Liga Banjir Ricuh Suporter, Ketua PSSI Anggap Sesuatu yang Wajar

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 23 Jun 2017, 06:30 WIB
Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, menyebut banyaknya kericuhan suporter sepak bola terjadi karena belum puasnya masyarakat Indonesia dengan kondisi persepakbolaan di Indonesia. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Jakarta - Kompetisi Liga 1 dan Liga 2 2017 sudah berjalan lebih dari dua bulan atau sudah seperempat jalan. Atmosfer sepak bola Indonesia sudah kembali menggeliat, tapi masih diiringi dengan kericuhan suporter di banyak tempat. Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, menyebut ada ketidakpuasan dari rakyat terhadap sepak bola Indonesia saat ini.

Setelah Liga 1 dan Liga 2 2017 berjalan tidak sedikit permasalahan suporter menjadi salah satu yang cukup santer terdengar.

Beberapa yang begitu menonjol antara lain adalah kericuhan yang disebabkan oknum suporter Persija yang berusaha masuk ke dalam stadion tanpa tiket saat menghadapi Perseru Serui, kemudian masuknya oknum suporter Persib Bandung saat kalah dari Bhayangkara FC di Stadion Patriot, hingga kericuhan yang dilakukan oleh suporter Persegres Gresik United.

Advertisement

Begitu banyak kericuhan terjadi dalam sepak bola Indonesia yang baru kembali bangkit dari hukuman FIFA membuat Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, merasa miris. Namun, Panglima Kostrad itu juga menilai hal itu wajar. Ia memahami bahwa ada rasa tidak puas dari masyarakat pecinta sepak bola yang menjadi penyebab timbulnya kericuhan.

Edy Rahmayadi pun optimistis ke depannya para suporter bisa lebih ditertibkan lagi seiring evaluasi yang dilakukan menyeluruh dalam sepak bola Indonesia. Ketua Umum PSSI itu berharap sepak bola bisa menjadi sebuah hiburan bukan ajang kerusuhan.

 

"Kericuhan-kericuhan itu adalah bentuk ketidakpuasan masyarakat pecinta sepak bola yang kita miliki. Itu wajar karena kita baru saja mulai membangun kembali dan masih banyak yang perlu diperbaiki," ujar Edy Rahmayadi.

 

"Nanti kita akan berusaha untuk membina semua aspek, baik pemain maupun penonton. Jika nanti sepak bola kita benar-benar menjadi sebuah hiburan bagi masyarakat, maka saya sangat yakin rakyat kita yang senang menyaksikan sepak bola juga akan lebih tertib," lanjut Ketum PSSI yang juga Panglima Kostrad TNI AD itu.

Dari total 60 pelanggaran yang terjadi di Liga 1 dan Liga 2 2017 hingga jeda Idul Fitri 2017, tercatat ada 30 sanksi yang dijatuhkan kepada panitia pelaksana pertandingan atau pun kepada klub terkait sikap dan perilaku pelanggaran yang dilakukan oleh oknum suporter.