Cerita Suka Duka Sukarelawan di Test Event Asian Games 2018

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 15 Feb 2018, 08:10 WIB
Tak bisa dimungkiri kalau keberhasilan penyelenggaraan test event Asian Games 2018 juga berada di tangan para volunteer. (dok. Asep Hidayat)

Bola.com, Jakarta - Jika Anda menjadi penonton yang hadir selama test event Asian Games 2018 mungkin sosok berbaju atau jaket ungu dengan celana warna cokelat muda ini sudah tidak asing lagi. Ya, mereka adalah para volunteer (sukarelawan) yang direkrut Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) untuk memudahkan dan memperlancar penyelenggaraan test event Asian Games 2018.

Advertisement

Senyum ramah, wajah yang tak kenal lelah, serta pergerakan yang lincah, menjadi syarat wajib yang harus dimiliki para sukarelawan test event Asian Games 2018. Orang-orang terpilih inilah yang menjadi faktor pendukung kesuksesan dari event percobaan menuju Asian Games 2018.

Sebelum menjalani tugas untuk membantu para atlet, ofisial, jurnalis, dan juga penonton, mereka sudah melakoni sejumlah pelatihan. INASGOC sebagai pihak yang bertanggung jawab tentunya tak ingin event yang menjadi taruhan nama dan harga diri bangsa ini tercoreng.

Untuk test event Asian Games 2018, INASGOC merekrut hampir 1.000 sukarelawan yang berusia 18-40 tahun dan memiliki profesi yang beragam mulai dari mahasiswa hingga pekerja swasta. Mereka mulai bertugas dari pagi sampai berakhir pertandingan. 

Salah satu sukarelawan di test event Asian Games adalah Dadi Bangun Wismantoro yang bertugas sebagai Liaison Officer (LO) tim nasional voli Hong Kong. Mahasiswa semester IV di salah satu perguruan tinggi di Jakarta itu mengaku beruntung mendapatkan kesempatan untuk menjadi sukarelawan di test event Asian Games 2018.

Dadi mengaku menjalani pekerjaan ini dengan suka cita. Bisa menambah teman, pengalaman, dan pengetahuan baru menjadi jaminan yang akan dimilikinya sejak direkrut menjadi volunteer.

"Jadi volunteer kebanyakan sukanya sih karena kami jadi punya kenalan baru dan koneksi baru. Terutama soal koneksi internasional seperti dari pemain maupun ofisial. Bahkan kami akan mendapatkan sambutan yang hangat jika nantinya berkunjung ke negara mereka," kata Dadi kepada Bola.com di Tennis Indoor Hall Gelora Bung Karno, Rabu (14/2/2018).

2 dari 2 halaman

Tak Pikirkan Bayaran

Tak bisa dimungkiri kalau keberhasilan penyelenggaraan test event Asian Games 2018 juga berada di tangan para volunteer. (Bola.com/Zulfirdaus Harahap)

Sukarelawan test event Asian Games 2018 lainnya, Elsa Faradila Chandra, mengaku tidak memikirkan bayaran yang didapat dari tugas tersebut. Menurut dia, mendapatkan kesempatan menjadi tenaga sukarelawan di event internasional ini sudah membuatnya bangga.

"Sejak awal tidak pernah ada pembahasan soal honor. Saya sih tidak mikir ke situ. Ya kalau tidak dibayar, tidak masalah. Namanya juga sukarelawan. Hitung-hitung nambah teman dan pengalaman saja," kata Elsa.

Elsa merupakan koordinator Liaison Officer (LO) timnas voli Hong Kong. Tugasnya menjadi penghubung antara INASGOC dengan para atlet. Dalam kehidupan sehari-hari, dara cantik berusia 22 tahun itu bekerja sebagai pegawai di salah satu perusahaan e-commerce di Jakarta.

Beruntung perusahaannya memberinya izin bertugas di test event Asian Games selama delapan hari. Izin mudah didapat berkat adanya surat rekomendasi dari INASGOC.

Elsa menyatakan selama bertugas tidak menemukan kendala. Hal itulah yang membuatnya senang menjalani pekerjaan sebagai sukarelawan di test event Asian Games 2018.

"Saya dikasih surat dispensasi dari INASGOC. Jadi bisa fokus di sini deh. Secara keseluruhan senang sih. Hampir tidak ada dukanya karena selama menemani atlet tidak pernah ada yang minta aneh-aneh. Paling hanya ingin diantar dan ditemani ke pusat perbelanjaan," ujar Elsa.

Dadi dan Elsa merupakan segelintir dari banyaknya sukarelawan yang patut diapresiasi karena mendukung suksesnya penyelenggaraan test event Asian Games 2018. Tanpa kehadiran para sukarelawan, bisa saja event internasional tersebut tak akan berjalan lancar dan mulus. 

Berita Terkait