Praveen / Debby, Momen Olimpiade Pertama, dan Final Impian

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 23 Jun 2016, 13:15 WIB
Menpora, Imam Nahrowi dan CdM Olimpiade Rio 2016, Raja Sapta Oktohari berfoto selfie bersama kontingen Indonesia untuk Olimpiade Rio 2016 di di Kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (21/6/2016). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Bola.com, Jakarta - Ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Debby Susanto, mengaku deg-degan sekaligus bangga menghadapi perhelatan Olimpiade Rio de Janeio 2016, Brasil, pada Agustus. Bagi keduanya, ini bakal menjadi pengalaman perdana tampil di ajang multievent paling bergengsi di dunia tersebut. 

Praveen mengatakan rasa deg-degan itu tak bisa dihindari karena Olimpiade berbeda dengan turnamen-turnamen lainnya. Bagi seorang pebulutangkis, meraih medali emas di Olimpiade adalah pencapaian tertinggi dalam karier mereka. 

Advertisement

"Siapa sih yang tak ingin tampil di Olimpiade. Kami merasakan sendiri sulitnya mengejar poin untuk bisa menembus ke sana. Tentunya bangga banget setelah akhirnya lolos. Tapi, memang rasanya deg-degan karena baru pertama kali," kata Paveen, saat dijumpai di sela-sela pengukuhan kontingen Olimpiade Indonesia, di Wisma Kemenpora, Selasa (21/6/2016). 

Selain menggenjot porsi berlatih, Praveen dan Debby mengaku banyak sharing dengan para senior yang pernah mencicipi tampil di Olimpiade. Cerita tersebut setidaknya bisa jadi modal sekaligus suntikan semangat bagi mereka. Apalagi di Olimpiade, semua lawan berat dan pastinya mengusung motivasi tinggi. 

Indonesia total mengirimkan dua ganda campuran ke Olimpiade Rio de Janeiro, yaitu Praveen/Debby dan senior mereka Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Dari lima sektor yang dipertandingkan, hanya ganda campuran yang mengirimkan dua wakil, sedangkan empat nomor lainnya hanya meloloskan satu wakil.

Praveen merasa lolosnya dua ganda campuran tersebut sangat menguntungkan. Mereka bisa saling menyemangati saat bertanding. Beban pun tak tertuju pada satu pasangan saja.

"Jadi kami malah bisa saling bantu dan berjuang bersama. Kalau Olimpiade kan lawannya sudah ketahuan siapa. Kami pasti juga sudah menang dan kalah lawan mereka. Jadi yang terpenting waspada," beber Praveen.

Saat ditanya tentang target yang dibebankan PBSI untuk dua ganda campuran tersebut, Praveen menjawab singkat. "Kalau bisa ketemu di final, kenapa tidak?" ujar Praveen sambil tersenyum. 

Hal senada diutarakan pasangannya, Debby Susanto. Dia mengaku senang ada dua wakil Indonesia di nomor ganda campuran. "Ada dua pasangan lebih menguntungkan, karena bisa membagi beban. Jadi bebannya tidak hanya tertuju pada satu pasangan," ujar Debby yang bersama Praveen merupakan juara All England 2016/.