Jeritan Hati Aremania yang Selamat dari Pintu Maut Stadion Kanjuruhan: Berpisah dengan Suami dan Anak untuk Selamanya

oleh Iwan Setiawan diperbarui 04 Okt 2022, 18:20 WIB
Kondisi pintu 13 tribune ekonomi Stadion Kanjuruhan, Malang, dengan lubang udara yang jebol. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Malang - Tragedi Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) masih menjadi sorotan dunia. Kerusuhan yang melibatkan Aremania dengan pihak keamanan memakan korban 125 jiwa.

Diperkirakan korban paling banyak ada di tribune ekonomi belakang gawang sebelah selatan Stadion Kanjuruhan, yakni pintu 11, 12 dan 13 yang bisa dibilang sebagai pintu maut bagi Aremania.

Advertisement

Gara-gara gas air mata ditembakkan ke arah tribune, membuat banyak korban jatuh karena terinjak di tengah kepanikan efek gas air mata.

Bola.com menemui korban yang selamat dari pintu maut Stadion Kanjuruhan itu. Salah satunya, Elmiati (33), warga Sumpil, Blimbing, Kota Malang. Suami dan anaknya kehilangan nyawa, yakni Rudi Harianto (34) dan Virdy Prayoga (3).

“Waktu itu saya tidak ingat berapa kali tembakan gas air mata yang ke tribune. Saya duduk di bagian tengah di tribun 13. Lalu kami buru-buru keluar. Anak saya digendong suami ada didepan. Saat mau turun tangga keluar, kami terpisah,” ceritanya.

2 dari 5 halaman

Kebersamaan Terakhir

Kondisi pintu 13 Stadion Kanjuruhan, Malang saat Bola.com hadir ke lokasi hari Senin (03/10/2022). (Iwan Setiawan/Bola.com)

Elmi menyebut pintu 13 sudah tidak terkunci saat itu. Namun pintu masih terasa sempit untuk kerumunan suporter yang hendak keluar.

Tak disangka, momen itu menjadi kebersamaan terakhir mereka. Elmi yang tak bisa menembus kerumunan akhirnya kembali ke tribune sambil menunggu asap gas air mata hilang.

“Setelah agak reda, saya memilih keluar lewat pintu lain. Pintu yang mengarah ke dalam lapangan. Kebetulan waktu itu sudah dibuka. Kami sempat ditolong anggota TNI menyiram wajah dengan air untuk mengurangi efek gas air mata,” sambungnya.

3 dari 5 halaman

Mencari Suami dan Anak

Tetapi pihak keamanan melakukan kebijakan yang kontroversial. Mereka justru menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa yang terus merengsek ke dalam lapangan. Langkah tersebut justru membuat kondisi di lapangan makin runyam. (AP/Yudha Prabowo)

Begitu bisa lolos dari tribune, dia melihat banyak korban berjatuhan di area stadion. Namun Elmi tak mengetahui di mana keberadaan suami dan anaknya.

Kemudian temannya mengajak Elmi ke rumah sakit RSUD Kanjuruhan untuk melihat sang anak yang baru berusia 3 tahun kabarnya sudah dievakuasi.

“Kami jalan kaki dari stadion ke RSUD Kanjuruhan. Lalu saya lihat arahnya menuju kamar jenazah. Firasat saya sudah tidak enak dan tidak mau masuk. Tapi saya merasa kalau memang anak saya meninggal, ini jadi kesempatan terakhir saya untuk bertemu,” lanjut dia.

Beberapa saat mengetahui buah hatinya sudah meninggal, Elmi juga diberi tahu suaminya juga sudah tiada yang berada di rumah sakit yang berbeda, yakni RS Wava Husada yang jaraknya kurang lebih 2 kilometer dari Stadion Kanjuruhan.

4 dari 5 halaman

Trauma dengan Sepak Bola

Kendaraan polisi yang terbalik terlihat di lapangan setelah tragedi kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema Vs Persebaya di Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022). Dari 129 orang yang meninggal dunia dalam kejadian tersebut, dua orang merupakan polisi. (AP Photo/Hendra Permana)

Sebenarnya, Elmi, suami dan anaknya tergolong Aremania baru. Mereka baru melihat tiga pertandingan secara langsung di Stadion Kanjuruhan.

Semuanya adalah pertandingan di Liga 1 2022/2023, saat Arema bermain melawan PSIS Semarang, Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya.

“Dua pertandingan awal sebelumnya aman-aman saja. Karena itu saya dan suami mau melihat pertandingan yang ketiga. Ini demi membuat hati anak saya senang. Tapi sekarang, tentu ada trauma,” kenangnya.

5 dari 5 halaman

Mimpi Suami Jadi Firasat

Tak hanya diisi dengan tabur bunga saja, mereka juga menyalakan 1000 lilin sebagai bentuk belasungkawa atas insiden tersebut. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Elmi menambahkan sebelumnya ada sebuah firasat yang dirasakannya sebelum tragedi tersebut. Menurut pengakuan Elmi, suaminya bermimpi potong rambut.

“Suami saya agak gelisah karena mimpi begitu. Dan waktu mau berangkat ke stadion, anak dan suami memang potong rambut. Mungkin itu firasatnya,” kata Elmi memungkasi ceritanya.