Flashback Jelang Piala AFF 2020: Penampilan Buruk Timnas Indonesia dan Debut Evan Dimas di Edisi 2014

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 28 Nov 2021, 08:15 WIB
Flashback Piala AFF - Piala AFF 2014 (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Selain Piala AFF 2012, boleh dibilang Piala AFF 2014 menjadi momen lain yang tidak menyenangkan bagi Timnas Indonesia. Bermain di bawah asuhan Alfred Riedl, yang sukses membawa Tim Garuda melangkah hingga final Piala AFF 2010, Timnas Indonesia gagal melaju jauh di Piala AFF 2014.

Timnas Indonesia tersingkir di fase grup pada edisi ini, melanjutkan raihan yang sama dengan edisi sebelumnya, Piala AFF 2012. Padahal pada edisi 2014, di mana masalah dualisme kompetisi dan kepengurusan PSSI sudah berakhir dan Tim Garuda berangkat ke Hanoi, Vietnam, dengan target menjadi juara.

Advertisement

Kembalinya Alfred Riedl menjadi pelatih memang memberikan asa Timnas Indonesia bisa melangkah jauh di Piala AFF 2014. Namun, boleh dibilang persiapan para pemain yang memperkuat Tim Garuda memang kurang ideal.

Jadwal kompetisi yang padat serta momen jelang Pemilihan Umum Presiden Republik Indonesia membuat tim kepelatihan Tim Garuda kesulitan menyusun jadwal pemusatan latihan yang baik. Semua pemain baru bisa berkumpul satu pekan jelang keberangkatan ke Hanoi, atau tiga hari sebelum kick-off penyisihan Grup A yang ditempati Timnas Indonesia.

Kala itu, Timnas Indonesia berada di Grup A bersama Filipina Laos, dan tuan rumah Vietnam. Para pemain Tim Garuda baru bsia berkumpul begitu mepet dengan pelaksanaan Piala AFF 2014 lantaran kompetisi baru berakhir pada 7 November 2014.

Dampaknya, waktu berlatih bersama Timnas Indonesia selama pemusatan latihan menjadi minim. Hal itu menjadi faktor yang turut membuat Timnas Indonesia gagal di Piala AFF 2014. Selain itu, buruknya kondisi fisik dan stamina pemain dalam turnamen dengan jadwal yang ketat seperti Piala AFF juga jadi penyebab.

Alfred Riedl pun mengakui kesulitan menerapkan permainan yang diinginkannya. Berharap Timnas Indonesia bisa memainkan bola-bola pendek, Zulkifli Syukur dkk. justru memainkan umpan-umpan lambung karena strategi awal yang tidak berjalan baik lantaran stamina yang tidak bugar.

 

2 dari 4 halaman

Perjalanan Singkat Timnas Indonesia

Laga Indonesia vs Vietnam di Piala AFF 2014 (Foto: Facebook AFF)

Pada pertandingan pertama di penyisihan Grup A, 22 November 2014 di Stadion My Dinh, Timnas Indonesia sudah harus menghadapi lawan yang dianggap terberat: Vietnam.

Gawang yang dijaga Kurnia Meiga sudah kebobolan pada menit ke-11. Tim Garuda akhirnya mampu memaksakan hasil imbang 2-2 dengan tim tuan rumah lewat gol Samsul Arif pada menit ke-84. Indonesia selamat dari kekalahan dan bersiap menghadapi lawan selanjutnya, Filipina (25/11/2015).

Filipina semestinya bukan lawan yang sulit ditundukkan. Kendati, dalam dua edisi Piala AFF sebelumnya, The Azkals berstatus sebagai semifinalis. Namun, di lapangan yang terjadi sebaliknya. Indonesia di luar dugaan justru dihajar empat gol tanpa balas. 

Penalti Philip Younghusband pada menit ke-16 jadi awal mimpi buruk Tim Garuda. Saat tertinggal 0-3, Indonesia harus kehilangan Rizky Pora yang mendapat kartu merah pada menit ke-73. Bermain dengan 10 pemain, membuat Filipina mampu menjebol gawang Indonesia lagi pada menit ke-79.

Gara-gara kalah dari Filipina, posisi Indonesia di Piala AFF 2014 pun di ujung tanduk. Partai terakhir menghadapi Laos (28/11/2014) harus dimenangi dengan marjin gol besar bila ingin lolos ke semifinal. Pasalnya, nasib Indonesia juga ditentukan partai Vietnam versus Filipina.

