Mewahnya Training Camp Pusporenggo, Lapangan Desa yang Cocok Jadi Markas Latihan Timnas Indonesia

oleh Vincentius Atmaja diperbarui 10 Jul 2020, 12:30 WIB
Pesona Pusporenggo Training Camp, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jateng. (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Bola.com, Solo - Lapangan sepak bola desa di Indonesia biasanya kurang terawat dengan baik. Banyaknya aktivitas warga yang tidak hanya untuk berolahraga, serta dana untuk pemeliharaan menjadi kendala utama dalam menjaga kualitas lapangan.

Hal itu tidak berlaku di Boyolali, Jawa Tengah. Perusahaan pengelolaan rumput dan lapangan sepak bola yang sedang naik daun, Harapan Jaya Lestarindo, menyulap sebuah lapangan di desa menjadi tempat latihan berstandar internasional, seperti Stadion Maguwoharjo atau Stadion Papua Bangkit.

Advertisement

Bola.com mengunjungi lapangan yang berada di desa Pusporenggo, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, beberapa waktu lalu. Hamparan rumput hijau mulus berpola khas sentuhan Harapan Jaya Lestarindo terlihat dari kejauhan.

Lapangan desa Pusporenggo punya potensi untuk menjadi pusat latihan tim peserta Piala Dunia U-20 2021 yang nantinya tergabung di Solo. Jarak dari Solo yang bisa ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit, bisa menjadi alternatif yang tepat.

Berikut ini sejumlah ulasan menarik tentang fasilitas yang ada di lapangan Pusporenggo.

Video

2 dari 5 halaman

1. Akses Mudah

Area parkir lapangan desa Pusporenggo, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Lapangan desa biasanya identik lokasinya berada di dalam perkampungan. Memang benar lapangan Pusporenggo berada di dalam kampung, namun akses menuju tempat ini tidak sulit.

Lapangan ini hanya berjarak sekitar satu kilometer dari ring road selatan Kabupaten Boyolali. Jalan untuk menuju lokasi cukup besar, bahkan bus besar untuk membawa para pemain, bisa masuk.

Jalan perkampungan untuk masuk lapangan Pusporenggo juga lebar, sekitar lima sampai enam meter dan beraspal mulus. Gerbang besar pun sudah menyambut di depan, bertuliskan Training Camp Pusporenggo.

Terdapat area parkir sangat memadai. Selain untuk area parkir kendaraan roda dua, terdapat pula parkir yang bisa menampung hingga 20 mobil.

3 dari 5 halaman

2. Dilengkapi Cafetaria

Sudut cafetaria yang menjadi pelengkap lapangan desa Pusporenggo, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Sebelum masuk lapangan utama, ada sebuah lorong dengan anak tangga menuju lantai dua. Di situ terdapat cafetaria yang cocok untuk nongkrong. Para tamu selain bermain bola, dapat menikmati suguhan makanan maupun minuman

Aneka camilan atau makanan yang menjadi kuliner khas Boyolali, seperti soto yang begitu terkenal. Selain itu ada beberapa makanan ringan juga khas Boyolali, seperti abon sapi.

Dari cafetaria dapat memandang lapangan Pusporenggo di bawahnya. Sambil menyantap makanan, dapat melihat hijaunya lapangan dan kadangkala dipergunakan untuk pertandingan sepak bola.

4 dari 5 halaman

3. Lapangan dengan Ukuran Mini

Selain lapangan utama, kompleks lapangan desa Pusporenggo juga punya lapangan mini. (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Di sebelah barat lapangan utama, terdapat lapangan yang berukuran lebih kecil. Tanah di lapangan ini sedikit lebih tinggi dari lapangan utama.

Namun, dari segi kualitas rumput tidak kalah dari lapangan utama untuk pertandingan. Lapangan ini memakai rumput Zoysia Matrela Linmerr. Hanya, saat itu belum dibentuk pola kotak-kotak. Sebagian pekerja pun masih mengecat gawang.

Karena berukuran lebih kecil dan tidak standar, area ini bisa digunakan untuk tempat latihan taktik atau pemanasan. Di sebelah selatan lapangan mini ini terdapat calon kolam ikan berukuran besar, yang semakin membuat kawasan itu sejuk.

5 dari 5 halaman

4. Fasilitas Pendukung

Gerbang lapangan desa Pusporenggo, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Fasilitas pendukung yang cukup mewah terdapat di lapangan utama. Ada ruang ganti yang luas untuk dua tim dengan kamar mandi pemain yang dilengkapi air panas.

Terdapat dua bench pemain yang cukup unik, yakni dengan atap cor berpermukaaan rumput. Sementara, pagar keliling telah dilengkapi jaring tinggi, untuk penghalang jika bola keluar sehingga tidak mengenai rumah warga.

Direktur Harapan Jaya Lestarindo, Marwoto, saat ditemui Bola.com mengaku, lapangan desa Pusporenggo baru saja dibuka setelah tujuh bulan dikerjakan.

"Status lapangan ini adalah tanah kas desa, dulu berupa tegalan atau berkebunan palawija. Kini sudah berubah sedemikian rupa, sehingga bisa menjadi daya tarik maupun sumber pendapatan desa," ungkapnya.

Untuk biaya sewa lapangan di desa Pusporenggo ini dipatok Rp6 juta untuk setiap dua jam. Belum termasuk upah untuk perangkat pertandingan jika menggunakan jasa wasit.

"Alhamdulillah setiap akhir pekan sampai akhir bulan Juli ini sudah penuh jadwalnya. Banyak yang memakai, terutama tim-tim komunitas sepak bola. Semoga kedepannya dapat menjadi tempat pemusatan latihan klub profesional atau Timnas Indonesia," jelas Marwoto.

Berita Terkait