Aksi Aneh Pochettino Membuat Tottenham Gemilang Musim Ini

Manajer Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino memiliki terobosan yang membuat timnya unggul atas Arsenal, Manchester City sampai Chelsea.

BolaCom | Nurfahmi BudiDiterbitkan 22 Februari 2016, 12:46 WIB
Rangkaian data statistik Mauricio Pochettino saat menukangi Tottenham Hotspur, baik sejak 2014 maupun pada musim 2015-2016.

Bola.com, Jakarta - Setelah Leicester City membuat kaget pecinta Premier League, giliran Tottenham Hotspur menuai perhatian publik. Tim berjuluk The Lilywhites tersebut bercokol di peringkat dua klasemen sementara Premiership 2015-2016, berselisih dua angka dari The Foxes, yang duduk di peringkat teratas dengan koleksi 53 poin.

Secara tim, apa yang digapai Tottenham mengejutkan banyak orang, termasuk fans mereka sendiri. Tanpa dinyana, pasukan White Hart Lane mampu menerobos kepungan tim-tim asal London lain, seperti Arsenal, West Ham United, Cyrstal Palace, sampai sang juara bertahan, Chelsea. Bukan hal instan ketika Hotspur mampu menuai hasil seperti sekarang.

Satu yang dianggap menjadi kunci adalah konsistensi dan keberanian mereka melawan tekanan. Memang, Tottenham baru saja tersingkir dari arena Piala FA, setelah terjungkal kontra Crystal Palace dengan skor 0-1, Senin (22/2/2016) dini hari WIB. Namun, secara permainan tak ada yang berubah.

Advertisement

Kekalahan tersebut cukup mengejutkan, tapi dianggap bukan masalah besar asalkan bisa masuk ke Liga Champions musim depan dengan status jawara Premier League. Arah ke sana tak tertutup, meski tekanan dari Arsenal dan Manchester City tak akan mereda. Tapi justru karena tekanan pula, skuat Mauricio Pochettino memiliki banyak cara untuk berkelit.

Selain beberapa individu pemain, kalangan media di Inggris, seperti Daily Mail dan BBC, menganggap, apa yang dirasakan fans Tottenham Hotspur saat ini berkat aksi dan keputusan cenderung aneh dari sang Manajer, Mauricio Pochettino

Pemilik nama lengkap Mauricio Roberto Pochettino Trossero tersebut datang pada awal musi 2014-2015 dengan sederet masalah. Sepanjang musim lalu menjadi ujian hebat eks pemain Espanyol dan Paris Saint-Germain (PSG) tersebut. Ia harus mengurus perdebatan transfer, sampai berseteru dengan pemilik klub.

Semua memiliki konsekuensi, dan kini kerja keras Pochettino mulai mendapatkan bayaran setimpal. Seolah tak lekang dengan keputusan aneh, sang bos juga melakukan keputusan tak masuk akal pada jendela transfer musim dingin 2016.

Secara tak terduga ia justru melepas satu pemain bintang, Andros Townsend ke Newcastle United, dengan pemasukan ke kas sebesar 12 juta pounds atau sekitar Rp 240 miliar. Insting pria berkebangsaan Cile tersebut benar. Di klub barunya, Townsend juga tak berdaya.

Insting di luar lapangan itu pula yang membuat manajemen kagum terhadpa sepak terjang Pochettino. Setidak dari sisi arus keluar masuk kas klub, beberapa keputusan sang arsitek mampu memberi benefit alias margin keuntungan besar.

Data statistik yang diolah Bola.com dari Transfermarkt dan Opta, sejak musim panas 2014, keputusan terkait transfer ala Pochettino mampu mendatangkan keuntungan bersih sebesar 17,6 juta pounds atau nyaris Rp 35 miliar

Reaksi Manajer Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino saat mendampingi timnya bersua Fiorentina pada Leg 1 Babak 32 Besar Liga Europa, di Stadion Artemio Franchi, Kamis (18/2/2016) dini hari WIB. Pochettino dianggap sukses mengubah timnya menjadi raksasa

Kondisi tersebut berbeda dengan yang dialami tim empat besar lainnya, yakni Leicester City, Arsenal dan Manchester City. Ketiganya harus merasakan margin negatif alias lebih banyak pengeluaran pemain dibanding pemasukan.

Leicester City membelanjakan dana sebesar 55,1 juta pounds atau sekitar Rp 1,2 triliun, dengan pemasukan hanya 6 juta pounds atau sekitar Rp 120 miliar. Artinya, The Foxes harus menutup lubang kekurangan berkisar di angka Rp 1 triliun.

Dua tim lain, Arsenal dan Manchester City lebih besar. The Gunners harus merogoh kocek 110,6 juta pounds atau lebih dari Rp 2,2 triliun sejak musim panas 2014. Kerugian mereka berada di angka 78 juta pounds atau sekitar Rp 1,56 triliun. Begitu juga dengan The Citizens, yang merugi 161,5 juta pounds atau Rp 3,1 triliun dalam dua musim.

Tindakan brilian Pochettino tak hanya di sektor jual-beli pemain. Ia juga jago dalam urusan meningkatkan performa anak asuh. Performa Hotspur cenderung stabil sepanjang musim ini. Mereka hanya kebobolan 20 gol di Premier League, dan cuma merasakan 79 tembakan lawan yang tepat sasaran ke gawang.

Data tersebut berbanding lurus dengan produktivitas gol. Sampai pekan lalu, mereka sudah mengoleksi 47 gol, hanya berselisih satu gol dari Leicester City dan Manchester City. The Spurs unggul jauh dari sisi tembakan tepat sasaran ke gawang lawan, yakni 170 tendangan. Sementara Manchester City ada di angka 151 tendangan, serta Arsenal (145).

Pochettino juga tergolong pelatih yang sangat percaya dengan kemampuan asisten. Tak heran peran Jesus Perez sebagai asisten kepala pelatih sangat dominan, termasuk berbicara pada media. Begitu juga sosok Miguel D'Agostino, yang loyal dalam urusan menganalisa pemain lawan.

Satu lagi, dia selalu bisa menempatkan diri ketika bersama pemain dengan level usia yang berbeda. Pochettino dekat dengan Dele Alli, Harry Kane dan Kieran Trippier, yang terbukti tampil bagus musim ini.

"Manajer selalu memberikan saran terbaik, dan mengkritik sesuai kapasitas, tak berlebihan. Kondisi tersebut membuatku nyaman, dan mudah untuk melepaskan tekanan di lapangan," tegas Alli.

Pochettino mengaku, dirinya masih harus bekerja keras untuk mendapatkan konsistensi. Kekalahan dari Crystal Palace membuka matanya, impian menggapai gelar juara Premiership masih jauh, dan hanya bisa dicapai dengan kerja keras serta konsentrasi tinggi setiap pertandingan.

Sumber: Berbagai sumber

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, Liga Italia, dan Liga Prancis dengan kualitas HD di sini

Inisialisasi Video

Berita Terkait