Makna Gelar Korea Terbuka 2017 bagi Anthony Ginting

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 17 Sep 2017, 14:41 WIB
Tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, menunjukkan medali yang diraihnya setelah menjuarai Korea Terbuka Super Series 2017 di Seoul, Minggu (17/9/2017). (Humas PBSI)

Bola.com, Seoul - Tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, menyebut gelar juara Korea Terbuka Super Series 2017, Minggu (17/9/2017), bukan sekadar keberuntungan. Menurutnya, titel tersebut hasil kerja keras yang dilakoninya selama ini. 

Anthoni naik podium utama setelah terlibat perang saudara dengan kompatriotnya, Jonatan Christie. Kemenangan akhirnya berhasil diraih Anthony, setelah bertanding selama 68 menit, dengan skor 21-13, 19-21, 22-20. 

Advertisement


“Rasanya senang akhirnya bisa menjadi juara. Selama ini saya juga sempat mengalahkan pemain unggulan, artinya capaian saya kali ini bukanlah sebuah hal yang karena keberuntungan saja. Ini merupakan hasil kerja keras saya bersama pelatih dan teman-teman di tunggal putra,” kata Anthony, seperti dilansir situs PBSI.

“Dari awal pertama masuk saya main enjoy aja di lapangan. Tidak mikir gimana-gimana. Ketemu teman sendiri, jadi secara garis besar kami sudah sama-sama tahu. Kami memilih mengadu mental dan fokus di lapangan,” imbuh pemain asal Cimahi tersebut. 
1 dan 22-20.

Anthony Sinisuka Ginting tampil percaya diri dengan mendominasi gim pertama. Ia unggul 4-0 pada awal dan merebut poin 11-4 pada interval gim pertama. Anthony terus melesat hingga menang 21-13. Tak banyak kesulitan yang ditemui Anthony pada gim pertama tersebut.

“Gim pertama saya membaca sepertinya Jonatan belum mendapat tempo bermain. Dia masih ragu-ragu dan banyak mati sendiri. Saya coba menekan terus dari awal, jadi dia tidak berkutik,” ujar atlet kelahiran Cimahi, Jawa Barat tersebut.

Beranjak ke gim kedua, Anthony sempat memimpin 7-3 atas Jonatan. Namun beberapa kali kesalahan yang dilakukan Anthony, berbuah poin bagi Jonatan. Anthony balik tertinggal 12-16. Anthony yang tertinggal 16-20 sempat berusaha menekan Jonatan dengan merebut tiga poin berturut menjadi 19-20. Sayang setelahnya, Anthony malah gagal melakukan servis dan memberikan kemenangan untuk Jonatan, 19-21. Pertandingan berlanjut ke gim ketiga. 

“Pada game kedua, dia sudah dapet feeling-nya. Di sisi lain, sayanya jadi kurang sabar. Saya sempat mau menyusul juga di poin-poin kritis, tapi terakhirnya sayang belum bisa,” lanjut Anthony.

Pada gim penentu, Anthony secara konsisten memimpin jalannya pertandingan. Namun menyentuh poin 18-14, Jonatan terus berupaya merebut kemenangan dengan merebut lima poin berurutan. Anthony kembali tertinggal 18-19. Di poin kritis Anthony berani tampil agresif untuk merebut poin. Ia akhirnya menang 22-20

“Game ketiga lebih nggak mau buru-buru, coba placing dulu. Baru begitu ada kesempatan baru saya ambil. Saya banyakin doa aja di lapangan dan meyakinkan diri sendiri, sudah tidak mikirin poin lagi,” ujar Anthony Sinisuka Ginting.