Warna Piala Dunia : Apes Banget, Lagi Semangat Membara Malah Kena Kartu Merah

oleh Choki Sihotang diperbarui 09 Sep 2022, 09:05 WIB
Bek Belanda John Heitinga (kiri) meninggalkan lapangan seusai diganjar kartu merah oleh wasit Howard Webb di laga final PD 2010 di Soccer City, Johannesburg, 11 Juli 2010. Spanyol unggul 1-0. AFP PHOTO / STEPHANE DE SAKUTIN

Bola.com, Jakarta - Setiap kali pesta bola terakbar empat tahunan datang, termasuk Piala Dunia 2022, ada saja yang ramai berada di kepala publik. Orang-orang selalu bertanya siapa gerangan pemain yang mencetak gol pertama, gol tercepat, pencetak gol terbanyak, pemain muda terbaik, dan lain sebagainya.

Semua itu sah-sah saja. Tapi, biasanya ada satu pertanyaan yang terlihat unik tapi menegangkan. Publik perlu juga bertanya dalam hati siapa gerangan pemain yang akan diganjar kartu merah di Qatar nanti?

Advertisement

 

2 dari 7 halaman

Sederet Nama

Dalam sejarahnya yang panjang membentang, sejak digulirkan pertama kali di Uruguay pada 1930, Piala Dunia beberapa kali dinodai kartu merah. Kartu 'haram' ini menjadi momok menakutkan bagi semua pemain, terlebih di pentas sekelas Piala Dunia.

Di bawah ini sederet bintang yang harus rela mandi lebih cepat setelah mendapat kartu merah dari sang pengadil lapangan :

 

3 dari 7 halaman

John Heitinga

Pemain belakang Belanda John Heitinga setelah mengalahkan Brasil di Port Elizabeth, 2 Juli 2010. AFP PHOTO/PIERRE-PHILIPPE MARCOU

Belanda oh Belanda. Nasibmu benar-benar merana. Tiga kali ke final, tiga kali pula gagal menjadi yang terbaik. Di Piala Dunia 2010, De Oranje menantang Spanyol di partai puncak.

Rakyat Belanda sudah jemu berharap, mengingat tim kesayangan sudah dua kali tersungkur di partai pamungkas yakni edisi 1974 dan 1978. Tak ada alasan, saatnya Belanda harus juara.

Namun apa daya, masih jauh panggang dari api. Belanda lagi-lagi rubuh. Spanyol mengalahkan mereka 1-0 via gol Andrés Iniesta pada menit ke-116. Kepedihan Belanda kian tak tertahankan, karena salah satu pilar mereka, John Heitinga, diganjar kartu merah pada menit ke-109.

 

4 dari 7 halaman

Claudio Marchisio

Neymar (kiri) bertarung memperebutkan bola dengan Claudio Marchisio di laga final Liga Champions 2014-2015 di Olympiastadion, Berlin, Minggu (7/6/2015). Barcelona keluar sebagai pemenang dengan skor 3-1. (AFP Photo/Oliver Lang)

Sebelum duel, Cesare Prandelli kembali mengingatkan agar anak-anak Italia tampil sabar dan jangan gampang terprovokasi. Maklum, Gli Azzurri hanya butuh sebiji poin kala bersua Uruguay dalam laga penyisihan Grup D Piala Dunia 2014.

Namun yang ditakutkan sang pelatih tersuguh saat pertandingan memasuki menit ke-59. Wasit mengusir Claudio Marchisio karena dengan sengaja mengangkat kaki terlalu tinggi hingga akhirnya mengenai kaki pemain Uruguay, Arévalo Rios.

Rios terguling-guling menahan sakit. Bermain dengan 10 pemain, Italia kalah 0-1 dan harus angkat koper lebih cepat.

 

5 dari 7 halaman

Pertempuran Nuremberg

Ini disebut-sebut sebagai laga "terkotor" dalam sejarah Piala Dunia. Dikenal dengan istilah Pertempuran Nuremberg, Belanda dan Portugal saling berhadapan di babak 16 besar Piala Dunia 2006. Yang terjadi kemudian sungguh mengerikan.

Ada empat kartu merah dan 16 kartu kuning menodai laga yang dijejali pemain bintang seperti Cristiano Ronaldo, Deco, dan Mark van Bommel itu. Akhirnya, Portugal menang 1-0 berkat gol Maniche pada menit ke-23.

 

6 dari 7 halaman

Thierry Henry

Gelap! Prancis redup di Piala Dunia 2002. Sang juara bertahan, yang empat tahun sebelumnya digdaya di Piala Dunia 1998, pulang dengan ratapan dan ejekan. Les Bleus terkapar di fase grup.

Tanda-tanda kehancuran Prancis sebenarnya sudah terlihat dalam laga pembuka melawan Senegal. Mereka kalah 0-1. Di laga kedua, Prancis juga melempem dan harus puas bermain imbang 0-0 kontra Uruguay.

Kartu merah yang menimpa striker andalan, Henry, pada menit ke-25 ditengarai sebagai biang kerok kegagalan armada Roger Lemerre. Di laga terakhir, minus Henry tentunya, Prancis digilas Denmark 0-2.

 

7 dari 7 halaman

Diego Maradona

Empat tahun sebelum membawa Argentina ke singgasana juara Piala Dunia 1986, Diego Maradona berada di bawah bayang-bayang Daniel Passarella dan Mario Kempes. Keduanya adalah bintang

Tim Tango kala memenangkan Piala Dunia 1978. Passarella dan Kempes masih jadi andalan di Piala Dunia 1982 di Spanyol. Keduanya punya misi berat untuk mempertahankan gelar. Namun, misi suci gagal diemban dengan sempurna.

Langkah La Albiceleste terhenti di putaran kedua setelah dikalahkan Brasil 3-1. Di momen ini pula, Maradona diganjar kartu merah pada menit ke-85 karena pemain yang kemudian hari menjadi 'manusia setengah dewa' itu menendang pemain Brasil, Joao Batista.

Berita Terkait