Tsunami Hukuman Timnas Indonesia U-23 pada SEA Games 2023 Terparah Setelah Sepak Bola Gajah di Piala AFF 1998

oleh Rizki HidayatGregah Nurikhsani diperbarui 13 Jul 2023, 16:16 WIB
Sejumlah pemain dan official Timnas Indonesia U-22 bersitegang dengan pemain dan official Timnas Thailand U-22 pada laga final sepak bola SEA Games 2023 yang berlangsung di Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, Selasa (16/05/2023). (Bola.com/Abul Aziz)

Bola.com, Jakarta - Tujuh anggota Timnas Indonesia U-22 mendapatkan sanksi dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), akibat kisruh pada final SEA Games 2023. Bagi Indonesia, itu adalah tsunami hukuman setelah Piala AFF 1998.

Timnas Indonesia U-22 bersua Thailand pada laga puncak SEA Games 2023 cabang olahraga sepak bola. Dalam duel di Olympic Stadium, Phnom Penh, 16 Mei 2023, Tim Garuda Muda berhasil menang 5-2 atas Timnas Thailand.

Advertisement

Sayangnya, insiden keributan antara pemain dan ofisial Timnas Indonesia dan Thailand mewarnai laga tersebut. Sejumlah pemain terlibat adu pukul jelang laga berakhir, bahkan Ketua PSSI, Erick Thohir, sampai turun tangan.

Keributan antar pemain Timnas Indonesia U-22 dan Thailand membuat AFC melakukan penyelidikan. Hingga akhirnya federasi tertinggi sepak bola Asia tersebut menjatuhkan sanksi untuk kedua tim.

 

2 dari 5 halaman

Hukuman dari AFC

Sejumlah pemain dan official Timnas Indonesia U-22 bersitegang dengan pemain dan official Timnas Thailand U-22 pada laga final sepak bola SEA Games 2023 yang berlangsung di Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, Selasa (16/05/2023). (Bola.com/Abul Aziz)

Lewat sidang Disciplinary and Ethics Committee Meeting pada 11 Juli 2023, AFC merilis 11 keputusan. Tak cuma Timnas Indonesia dan Thailand saja, pertandingan Liga Champions Asia 2022 antara Al Hilal vs Urawa Red Diamonds juga masuk poin.

Sepuluh dari 11 keputusan yang dikeluarkan AFC melibatkan Timnas Indonesia dan Thailand pada final SEA Games 2023. Secara garis besar, ada dua pasal yang dilanggar mengenai Kode Etis dan Disiplin AFC.

Adapun tiga pemain Timnas Indonesia yang kena sanksi dan denda yakni Titan Agung Bagus Fawwazi, Komang Teguh Trisnanda, dan Muhammad Taufany Muslihuddin.

Sementara itu, empat ofisial Timnas Indonesia juga mendapatkan sanksi dari AFC. Mereka adalah Tegar Diokta Andias, Sahari Gultom, Ahmad Nizar Caesarea Noor, Muhni Toid Sarnad.

 

3 dari 5 halaman

Sanksi Larangan Bertanding dan Denda

Usai gol tercipta terjadi keributan dahsyat di bangku cadangan melibatkan pemain Indonesia dan Thailand serta ofisial tim. (Photo by MOHD RASFAN / AFP)

Dalam rilis dari AFC, dua dari tiga pemain Timnas Indonesia yang dikartu merah, yakni Titan Agung dan Komang Teguh, dijatuhi larangan bertanding enam pertandingan. Keduanya juga didenda sebesar 1000 dolar AS.

Adapun Taufany hanya mendapatkan larangan bertanding enam laga tanpa denda. Ofisial Timnas Indonesia atas nama Tegar (sekretaris tim) dan Sahari Gultom (pelatih kiper) juga mendapatkan sanksi enam kali larangan laga, plus denda 1000 dolar AS.

Ahmad Nizar Caesarea Noor (dokter tim) dan Muhni Toid Sarnad juga hanya dikenai larangan bertanding. Adapun total denda yang harus dibayarkan pemain dan ofisial Timnas Indonesia yakni mencapai Rp59 juta.

 

4 dari 5 halaman

Insiden Sepak Bola Gajah

Flashback Piala AFF - Piala Tiger 1998 (Bola.com/Adreanus Titus)

Bagi Timnas Indonesia, ini bukan pertama kali terkena hukuman. Sebelumnya, Tim Garuda juga pernah mendapatkan sanksi berat dari FIFA pada Piala Tiger 1998.

Ketika itu, Timnas Indonesia dijatuhi sanksi akibat insiden sepak bola gajah pada laga Grup A. Indonesia bersua Thailand pada partai terakhir fase grup, untuk menentukan juara dan runner-up.

Duel berlangsung di Thong Nhat Stadium, Ho Chi Minh City, 31 Agustus 1998. Tidak diduga, pertandingan yang diprediksi berjalan panas karena dua tim terbaik di Grup A berhadapan, justru memunculkan keanehan sejak menit awal.

Kedua tim bermain dalam tempo lambat dan tampak tidak bergairah untuk memenangi pertandingan. Skor pun sama kuat 2-2 hingga menit-menit akhir.

Pada pengujung waktu normal, kejadian menyesakkan itu terjadi. Adalah Mursyid Effendi yang jadi pelaku gol bunuh diri pada menit ke-90 yang membuat Indonesia kalah 2-3.

Timnas Indonesia akhirnya lolos ke semifinal sebagai runner-up Grup A dan bersua juara Grup B, Singapura. Di sisi lain, Thailand berstatus juara Grup A dan meladeni Vietnam yang merupakan peringkat kedua Grup B.

Motif menghindari Vietnam di semifinal diduga kuat sebagai alasan Timnas Indonesia dan Thailand enggan menang pada partai terakhir penyisihan Grup A, hingga akhirnya memilih memainkan sepak bola gajah.

 

5 dari 5 halaman

Hukuman untuk Mursyid Effendi

Mursyid Effendi, sudah melupakan insiden gol bunuh diri di Piala Tiger 1998. (Bola.com/Fahrizal Arnas)

Akibat insiden memalukan tersebut, Timnas Indonesia harus menerima tsunami hukuman. FIFA menjatuhkan denda 40 ribu dolar AS kepada PSSI buntut dari sepak bola gajah.

Sementara itu, Mursyid Effendi dikenai sanksi larangan beraktivitas di sepak bola internasional seumur hidup.

Publik di Tanah Air juga sangat geram dengan aksi tidak sportif yang diperlihatkan tim kesayangan. Ketidakpuasan, sindiran, hingga caci-maki tidak hanya dilayangkan pada para pemain tetap juga ditujukan ke PSSI

Media massa di dalam dan luar negeri turut riuh memberitakan sepak bola gajah ini. Azwar Anas lantas mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua PSSI kala itu.

Berita Terkait