Kisah Pengorbanan Karisma Evi Tiarani demi Medali Emas Asian Para Games 2018

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 10 Okt 2018, 14:35 WIB
Pelari Indonesia, Tiarani Karisma Evi beradu cepat pada final Asian Para Games cabang atletik nomor lari 100 meter T42 / T63 di SUGBK, Jakarta, Rabu (10/10). Evi mengalahkan dua atlet Jepang, Maekawa Kaede dan Tozawa Tomomi. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Jakarta - Bertambah lagi raihan medali emas Indonesia di Asian Para Games 2018. Lagi-lagi emas tersebut didapat dari cabang para atletik melalui Karisma Evi Tiarani yang meraihnya dari nomor 100 T42/63 putri.

Saat memainkan babak final lari nomor 100 T42/63 putri Asian Para Games 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Rabu (10/10/2018), Evi tak mendapatkan perlawanan yang berarti. Dua sprinter Jepang tertinggal jauh di belakangnya.

Advertisement

Evi sukses mencatatkan waktu 14,98 detik, unggul atas Kaede Maekawa (16,89) dan Tomomi Tozawa (16,98). Dan sukses ini jadi pelampiasan Evi setelah hanya meraih perunggu nomor lompat jauh T42-44/61-64 putri.

"Rasanya lega. Target minimal itu satu emas, tapi saya pribadi (mau) dua. Namun karena belum bisa ya sudah cukup puas. Tidak mudah karena tadi saya juga belum lihat catatan waktunya," ujar Evi.

Raihan emas ini membuat Evi merasa pengorbanan yang telah dilakukannya selama ini tak sia-sia. Maklum, persiapan yang ia lakukan untuk menyambut Asian Para Games 2018 sudah berjalan sejak awal tahun.

Sumber: Liputan6.com

* Grab selaku official mobile platform partner juga mendukung Asian Para Games 2018

2 dari 2 halaman

Tinggalkan Sekolah

Pelari Indonesia, Tiarani Karisma Evi beradu cepat pada final Asian Para Games cabang atletik nomor lari 100 meter T42 / T63 di SUGBK, Jakarta, Rabu (10/10). Evi mencatatkan waktu 14,98 detik. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Pengorbanannya pun tidak sepele. Demi serius berlatih, ia sampai menelantarkan sekolahnya. Saat ini wanita kelahiran 19 Januari 2001 itu sedang menimba ilmu di SMAN 8 Surakarta jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

"Ninggalin sekolah jadi pengorbanan terberat saya. Jadi saya berangkat sekolah hanya pas ujian saja. Belajarnya sedikit-sedikit. Saya pribadi kurang bisa fokus bercabang, jadi harus fokus satu saja. Jadi ya emang agak sedikit tertinggal untuk pelajaran, tapi gurunya tetap dukung," Evi berkeluh-kesah.

Secara keseluruhan, Evi adalah emas kelima Indonesia yang didapat dari cabor para atletik. Selain lima emas, para atletik juga meraih lima perak dan lima perunggu.

*Grab selaku official mobile platform partner juga mendukung Asian Para Games 2018

Saksikan video pilihan di bawah ini