F1: Rio Kenang Podium di GP Monako dan Peluang Meraih Poin

oleh Oka Akhsan diperbarui 25 Mei 2016, 18:30 WIB
Rio Haryanto (tengah), sudah tak sabar segera beraksi pada balapan F1 GP Monako, Minggu (30/5/2016). (Bola.com/Reza Khomaini)

Bola.com, Monte Carlo - Rio Haryanto sangat antusias menghadapi seri keenam F1 2016, GP Monako, 26-29 Mei 2016. Pebalap Manor Racing itu sudah tak sabar segera beraksi di sirkuit jalan raya Monte Carlo.

Sudah menjadi rahasia umum kalau mayoritas pebalap punya impian mengendarai jet darat di Monako. Ini karena balapan di Sirkuit Monte Carlo menghadirkan tantangan tersendiri.

Advertisement

Trek yang sempit dan bergelombang membuat pebalap dituntut untuk selalu berkonsentrasi sepanjang lomba. Lengah sedikit, mobil bakal mencium pembatas sirkuit. Skill pebalap juga diuji karena tak mudah untuk menyalip lawan.

"Balapan debut F1 di Australia bagi saya rasanya sangat spesial. Saya yakin GP Monako pertama saya di F1 juga menghadirkan sensasi serupa," kata Rio Haryanto dalam rilis Manor Racing yang diterima Bola.com, Rabu (25/5/2016).

Rio pun menjelaskan secara singkat bagaimana rasanya ngebut di jalanan Monte Carlo. "Ini pengalaman yang luar biasa untuk seorang pebalap. Satu putaran terasa begitu cepat dan lewat dalam sekejap tapi pada saat yang sama Anda terkesima ketika menguasai setiap tikungan," tutur Rio.

"Anda harus fokus karena ini sebuah trek yang tak kenal ampun. Trek yang sempit dan dekat dengan tembok berarti satu kesalahan kecil bisa berakibat fatal. Sebaliknya, jika bisa mengemudi dengan baik, maka Anda akan mendapat keuntungan," tambahnya.

Rio sudah familier dengan sirkuit jalan raya Monte Carlo karena pernah empat kali balapan di sana saat masih berkiprah pada ajang GP2 Series dalam rentang 2012-2015. Pebalap berusia 23 tahun itu juga punya memori indah. Dia mencicipi podium pada 2014 setelah finis ketiga bersama tim EQ8 Caterham Racing.

"Membalap di Monako menghadirkan pengalaman yang unik. Saya tahu persis karena pernah membalap di sini saat masih di GP2. Pada 2014, saya bahkan merebut podium setelah finis ketiga. Atmosfer di Monako sangat luar biasa," ujar Rio mengenang.

Rio Haryanto, mengangkat trofi setelah finis ketiga pada sprint race GP2 Monako 2014. (Formula1.com)

Balapan di Monako juga punya makna mendalam bagi Manor. Tim asal Inggris itu pernah merebut poin pertama di sana. Itu juga satu-satunya selama berkecimpung pada lomba jet darat hingga sekarang.

Momen istimewa itu kebetulan juga hadir pada 2014 lewat mendiang Jules Bianchi. Pebalap asal Prancis itu mengintip peluang dan memanfaatkannya dengan finis di posisi kesembilan setelah melakukan manuver ciamik untuk melewati Kamui Kobayashi. Poin dari Bianchi memastikan Manor menempati posisi kesembilan klasemen akhir konstruktor. Bonus uang yang didapat dari prestasi tersebut memastikan Manor tetap hadir di grid F1 pada 2015.

Rio sadar mengulangi prestasi Bianchi merupakan misi yang sangat sulit. Namun, tak ada yang mustahil dalam balapan dan itulah yang ada dalam benak pebalap asal Solo, Jawa Tengah, itu.

"Kami harus realistis dalam menentukan target pada akhir pekan ini. Namun, semua tahu kalau Monako memberikan peluang yang tak ada di sirkuit lain, terutama kalau hujan turun saat balapan. Kebetulan berdasarkan perkiraan cuaca, hari minggu nanti akan turun hujan," tutur Rio Haryanto.