Cerita Muhammad Taufiq: Jadi Operator Musik di Bus Tim dan Motivasi bagi Pemain Muda

oleh Abdi Satria diperbarui 09 Des 2020, 20:45 WIB
Pemain Persib, Taufiq, turun dari kendaraan taktis (Rantis) polisi saat tiba di hotel setelah final Piala Presiden 2015 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (18/10/2015). (Bola.com/Nick Hanoatubun)

Bola.com, Makassar - Selain dikenal sebagai gelandang bertenaga dan memiliki mobilitas yang tinggi di lapangan, Muhammad Taufiq juga adalah sosok yang supel dan cepat beradaptasi dengan suasana tim yang dibelanya. Itulah mengapa pria kelahiran Tarakan, 29 November 1986 ini selalu mendapat tempat di hati suporter dan rekan sesama pemain.

Dalam channnel youtube Simamaung, Taufiq mengungkapkan sebagai perantau yang sudah berpisah jarak dengan keluarga sejak masih duduk di bangku sekolah, ia beruntung jarang mendapat kendala dalam menjalin hubungan dan komunikasi dengan orang sekitarnya.

Advertisement

Begitu pun dengan para seniornya di sepakbola. Termasuk ketika pertama kali bergabung di Persebaya Surabaya, klub profesional pertamanya pada Liga Indonesia.

"Saya berusaha bisa berbaur dengan semua elemen tim. Saya beruntung saat bergabung di Persebaya bisa satu tim dengan para senior, seperti Bejo Sugiantoro, Mat Halil dan Anang Ma'ruf. Mereka selalu memberikan masukan dan motivasi buat pemain muda seperti saya. Itulah yang membuat kemampuan saya bisa berkembang di Persebaya," kenang Taufiq.

Cepat akrab dengan semua orang jadi bekal Taufiq ketika memutuskan meninggalkan Persebaya dan menerima tawaran dari manajemen Persib Bandung jelang Liga Super Indonesia 2014.

Meski kala itu, tekanan di Persib jauh lebih besar, Taufiq mengaku tak terbenani. Itu karena suasana dan kebersamaan tim Persib saat itu sangat solid.

"Semua elemen tim memiliki tujuan yang sama, yakni meraih trofi juara Liga Indonesia yang terakhir kali diraih pada 1995," kata Taufiq.

Menurut Taufiq, kebersamaan tim terjaga baik sebelum dan sesudah pertandingan. Ia memberi contoh saat tim sedang berada dalam bus pemain. Untuk menghilangkan ketegangan, Taufiq biasanya didaulat jadi operator musik karena kebiasannya membawa speaker ke mana-mana.

"Kebetulan saya tahu musik kesukaan masing-masing pemain. Seperti mas Hariono yang suka musik koplo," ungkap Taufiq.

Video

2 dari 2 halaman

Motivator bagi Pemain Muda

Gelandang Timnas Indonesia, Muhammad Taufiq, menggiring bola saat latihan di Stadion Patriot, Bekasi, Senin (2/10/2017). Latihan ini merupakan persiapan jelang laga persahabatan melawan Kamboja. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Berkaca dari pengalamannya bersama pemain senior, Taufiq pun tak sungkan berbagi ilmu dengan juniornya. Ketika masih di Persebaya, Taufiq kerap memberi masukan kepada Evan Dimas yang sering mengajaknya berdiskusi.

"Waktu saya di Persebaya, Evan masih belasan tahun dan main di tim junior. Sejak pertama kali melihatnya, saya sudah yakin Evan bakal jadi pemain bagus," terang Taufiq.

Taufiq pun memberi masukan kepada Evan agar terus meningkatkan kemampuan stamina dan fisik sebagai jenderal lapangan tengah. "Sampai sekarang, saya dan Evan masih sering berkomunikasi dan berbagi info."

Begitu pun ketika bermain di Persib, Taufiq juga melakukan hal yang sama kepada Abdul Aziz yang kini mewarisi nomor punggung 8 miliknya di Maung Bandung. Taufik mengaku respek dengan perjuangan yang dilewati Aziz sebelum bergabung di tim senior Persib pada Liga 1 2019.

Meski berstatus kapten di Persib U-21 dan tim Jawa Barat di PON 2016, Aziz sulit mendapat tempat di tim senior. Ia pun berpetualang ke sejumlah klub untuk menambah pengalaman, di antaranya dengan berkostum Persiba Balikapan, Borneo FC, dan PSMS Medan. Aziz juga sempat tampil di Liga Pro Futsal.

"Saya salut dengan Aziz. Memang sebaiknya para pemain muda keluar dulu dan bermain di klub lain. Kalau sudah ada prestasi, pasti akan dicari," pungkas Taufiq.

Berita Terkait