Cerita Hartono, Eks Bek Persebaya yang Terkenal Berkat Lemparan Bola Serasa Tendangan Pojok

oleh Abdi Satria diperbarui 27 Okt 2020, 13:15 WIB
Legenda Persebaya Surabaya, Hartono, yang terkenal memiliki lemparan ke dalam yang berbahaya. (dok. YouTube Omah balbalan/Abdi Satria)

Bola.com, Jakarta - Sosok Hartono pantas masuk dalam jajaran legenda Persebaya Surabaya. Sejak bergabung dengan Persebaya pada level senior pada 1990, ia tak pernah membela tim lain sampai pensiun pada 2001, akibat cedera lutut.

Pencapaian terbaiknya bersama tim kebanggaan Bonek itu adalah membawa Bajul Ijo meraih trofi juara Liga Indonesia 1996-1997.

Advertisement

Sebelumnya, pada tahun pertama di Persebaya, Hartono turut menjadi bagian penting tim saat mengalahkan Pelita Jaya dengan skor 3-2 di final Piala Utama 1990.

Pada ajang yang mempertemukan jawara Perserikatan dan Galatama itu lah nama Hartono mulai mencuat di pentas sepak bola nasional. Satu keistimewaan yang menonjol pada Hartono adalah lemparan ke dalamnya yang sama berbahaya dengan tendangan bola mati.

Saat Persebaya menekuk Pelita Jaya, dan satu dari tiga gol Persebaya berawal dari lemparan ke dalam Hartono.

"Saat itu, Persebaya tertinggal 1-2. Saya mendapat kesempatan melempar bola, dan langsung mengarahkan ke Yusuf Ekodono yang akhirnya mencetak gol lewat tendangan voli ke gawang Pelita. Bagi saya, inilah momen yang paling berkesan," ujar Hartono pada channel YouTube Omah Balbalan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Terlatih Berkat Merontokkan Padi

Persebaya_Logo (Bola.com/Adreanus Titus)

Menurut Hartono, ia tak berlatih khusus untuk mendapatkan keistimewaan itu. Semuanya berjalan secara alami.

Sebagai anak petani, ia selalu mendapat tugas dari orangtuanya untuk merontokkan padi hasil panen sawah keluarga. Saat itu, mesin penghancur padi belum terlalu banyak.

"Kalau pun ada, orangtua saya tak punya uang untuk menyewanya. Alhamdulillah, otot lengan dan bahu saya justru terlatih berkat mengerjakan tugas merontokkan padi. Kayu yang dipakai untuk merontokkan padi memang lumayan berat," kenang Hartono.

Keistimewaan tersebut yang kemudian jadi trade mark Hartono di lapangan hijau. Padahal, ia mengaku tak pernah menyangka bisa melempar bola seperti itu. Apalagi, pada awalnya, ia bukan berposisi bek.

"Pada sebuah partai, saya menggantikan peran bek yang berhalangan hadir. Sebagai bek sayap, saya tentu mendapat banyak kesempatan untuk melempar bola ke dalam lapangan. Saat pertama kali, dalam pikiran saya adalah melempar bola sejauh mungkin. Ternyata bisa sampai ke gawang lawan," papar Hartono yang pernah memperkuat Timnas Indonesia di Piala Tiger 1998.

 

3 dari 3 halaman

Beri Wejangan untuk Pratama Arhan

Bek Timnas Indonesia U-19, Pratama Arhan. (PSSI)

Saat ini, keistimewaan Hartono itu melekat pada diri Pratama Arham, bek sayap Timnas Indonesia U-19. Hartono mengungkapkan dirinya sempat menyaksikan kelebihan Pratama ketika membuat assist untuk Witan Sulaiman, yang menjebol gawang NK Dugopolje pada laga uji coba di Kroasia.

Di mata Hartono, Pratama bisa lebih baik dari dirinya karena memiliki power yang lebih baik. Hartono pun memberi masukan buat Pratama agar lemparan ke dalamnya lebih berbahaya buat lawan dan berguna buat tim.

Menurut Hartono, lemparan Pratama bisa lebih maksimal kalau diarahkan secara lurus atau sejajar dengan posisi tangan. "Selama ini saya melihat lemparannya agak parabol. Kalau lemparanya lurus pasti lebih jauh dan berbahaya" terang Hartono.

Berita Terkait