Anggaran Gaji Kecil, Satu Persatu Bintang Persik Pergi

oleh Gatot Susetyo diperbarui 05 Apr 2016, 07:00 WIB
Qischil Gandrumini, saat membela Persepam Madura Utama dalam sebuah turnamen pada pertengahan tahun 2015 silam. (Bola.com/Robby Firly)

Bola.com, Kediri - Jelang tampil di Indonesia Soccer Championship B 2016, Persik Kediri ditinggal satu persatu pemain andalannya. Terakhir, dua pemain ikon Tim Macan Putih, Qischil Gandrumini dan Faris Aditama pergi dari klub menerima pinangan Persepam Madura Utama (PMU). 

Musim 2015 lalu sebenarnya Qischil dan Faris telah bergabung di PMU. Hanya karena kompetisi Divisi Utama dihentikan sebagai buntut kisruh PSSI dengan Menpora Imam Nahrawi, keduanya gagal unjuk kemampuan di kompetisi kasta kedua.

Advertisement

Lama menganggur, keduanya kembali ke Persik untuk tampil di sejumlah laga ekshibisi. Mereka masih berharap ada perbaikan kesejahteraan di klub juara Liga Indonesia 2003 dan 2006 tersebut. Ternyata tawaran gaji yang disodorkan manajemen Persik masih terlalu rendah.

"Qischil dan Faris tak bersama Persik lagi. Tampaknya mereka kembali ke Persepam. Saya dengar permintaan gaji mereka terlalu tinggi. Sehingga manajemen melepasnya karena tak mampu memenuhi harapan keduanya," tutur Alfiat, pelatih Persik saat memimpin latihan di Stadion Brawijaya Kota Kediri, Senin (4/4/2016 sore).

Faris Aditama ketika dikonfirmasi bola.com menyatakan sebagai pemain profesional wajar bila meminta kesejahteraan sesuai kemampuan yang dimilikinya. "Kebetulan keinginan kami bisa dipenuhi manajemen Persepam. Jadi kami pilih balik ke sana. Di era profesional, kemampuan yang dihargai. Apalagi sebagai kepala keluarga, saya harus menyiapkan kesejahteraan bagi  mereka," kata Faris Aditama.

Sejak awal, Ketua Umum Persik Kediri, Barnadi, memang menyatakan plafon tertinggi gaji  pemain senior hanya Rp 7,5 pr bulan. Jika melihat kualitas Qischil Gandrumini dan Faris Aditama, gaji sebesar itu jelas terasa terlalu kecil. Di klub baru mereka minimal bisa mengantungi penghasilan Rp 10 juta per bulan.