Gagal di Asian Games, Tim Panjat Tebing Combined Indonesia Tatap Kualifikasi Olimpiade 2020

oleh Ronald Seger Prabowo diperbarui 27 Agu 2018, 23:50 WIB
Logo Cabang Baru Asian Games 2018_Panjat Tebing (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Palembang - Keinginan Timnas Panjat Tebing Indonesia agar nomor combined minimal menembus semifinal Asian Games 2018 gagal terwujud. Mereka bahkan sudah terhenti di babak kualifikasi yang berlangsung di Jakabaring Sport Center, Palembang, Minggu (26/8/2018).

Meski demikian, pelatih kepala, Caly Setiawan, tak risau. Menurut dia, empat climber yang diturunkan yakni Seto, Kiromal Katibin, Ndona Nasugian, dan Widia Fujiyanti sudah tampil memuaskan.

Advertisement

"Secara performa, mereka sebenarnya sudah maksimal dan tampil luar biasa. Apalagi ini memang nomor baru yang dilombakan di Asian Games," ungkap Caly, Senin (27/8/2018).

Seperti diketahui, combined merupakan nomor baru yang dipertandingkan dalam Asian Games 2018. Combined merupakan kombinasi tiga nomor panjat, yaitu speed, lead, dan boulder yang harus dilahap para climber. Nomor ini merupakan standar yang diterapkan untuk ajang yang lebih besar yakni Olimpiade.

Dalam pertarungan kualifikasi di Asian Games, Seto berada di posisi ketujuh, Kiromal di peringkat kedelapan putra. Sementara di nomor putri, Ndona Nasugian berakhir di peringkat kesembilan dan Widia Fujiyanti menggapai peringkat ke-10. Hanya enam pemanjat teratas yang berhak mendapat tiket ke semifinal.

Caly menyebut empat atletnya itu memang sudah disiapkan untuk proyek jangka panjang panjat tebing Indonesia. Empat atlet muda berusia 20 tahun itu punya kesempatan untuk mengikuti kualifikasi Olimpiade Jepang 2020.

"Setelah Asian Games ini, paling cepat ya Olimpiade 2020 di Jepang. Jika tidak, mereka masih ada kesempatan tampil di 2024, karena secara usia masih sangat mencukupi untuk kami bina dalam jangka panjang," tegas pria yang juga Kabid Binpres Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) itu.