Rahmat Irianto, Tekad Ukir Prestasi di Timnas U-19 dan Persebaya

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 26 Sep 2017, 18:00 WIB
Rachmat Irianto mulai menyita perhatian berkat penampilan apiknya di Timnas Indonesia U-19. (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Surabaya - Rahmat Irianto menjadi salah satu pemain yang menyita perhatian publik selama pagelaran Piala AFF U-18 2017 di Myanmar. Pemain yang satu ini merupakan putra legenda sepak bola Tanah Air, Sugiantoro alias Bejo.

Memulai karier sepak bola bersama klub internal Askot PSSI Surabaya, Indonesia Muda (IM), talenta Rahmat sudah mulai tampak. Tak heran, saat menginjak remaja, sang pemain direkrut Frenz Malaysia.

Advertisement

Selama dua tahun membela klub tersebut, Rahmat pulang ke Surabaya. Tak butuh waktu lama bagi Rahmat untuk menemukan klub yang dijadikan pelabuhan barunya. Ini terjadi setelah ia direkrut Persebaya besutan Iwan Setiawan.

Bersama klub yang telah membesarkan sang ayah, Rahmat mendapat kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya ketika tim berjulukan Green Force itu tampil dalam turnamen pramusim Piala Dirgantara 2016 di Yogyakarta.

Berkat penampilannya yang cemerlang di turnamen tersebut, Rahmat berhasil mengantarkan Persebaya juara. Tampaknya, penampilannya bersama Persebaya ini membuat pelatih Timnas U-19, Indra Sjafri, sulit berpaling. Ia pun dimasukkan dalam daftar skuat Timnas U-19 proyeksi Piala AFF U-18 di Myanmar.

Singkatnya, Rahmat menjadi pemain starter di turnamen tersebut. Meski gagal mengantarkan Timnas U-19 menjuarai turnamen ini (hanya meraih peringkat ketiga), penampilan Rahmat dan kawan-kawan mendapat pujian.

Lantas apa impian Rahmat ke depan bersama klub maupun Timnas Indonesia U-19? berikut petikan wawancaranya dengan Bola.com di Surabaya.

2 dari 2 halaman

Wawancara Rahmat Irianto

Rachmat Irianto mulai menyita perhatian berkat penampilan apiknya di Timnas Indonesia U-19. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Apa pendapat Anda soal Timnas Indonesia U-19?

Tim ini memiliki prospek bagus karena memiliki pemain dengan kualitas merata. Saya optimistis, jika kami terus bersama, kami punya peluang besar untuk meraih prestasi tertinggi dalam sebuah ajang tertentu.

Bagaimana rasanya gagal ke final Piala AFF U-18?

Sakit, tapi rasa itu terobati pada perebutan tempat ketiga. Kami mengalahkan Myanmar dengan skor telak, tapi bukan itu yang membuat saya bangga. Kami bermain baik setelah kalah dari Vietnam di babak penyisihan. Bahkan kami seharusnya menang dari Thailand pada semifinal karena secara permainan dan peluang, kami lebih baik.

Apa impian Anda bersama Timnas Indonesia U-19?

Saya ingin membawa Timnas Indonesia U-19 berprestasi di Piala Asia 2018 nanti. Kami ingin juara di turnamen itu dan menghapus dahaga masyarakat Indonesia yang sudah lama tidak merasakan gelar juara.

Soal kiprah bersama klub, bagaimana rasanya bermain di klub yang membesarkan ayah Anda?

Saya tidak merasa terbebani. Justru membela klub yang sama dengan ayah membuat saya terpacu untuk melebihi prestasi ayah.Saya ingin menunjukkan bahwa saya tidak mendompleng ketenaran ayah. Saya bisa berdiri di kaki saya sendiri dengan menorehkan prestasi tinggi bersama Persebaya.

Apakah membela Persebaya adalah impian Anda?

Benar, tim ini adalah kebanggaan saya sejak kecil. Dari dulu saya berangan-angan ingin membela Persebaya. Ini tim besar, siapa pun pasti ingin bermain untuk Persebaya. Jadi ketika saya masuk Persebaya, mimpi saya terwujud meski belum sepenuhnya karena saya tidak hanya ingin memperkuat Persebaya, tetapi juga memberikan gelar bagi tim ini.

Seberapa besar peran ayah dalam karier Anda?

Peran ayah sangat besar. Beliau yang mengenalkan saya pada sepak bola. Sejak kecil saya ikut dan bermain sepak bola dengan ayah. Ayah yang mengajarkan bagaimana saya harus menjadi pemain profesional.

Anda pernah digendong di pundak ayah ketika Persebaya juara 2014. Masih ingat?

Iya masih ingat. Saya juga berkali-kali lihat foto itu dan melihat rekaman videonya di Youtube. Saya ada di sana bersama ayah. Senang rasanya mengingat masa-masa itu. Melihat tangis haru ayah dan pemain Persebaya lainnya.

Cerita hidup yang ingin saya ulang suatu saat nanti. Saya ingin ayah melihat melihat saya juga mampu seperti dirinya. Saya ingin bikin ayah bangga.