Di Mana Mereka Sekarang? 3 Pemain Asia yang Dicap The Next Lionel Messi

oleh Rizki Hidayat diperbarui 24 Feb 2024, 16:00 WIB
Kolase - Lionel Messi di Inter Miami (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Lionel Messi merupakan satu di antara pesepak bola terbaik sepanjang masa. Tak heran jika Messi menjadi kiblat dan diidolakan banyak orang, termasuk sesama pemain.

Mengawali karier profesional sejak 2003, La Pulga telah merengkuh segalanya yang diimpikan para pesepak bola diseluruh dunia. Beragam trofi juara berhasil diraih Lionel Messi, beberapa di antaranya adalah 11 gelar liga, empat trofi Liga Champions, dan tiga titel Piala Dunia Antarklub di level klub.

Advertisement

Selain itu, Lionel Messi sukses membawa Timnas Argentina meraih gelar juara Copa America 2021, titel Finalissima 2022, dan trofi Piala Dunia 2022. Sederet prestasi tersebut semakin lengkap setelah Lionel Messi meraih penghargaan pribadi, yakni delapan trofi Ballon d'Or dan empat titel Pemain Terbaik FIFA.

Nama besar La Pulga membuat sejumlah pesepak bola mendapat label The Next Lionel Messi, termasuk dari Asia. Lantas di mana mereka kini dan prestasi yang sudah dicapai? Berikut ini ulasannya.

---

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Takefusa Kubo

Takefusa Kubo. Sayap Jepang berusia 20 tahun yang musim lalu memperkuat Getafe dengan status pinjaman dari FC Tokyo ini juga telah mencetak 3 gol. Ketiga gol dicetaknya di tiga laga, masing-masing 1 gol saat melawan Afrika Selatan, Meksiko dan Prancis. (Foto: AP/Martin Mejia)

'Lionel Messi dari Jepang' ini pernah menjadi bagian dari Barcelona hingga Real Madrid pada usia ke-21 tahun. Barcelona sempat melanggar aturan FIFA tentang regulasi transfer pemain di bawah umur sehingga sang pemain dipulangkan ke Jepang.

Kubo akhirnya membuat rekor pemain termuda yang mencetak gol di J-League yang membuat Real Madrid akhirnya tertarik membelinya dari FC Tokyo pada 2019.

Madrid kembali menjualnya ke Real Sociedad pada musim panas 2022, tetapi masih memegang 50 persen hak sang pemain. Itu menunjukkan Los Blancos masih melihat prospek Kubo menjadi bintang.

Bersama Real Sociedad, Takefusa Kubo tampil impresif. Dia sukses mencetak 16 gol dan 13 assist dari 73 pertandingan diseluruh ajang.

3 dari 4 halaman

Lee Seung-woo

Penyerang Timnas Korea Selatan U-23, Lee Seung-woo, pada laga final sepak bola Asian Games 2018 kontra Jepang di Stadion Pakansari, Cibinong, Sabtu (1/9/2018). (Bola.com/Dok. INASGOC)

Serupa seperti Kubo, Lee Seung-woo juga alumnus La Masia. Saat Barcelona mendatangkannya pada 2011, ia dijuluki sebagai Lionel Messi-nya Korea Selatan.

Sayang, ekspektasi publik terhadap penampilan Seung-Woo terlalu besar. Dia tidak bisa memikul tekanan tersebut sehingga gagal menjadi pemain kelas dunia.

Seung-Woo hanya mampu sekali mencatatkan penampilan bersama Barcelona B. Dia pindah ke Hellas Verona pada 2017 dan membukukan 37 laga hingga 2019.

Pada 30 Agustus 2019, Lee Seung-woo kemudian pindah ke klub asal Belgia, Sint-Truiden, dengan nilai transfer 1,2 juta euro. Setelah sempat dipinjamkan ke Portimonense pada 1 Februari 2021, Lee hengkang ke Suwon FC sejak 2022.

Sejauh ini, pemain berusia 26 tahun tersebut baru mencetak 30 gol dan 11 assist dari 147 pertandingan diseluruh ajang.

 

4 dari 4 halaman

Ryo Miyaichi

Ryo Miyaichi. Sayap kanan Jepang berusia 29 tahun yang kini membela Yokohama Marinos di J-League 1 sejak awal musim 2021/2022 ini pernah memperkuat Arsenal selama 5 musim mulai 2010/2011 hingga 2014/2015 usai didatangkan dari Chukyo HS. Selama 5 musim tersebut ia hanya bermain dalam 7 laga di semua ajang dan lebih banyak dipinjamkan ke beberapa klub di Belanda dan Inggris. Pada musim 2013/2014 ia turut andil dalam raihan trofi Piala FA untuk The Gunners. (AFP/Adrian Dennis)

Sebelum Takefusa Kubo, julukan 'Messi dari Jepang' melekat kepada Ryo Miyaichi. Pemain yang kini berusia 31 tahun tersebut mendapatkan label tersebut ketika direkrut Arsenal pada Januari 2011.

Julukan tersebut sejalan dengan kemampuan mengolah bola Miyaichi. Bakat yang dimilikinya berada di atas rata-rata dan dianggap bakal menjadi pesepak bola bintang pada masa depan.

Namun, Ryo Miyaichi kesulitan menembus skuat utama Arsenal. Dia hanya tampil dalam tujuh pertandingan dan gagal mencetak gol ataupun assist.

Miyaichi pun lebih sering dipinjamkan ke klub lain, mulai dari Feyenoord (2011), Bolton Wanderers (2012), Wigan Athletic (2012/2013), Twente (2014/2015), FC St. Pauli (2015 - 2021), dan kini membela Yokohama F. Marinos sejak Juli 2021.

Kurang okenya performa Ryo Miyaichi juga akibat badai cedera yang kerap menghantam. Bahkan, dia sampai empat kali dihantam cedera ligamen. Beruntung, Miyaichi masih bisa melanjutkan kariernya sebagai pesepak bola.

Sumber: Give Me Sport

Berita Terkait