Kesalahan Penggunaan Masker di Tengah Pandemi Virus Corona

oleh Rizki Hidayat diperbarui 07 Apr 2020, 06:30 WIB
Pengguna KRL mengenakan masker saat berada di Stasiun Sudirman, Jakarta, Selasa (4/2/2020). PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) melakukan sosialisasi tentang pencegahan penyebaran virus corona sambil membagikan masker secara gratis kepada penumpang. (merdeka.com/Imam Buhori)

Bola.com, Jakarta - Semakin meningkatnya kasus positif virus corona di Indonesia membuat masyarakat khawatir. Alhasil, penggunaan masker yang tepat menjadi satu di antara tips aman untuk mencegah terpapar dari COVID-19.

Sayangnya, masih banyak orang yang salah kaprah dalam menggunakan masker. Akademisi dan praktisi klinis, Ari F Syam melakukan pengamatan pada 118 orang.

Advertisement

Hasilnya, hanya 65 persen yang menggunakan masker dengan benar. Artinya masker menutupi mulut dan lubang hidung dan kawat di hidung tertutup dengan benar.

"Pengamatan saya lakukan pada 118 orang yang kebetulan lalu lalang di depan saya. Ternyata dari pengamatan yang saya lakukan 23.7% yang menggunakan masker dengan berbagai model dan komposisi pria dan perempuan lebih kurang sama," paparnya.

Akademisi dan praktisi klinis, Ari F Syam menambahkan, penggunaan masker yang salah antara lain menggunakan masker di dagu, atau terpasang longgar.

Padahal, masker itu bisa menjadi sumber penularan. Karena bagian yang terpakai sudah terlepas dan bagian yang sebagai tempat mencegah masuknya kuman di posisi yang mudah terhirup melalui hidung.

"Saya rasa hal ini harus menjadi perhatian, kalau tidak mau lagi menggunakan masker sebaiknya dilepas dan dibuang," tambahnya.

 

Video

2 dari 2 halaman

Penggunaan Masker N95

Sebagai bentuk respons cepat, ada 10.000 masker N95 dari BNPB dikirim hari ini Rabu, 29 Januari 2020 untuk WNI di Wuhan dan sekitarnya. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Ada satu hal lagi yang menarik dari pengamatan dr. Ari ketika banyak orang menggunakan masker N95.

"Memang masker ini lebih efektif utk mencegah tertular langsung dari virus karena daya proteksi 95 persen dari partikel yang sangat kecil, tetapi lebih tepat digunakan di ruang tertutup di mana kita memang berada pada keadaan akan kontak dengan orang yang sudah positif terinfeksi virus atau tuberkulosis," paparnya.

Selain itu penggunaannya untuk waktu yang pendek. Alih-alih untuk proteksi, orang yang menggunakan masker N95 akan kekurangan oksigen.

Apalagi, orang tersebut sedang berada di bandara dan sedang butuh aktivitas berjalan atau bahkan setengah berlari untuk check in dan boarding dengan lokasi gate agak jauh. Salah-salah mereka yang menggunakan masker N95 ini akan kekurangan oksigen atau hipoksia.

Kondisi hipoksia dapat menyebabkan serangan jantung atau strok, kolaps atau pingsan apalagi jika orang tersebut sudah mempunyai permasalahan dengan paru.

Cuci tangan pakai sabun rutin atau penggunaan hand sanitizer akan lebih efektif untuk mencegah penyakit infeksi usus dan infeksi saluran pernafasan atas.

Sumber: Fimela.com

Disadur dari: Fimela.com (Penulis: Anisha Saktian Putri/Editor: Karla Farhana)

Disclaimer:

Bersama lebih dari 50 media nasional dan lokal, Bola.com ikut serta melakukan kampanye edukasi #amandirumah secara serentak di stasiun televisi, radio, koran, majalah, media siber, dan media sosial.

Bola.com secara intens akan memproduksi konten-konten edukasi informatif yang positif berkaitan dengan wabah virus corona COVID-19 sebagai bagian gerakan moral bersama #medialawancovid19. Tolong bantu sebar seluas mungkin info positif ini ke seluruh lapisan masyarakat agar mata rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia dapat diputus.