Sofyan Nadar, Sosok yang Bawa Silat Minang Mendunia

oleh Reza Khomaini diperbarui 03 Okt 2016, 12:45 WIB
Haji Sofyan Nadar menunjukkan cara melepaskan diri dari genggaman dua murid Anak Harimau. (Bola.com/Reza Khomaini)

Bola.com, Wina - Namanya mungkin asing di telinga masyarakat Tanah Air. Bahkan, di kancah persilatan Indonesia, Haji Sofyan Nadar belum populer. Namun, kontribusinya menyebarkan ilmu silat kepada warga asing, khususnya di Eropa, cukup besar. Sofyan merupakan salah satu guru silat asal Sumatra Barat yang memiliki andil besar dalam perkembangan pencak silat di sejumlah negara-negara di Eropa.

Advertisement

Saat ditemui Bola.com di acara pelatihan singkat di sekolah silat Anak Harimau Austria, Haji Sofyan mengaku telah mengajarkan silat tidak hanya kepada penduduk lokal, tapi juga puluhan murid yang berasal dari luar Indonesia.

‘‘Murid asing pertama saya itu berasal dari Jerman. Waktu itu sekitar tahun 1993. Sekarang ini sudah banyak dan dari berbagai negara,’’ ujar guru silat yang dilahirkan di Kabupaten Kerinci, Jambi ini.

Selain dari Jerman, murid Sofyan juga ada yang berkewarganegaraan Inggris, Belanda, Prancis, Polandia, Italia, Spanyol, dan Austria. Mereka datang ke padepokan Haji Sofyan untuk menimba ilmu silek Minangkabau. ’’Seperti Stefan (Anak Harimau Austria) dan teman-temannya. Mereka datang ke rumah saya meminta agar saya melatih mereka,’’ kata Haji Sofyan.

Para peserta pelatihan silat dari Anak Harimau Austria fokus melihat teknik silat yang diperagakan Haji Sofyan di tempat latihan Anak Harimau di Hall Basket Volskschule Ladendorf. (Bola.com/Reza Khomaini)

Seiring perjalanan, para murid yang dilatih Sofyan mempopulerkan seni beladiri tradisional Indonesia tersebut di negara masing-masing. ’’Di Eropa hampir semua murid yang saya latih telah membuka sekolah silat. Setahu saya, hanya di Polandia saja yang tidak buka sekolah,’’ ujar guru silat kelahiran 1958 ini.

Lahirnya perguruan silat Anak Harimau Austria juga tak lepas dari sosok Sofyan. Dua guru silat Anak Harimau, Stefan Taibl dan Martin Jagoditsch, sebelumnya pernah mendapat gemblengan Sofyan. Keduanya berlatih di kampung halaman Sofyan sekitar 2,5 pekan. Mereka pun mengambil dasar-dasar silat yang diajarkan Sofyan sebagai kurikulum pendidikan di sekolah Anak Harimau.

’’Dasarnya tetap silek. Murid-murid saya di Eropa ini memadukan dengan jurus-jurus dari aliran lain, campur-campur tapi tetap silek. Seperti sekolah Anak Harimau,’’ kata Haji Sofyan.

Selain di Eropa, murid Sofyan juga ada yang berasal dari Asia Tenggara, Australia, dan juga Amerikan Serikat. Menurut Christian, salah satu murid dan juga pengurus sekolah Anak Harimau, filosofi pencak silat yang diajarkan Haji Sofyan cukup mengena untuk mereka. Menurutnya, Sofyan merupakan sosok yang tidak pernah lelah dalam melatih silat.

‘‘Selalu semangat. Bahkan, saya dan beberapa teman yang pernah berlatih di tempat Pak Haji sudah tahu betapa besarnya semangat beliau untuk melatih. Sampai tengah malam pun, Pak Haji tidak masalah melatih,’’ ujar Christian kepada Bola.com.