Cerita Ricky Kambuaya Tentang Kiprah di Tim Profesional Pertamanya: Berkat Koneksi Marthen Tao

oleh Hery Kurniawan diperbarui 18 Jan 2022, 16:00 WIB
Ricky Kambuaya. Pemain Persebaya Surabaya berusia 25 tahun ini juga selalu menjadi starter dan tampil penuh dalam dua laga sebelumnya dengan menyumbang 1 assist. Aksi ciamiknya di lini tengah mendapat ganjaran man of the match kala menghadapi Kamboja di partai pertama. (Dok. PSSI)

Bola.com, Jakarta - Ricky Kambuaya berkembang menjadi satu di antara gelandang jempolan yang dimiliki Indonesia saat ini. Pemain asal Papua Barat ini tampil apik di ajang Piala AFF 2020 lalu.

Sejak awal hingga akhir turnamen, Ricky Kambuaya selalu menjadi andalan di lini tengah Indonesia. Dirinya juga mencetak satu gol di leg kedua babak final Piala AFF 2020 kontra Thailand.

Advertisement

Sebagai orang asli Papua Barat, Ricky memiliki karir yang menarik. Klub profesional pertamanya justru bukan berasal dari Papua Barat atau Papua.

Namun, Ricky memulai karir di klub asal Jawa Timur, PS Mojokerto Putra sekaligus menjadi tim profesional pertamanya. Ricky memperkuat klub tersebut pada musim 2017 dan musim 2018 di ajang Liga 2.

Di klub tersebut, Ricky Kambuaya berperan sebagai gelandang sayap. Ia cukup tajam selama memperkuat PS Mojokerto Putra. Ia mampu mencetak 16 gol dari 45 pertandingan.

 

2 dari 3 halaman

Jebolan Tim Pra PON

Ricky Kambuaya. Gelandang serang milik Persebaya Surabaya berusia 20 tahun ini kembali tampil penuh 90 menit seperti 4 laga sebelumnya. Ia tampil lumayan dengan beberapa akselerasinya dan mahir melakukan pressing saat kehilangan bola. Ia layak mendapat nilai 6,5. (AFP/Roslan Rahman)

Sebelum memperkuat PS Mojokerto Putra, Ricky sempat tergabung dengan tim pra PON Papua Barat. Saat itu ia dilatih oleh legenda asal Papua Barat, Marthen Tao.

Namun, Papua Barat saat itu gagal lolos ke PON Jawa Barat. Mereka kalah bersaing dengan sang tetangga, Papua.

Setelah gagal berlaga di PON, Ricky kembali ke Sorong. Setelah itu ia mengikuti seleksi umum di klub asal Jawa Timur, PS Mojokerto Putra.

"Pelatih saya waktu itu Marthen Tao, dia punya koneksi waktu itu ada koneksi juga dengan pelatih kiper Mojokerto Putra, saya ikut seleksi terbuka di Mojokerto," jelasnya.

3 dari 3 halaman

Pelapis di PSS

Tiga pemain seleksi di PSS bersama Kushedya Hari Yudo (kanan). (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Setelah tampil apik di Liga 2 bersama PS Mojokerto Putra, Ricky Kambuaya menarik perhatian banyak klub Liga 1. PSS Sleman yang baru promosi ke Liga 1 2019 langsung mengamankan tanda tangan Kambuaya saat itu.

Namun karir Ricky Kambuaya di PSS Sleman saat itu tidak berjalan mulus. Ia hanya jadi pelapis di skuad asuhan Seto Nurdiyantoro.

Ia kalah dengan para pemain PSS yang lain seperti Rangga Muslim Perkasa atau Dave Mustaine. Belum lagi saat itu, PSS juga punya gelandang asing dalam diri Brian Ferreira.

Di Liga 1 2019, Ricky hanya memiliki 14 kali penampilan. Ia mencetak dua gol di Liga 1 musim tersebut.

Berita Terkait