Rebut Emas Asian Para Games 2018, Karisma Evi Tiarani Tatap Paralimpik 2020

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 10 Okt 2018, 19:15 WIB
Pelari Indonesia, Tiarani Karisma Evi beradu cepat pada final Asian Para Games cabang atletik nomor lari 100 meter T42 / T63 di SUGBK, Jakarta, Rabu (10/10). Evi mencatatkan waktu 14,98 detik. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Jakarta - Atlet para-atletik Indonesia, Karisma Evi Tiarani, masih lapar gelar setelah mendulang medali emas Asian Para Games 2018. Dara asal Surakarta yang memenangi emas para-atletik nomor lari 100 meter putri T47/T63, Rabu (10/10/2018), punya cita-cita tampil di Paralimpik Tokyo 2020.

"Insya Allah selanjutnya ingin mengejar Paralimpik. Pesan untuk disabilitas di luar sana, kita semua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk Indonesia walaupun di tengah keterbatasan, harus tetap melakukan yang terbaik," kata Evi, dalam rilis yang diterima Bola.com. 

Advertisement

Evi mengatakan pengorbanan untuk merebut emas Asian Para Games 2018 tidak main-main. Dia harus mengorbankan jam sekolahnya, dan hanya datang untuk mengikuti ujian.

"Pengorbanan terbesar itu meninggalkan sekolah, jadi saya berangkat sekolah itu pas ujian saja. Banyak pelajaran yang agak tertinggal," ujar Evi setelah berlopmba di Stadion Utama GBK pada Rabu, 10 Oktober 2018.

Evi mengaku tak memiliki banyak waktu untuk belajar. Gadis yang tengah menempuh sekolah kelas 3 SMA itu agak kurang bisa fokus jika harus melalukan sesuatu yang bercabang.

"Harus fokus satu saja," lanjut Evi. Tapi, dia mengatakan guru tetap menyemangatinya. 

Selain sekolah, Evi juga tidak banyak waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Selama sembilan bulan berlatih untuk persiapan Asian Para Games di Solo, dia hanya bertemu dengan Ibunya pada saat libu. Namun, Evi bersyukur ibunya hadir langsung menonton saat lomba.

"Ibu hadir, tapi sebelum bertanding belum sempat ketemu, beluk sempat ngobrol. Ibu datang sendiri, tadi bersama pelatih. Saya minta ibu datang, jadi tambah semangat," lanjut gadis kelahiran Boyolali, Jawa Tengah, pada 19 Januari 2001 itu.

Saat ini Evi tengah menempuh pendidikan di SMA Negeri 8 Surakarta kelas 12 IPA. Dia mendapat dispensasi dari sekolah untuk berjuang membawa nama Indonesia. Gadis yang memfavoritkan mata pelajaran kimia itu memiliki cita-cita membahagiakan orang tuanya.

Selama berlatih untuk Asian Para Games 2018, Evi juga meninggalkan kakak laki-lakinya bernama Gilang, yang saat ini menjadi tumpuan keluarga dengan bekerja di perusahaan tekstil. Ayah Evi, Rianto, sebelumnya bekerja di pertambangan pasir, tapi, karena faktor usia, Ayahnya berhenti dari pekerjaannya dan ibunya tetap menjadi ibu rumah tangga.

Berita Terkait