Eksklusif Evan Dimas: Pesan Pacar, Insomnia, Salat di Spanyol

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 02 Feb 2016, 08:00 WIB
Evan Dimas, amat bersemangat mengikuti program latihan di Espanyol B. (Bola.com/Reza Khomaini)

Bola.com, Surabaya - Menjelang keberangkatan ke Spanyol tak tampak ketegangan pada wajah bintang muda Indonesia, Evan Dimas Darmono. Pemain kelahiran Surabaya, 13 Maret 1995 itu bahkan terkesan santai. Ia juga baru mengepak barang-barang bawaannya pada Senin (1/2/2016) malam.

Advertisement

Bepergian ke Spanyol memang bukan yang pertama bagi jebolan SSB Mitra Surabaya Ini. Sebelumnya, ia sudah dua kali menginjakkan kakinya di Negeri Matador. Namun bukan karena itu ia bisa serileks ini sebelum meninggalkan keluarga dan sanak saudaranya dalam waktu yang relatif lama, empat bulan.

Ada beberapa hal yang membuat Evan kali ini jauh lebih tenang. Apa saja yang membuat Evan seperti ini, berikut penuturannya pada bola.com:

Sehari lagi Anda berangkat ke Spanyol, bagaimana perasaannya?

Biasa-biasa saja karena masa-masa menegangkan sudah terlewati. Sekarang saya sudah tenang, karena saya merasa persiapan yang telah saya lakukan sudah maksimal.

Evan Dimas dan kekasih, Ishardianti Rahma (kiri) dan ibu kandung Evan, Ana (kanan). (Bola.com/Zaidan Nazarul)

Apa yang membuat Anda sempat tegang?

Rencana awal dimana saya harus berangkat ke Spanyol sendirian. Tapi setelah saya diperbolehkan membawa teman, semua jadi lebih rileks. Selain itu, penjadwalan semula yang sangat mepet. Kalau jadi berangkat pada 12 Januari lalu, saya mungkin tidak siap karena saya tidak punya cukup waktu untuk latihan.

Selain itu, saya juga belum menyiapkan mental untuk bepergian lama. Sebab, meski ini yang kali ketiga saya ke Spanyol, durasi saya tinggal di sana yang membuat saya waktu itu kurang siap.

Menurut Anda, apa yang harus dipersiapkan paling maksimal?

Persiapan mental yang paling utama. Berada di Eropa dalam waktu yang cukup lama adalah pengalaman pertama bagi saya. Karena itu, mental adalah yang harus paling disiapkan.

Evan Dimas, ceria sehari jelang keberangkatan ke Spanyol. (Bola.com/Zaidan Nazarul).

Lantas apa saja yang Anda bawa?

Semua perlengkapan sepak bola dan salat, pakaian, dan beberapa barang lainnya. Namun yang paling penting adalah perlengkapan salat. Karena di Spanyol pasti sulit mencari perlengkapan salat, kalau yang lain ada banyak di sana.

Bagaimana rasanya meninggalkan keluarga dalam waktu yang lama?

Pasti kangen, tapi saya sudah siapkan cara untuk mengatasinya, yakni video call dengan orang tua, pacar atau adik, sebab dengan begitu, kami bisa tahu persis kondisi mereka. Saya juga bawa rekaman aktivitas kami selama di Surabaya akhir-akhir ini. Video itu yang akan mengobati kerinduan saya pada mereka.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Apa pesan orangtua pada Anda sebelum berangkat?

Ibu hanya pesan jangan pernah tinggalkan salat. Dimana pun saya berada, ibadah harus tetap yang utama. Saya ingat-ingat betul pesan ibu.

Kalau ayah hanya minta saya jaga diri dan pintar-pintar mengatur waktu, serta istirahat yang cukup, karena ayah tahu saya insomnia.

Apa pesan pacar Anda?    

Dia hanya bilang, hati-hati dan rindukan dia selalu (tertawa)

Kondisi fisik Anda saat ini bagaimana?

Sangat baik. Saya merasa sangat siap menjalani program di Espanyol B. Semoga saya tidak kesulitan beradaptasi dengan cuaca dan perbedaan kondisi alam di sana.

Apakah Anda juga siap bersaing dengan pemain Eropa yang berpostur tinggi-besar?

Saya sangat siap. Meski ukuran postur saya kecil, saya percaya ada kelebihan lain yang bisa membuat saya tak kalah dari mereka, terutama skill individu.

Soal bahasa, apakah Anda sudah punya banyak perbendaharaan kata?

Labbola menganalisis penampilan Evan Dimas di bawah pelatih Indra Sjafri, Aji Santoso, dan Ibnu Grahan (Labbola).

Sudah, saya terus berkomunikasi dengan Justin Stephen (pemain muda Surabaya United yang pernah merumput bersama Valencia Junior). Dia mengajarkan banyak kata maupun kalimat pada saya. Saya yakin itu akan membantu saya berkomunikasi dengan orang-orang di sana.

Apa saja hiburan yang Anda siapkan selama di sana?

Ada gim sepak bola di komputer saya yang bisa dimainkan dua orang. Juga ada music box dan beberapa lainnya.

Apa ambisi Anda pribadi?

Saya ingin menjalani program ini sebaik mungkin, dan semoga bisa memikat hati pelatih. Sehingga saya mendapatkan kontrak permanen di klub itu.

Sudahkah Anda mengantisipasi jika ternyata gagal?

Sudah. Bagi saya yang terpenting menjalani semuanya dengan totalitas. Berupaya memberikan yang terbaik saat di Espanyol B. Jadi kalau tetap gagal, berarti belum rezeki saya. Saya telah siapkan mental supaya tidak kecewa.

 

Berita Terkait