BWF Mengembangkan Air Badminton, Ikut Diperkenalkan Saat Indonesia Open 2019

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 21 Jul 2019, 17:30 WIB
Lapangan Air Badminton yang diperkenalkan di Indonesia Open 2019. Air Badminton menjadi pengembangan baru dari cabang olahraga bulutangkis yang tengah dilakukan oleh BWF

Bola.com, Jakarta - Sebuah lapangan bulutangkis dengan warna yang menarik mata terlihat di sebelah selatan Istora Senayan selama Indonesia Open 2019 berlangsung. Ternyata itu adalah lapangan air badminton, sebuah pengembangan cabang olahraga bulutangkis yang tengah gencar diperkenalkan oleh Federasi Bulutangkis Dunia atau BWF.

Penonton yang hadir di Indonesia Open 2019 dipersilakan untuk mendaftar dan menjajal air badminton yang digelar di luar area Istora Senayan. Sekadar informasi, air badminton memang merupakan pengembangan olahraga bulutangkis yang khusus digelar di area outdoor.

Advertisement

Perbedaannya dengan bulutangkis pada umumnya, air badminton memang dikembangkan sebagai cabang olahraga yang digelar di luar gedung, di mana shuttlecock yang digunakan, yang disebut sebagai airshuttle, terbuat dari karet pada bagian yang biasa dipukul dan plastik di bagian bulunya.

"Air badminton memang sedang dikembangkan. Ini merupakan metode baru agar badminton makin luas dan variatif. Dulu pernah dikembangkan badminton di pantai, sekarang badminton di outdoor. Sekarang Yonex tengah mengembangkan untuk shuttlecock yang digunakan," ujar Ketua panitia pelaksana Indonesia Open 2019, Achmad Budiharto.

"Air Badminton sudah dipromosikan di China pada tahun lalu. Sekarang diperkenalkan lagi di Indones Open. Namun, untuk menjadi cabang olahraga baru masih akan membutuhkan proses," lanjutnya.

Menurut penjelasan BWF, Air Badminton memang merupakan versi outdoor dari Badminton yang didesain untuk menciptakan lebih banyak kesempatan bagi masyarakat di segala usia untuk bermain bulutangkis. Air Badminton akan lebih mudah diakses oleh semua orang karena bisa dimainkan di mana pun.

Sementara untuk airshuttle, saat ini sudah bisa dimainkan dengan raket yang biasa digunakan untuk bermain bulutangkis. Namun, masih akan dikembangkan lagi agar benar-benar cocok untuk dimainkan di kondisi lapangan seperti apa pun. Para pengunjung di Istora Senayan pun merasakan perbedaan pada airshuttle ketimbang shuttlecock biasa.

"Shuttlecock agak berat dan sulit dikontrol. Jadi memang sulit untuk bermain dengan teknik-teknik netting. Namun, ini menyenangkan karena ketika bermain bisa dimanapun," ujar Rio, seorang pengunjung di Istora Senayan saat final Indonesia Open 2019, Minggu (21/7/2019).

 

Berita Terkait