Bonek Pertanyakan Keputusan Persebaya Pecat 4 Asisten Pelatih

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 30 Mei 2017, 02:50 WIB
Bonek Mania, suporter fanatik Persebaya. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Surabaya - Bonek Mania mempertanyakan keputusan manajemen Persebaya memecat empat asisten pelatih yang mendampingi Iwan Setiawan, yakni Ahmad Rosyidin, Lulut Kistono, Jefry Prasetyo, dan Dedi Sutanto.

Empat asisten pelatih itu ikut dicopot setelah manajemen mendatangkan Angel Afredo Vera sebagai pengganti Iwan Setiawan. Bonek menilai, manajemen seharusnya berpikir lagi untuk memecat mereka karena empat pelatih itu dianggap sebagai sosok yang berjasa buat Persebaya.

Ahmad dan Lulut adalah duet pelatih yang turut memperjuangkan tim ini melalui laga ekshibisi di beberapa daerah di Jatim. Sementara Jefry, Dedi, bersama Mat Halil menjadi bagian dari skuat berjulukan Green Force.

Advertisement

Salah satu Dedengkot suporter Persebaya Hasan Tiro menganggap keputusan mendepak keempat asisten pelatih semasa Iwan Setiawan menjadi pelatih kepala ini sebagai sikap yang tidak menghargai jasa mereka.

“Kami ini meminta Iwan didepak, bukan keempat asistennya. Mereka ini orang-orang yang berjasa atas kembalinya Persebaya ke pentas sepak bola nasional. Kenapa orang-orang ini malah disingkirkan setelah Persebaya eksis lagi?” tanya Hasan.

Ia menilai, tidak sepatutnya manajemen menyingkirkan orang yang memiliki jasa besar terhadap kebangkitan Persebaya pada pentas sepak bola nasional. Apalagi, keempat asisten pelatih ini terbukti memberikan kontibusi ketika Persebaya tidak didampingi Iwan Setiawan di dua pertandingan terakhir.

Di tangan Ahmad, Persebaya meraih hasil positif saat menang 3-1 dari Persepam Madura Utama pada laga ketiga mereka di Grup 5 Liga 2. Pada pekan berikutnya, Persebaya kembali memetik hasil bagus kala menahan tim kuat PSIM Yogyakarta 1-1 di kandang lawan.

“Alasan manajemen bukan masalah teknis, tapi situasional. Saya memahami itu karena setiap pelatih memiliki asisten yang merasa nyaman untuk diajak bekerja sama. Tapi apakah harus memecat begitu saja orang-orang yang sudah berjasa pada tim ini,” keluhnya.

Hasan tidak mau dianggap merecoki atau mengintervensi terlalu dalam urusan internal Persebaya. Ia juga sadar bahwa keputusan mendatangkan pelatih baru menjadi wewenang penuh manajemen.

Namun ia juga kurang setuju bila manajemen Persebaya melupakan jasa orang-orang yang sudah memperjuangkan nasib Persebaya selama tiga tahun lalu, 2013-2016. “Itu bukan waktu yang pendek. Mereka telah mencurahkan semua demi Persebaya. Apakah ini balasannya?” tanya Hasan.