Timnas Indonesia mengamuk saat melawan Laos. Kendati bermain hanya dengan 10 pemain sejak menit ke-30, Tim Merah-Putih mampu melibas Laos dengan skor 5-1, sekaligus meraih kemenangan pertama dan terakhir Indonesia di penyisihan grup.

Namun, apa daya, kemenangan itu sia-sia karena Vietnam mampu mengalahkan Filipina dengan skor 3-1. Vietnam memimpin klasemen Grup A dengan poin tujuh, disusul Filipina (6 poin), dan Indonesia di peringkat ketiga (empat poin).

3 dari 4 halaman

Debut Evan Dimas

Evan Dimas dkk. merayakan gol ke gawang Laos pada penyisihan Grup A Piala AFF 2014. (AFP/STR)

Dengan buruknya penampilan Timnas Indonesia di Piala AFF 2014, tak banyak yang bisa disorot menjadi bintang lapangan di skuad Garuda asuhan Alfred Riedl.

Satu yang paling menonjol mungkin adalah kehadiran Evan Dimas yang berhasil mendapatkan debutnya bersama Timnas Indonesia di Piala AFF pada laga kontra Laos.

Alfred Riedl memberinya kesempatan bermain sebagai starter pada laga terakhir fase grup, di mana Indonesia sudah sulit untuk bisa lolos ke semifinal.

Evan Dimas, yang sebelumnya merupakan kapten Timnas Indonesia U-19 yang sukses mengantarkan timnya menjuarai Piala AFF U-19 2013, tampil apik dalam laga tersebut.

Evan Dimas mencetak gol cepat pada menit kedelapan yang membuka pesta gol Timnas Indonesia ke gawang Laos.

Sayangnya, Timnas Indonesia tidak melaju lebih jauh di Piala AFF 2014 sehingga Evan Dimas harus bersabar untuk melakoni laga-laga lainnya bersama Timnas Indonesia senior.

Namun, satu yang pasti, Evan Dimas kini merupakan pemain yang menjadi langganan Timnas Indonesia. Bahkan dalam perjalanannya setelah Piala AFF 2014, ia juga masuk dalam skuad Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2017 dan 2019, serta Timnas Indonesia U-23 di Asian Games 2018, selain menjadi langganan Timnas Indonesia senior yang terus dijalaninya hingga saat ini.

4 dari 4 halaman

Thailand Sang Juara

Jejak Tim Merah-Putih di Piala AFF_2014 (Bola.com/Adreanus Titus)

Anda mungkin paling ingat bagaimana Timnas Thailand asuhan Kiatisuk Senamuang, mantan striker Thailand yang sering merepotkan Timnas Indonesia saat masih aktif bermain, mampu tampil luar biasa termasuk mengalahkan Indonesia di final Piala AFF 2016 dan menjadi juara.

Namun, dua tahun sebelumnya, Kiatisuk Senamuang juga berhasil membawa Timnas Thailand menjuarai Piala AFF 2014. Bahkan perjalanan Thailand di Piala AFF 2014 itu terbilang luar biasa, di mana pada fase grup mereka mampu meraih kemenangan sempurna.

Bergabung di Grup B Piala AFF 2014, Thailand mampu mengalahkan semua rivalnya, Malaysia, Singapura, dan Myanmar. Thailand memulainya dengan kemenangan tipis 2-1 atas Singapura lewat gol Mongkol Tossakrai dan Charyl Chappuis.

Setelah itu, Thailand menang 3-2 atas Malaysia. Adisak Kraisorn mencetak dua gol ke gawang Malaysia, plus Charyl Chappuis, yang kembali mencetak gol untuk tim asuhan Kiatisuk Senamuang itu.

Menyempurnakan perjalanan di fase grup, Thailand sukses menang 2-0 atas Myanmar pada laga terakhir. Tanaboon Kesarat dan Prakit Deeprom mencetak gol kemenangan Thailand saat itu.

Sebagai juara grup, Thailand bertemu dengan Timnas Filipina yang menjadi runner-up Grup A. The Azkals yang sukses menghancurkan Timnas Indonesia dengan skor 4-0 itu justru kalah telak dengan agregat 0-3 dari Thailand di semifinal.

Sementara di partai final, Thailand berhasil membungkam Malaysia 2-0 pada leg pertama. Namun, tim asuhan Kiatisuk Senamuang itu kalah 2-3 dari Malaysia di leg kedua. Namun, secara agregat Thailand tetap menjadi pemenang dengan skor 4-3.