyerang.

    Fandi merupakan pemain asli Betawi dari Kebon Jeruk yang perannya cukup diandalkan juara Liga Indonesia tahun 2001 itu. Musim berganti, nama Fandi tetap abadi di Persija. Bahkan, paman dari mantan pemain Persija, Fahreza Agamal ini menjadi tumpuan lini depan bersama pemain muda, Aldy Al Achya.

    Fandi juga menjadi pemain yang menciptakan sejarah bagi Persija. Ia adalah pencetak gol tunggal Persija di Stadion Mandala, Jayapura yang merupakan kandang dari Persipura Jayapura. Gol Fandi di musim 2012 membuat Persija menang pertama kalinya di tanah Papua.

    4 dari 4 halaman

    3

    3. Andritany Ardhiyasa

    Penjaga gawang andalan Persija ini lahir di Jakarta 26 Desember 1991. Sejak kecil Andritany lekat dengan SSB Jayakarta yang kerap berlatih di Lapangan Ragunan Atas, Jakarta.

    Pemain yang akrab disapa Bagol itu, tak serta-merta langsung masuk tim senior Persija. Ia harus merangkak dari tim Diklat Ragunan sebelum akhirnya menjadi bagian dari Sriwijaya FC U-21. Pemuda asi Betawi ini bahkan pernah membela tim Persib Bandung U-18 di ajang Piala Suratin tahun 2006.

    Kiprah Bagol di Persija juga tak bisa dibilang mulus. Sebagai penjaga gawang ia memulai kariernya di Macan Kemayoran sebagai pilihan ketiga pelatih Persija saat itu, Rahmad Darmawan. Namun pelan tapi pasti, mantan pemain timnas U-23 mampu merebut tempat utama setelah, Galih Sudaryono kerap melakukan blunder.

    Sejak saat itulah pemain Betawi Ragunan tersebut menjadi andalan Macan Kemayoran di bawah mistar gawang. Refleks bagus dan penempatan posisi yang oke membuat Bagol selalu menjadi andalan Persija di pos penjag gawang. Hingga kini, posisi benteng terakhir pertahanan Persija dijaga oleh centeng Betawi asli yang ada di dalam diri Andritany.

     

    Video Populer

    Foto Populer