Liga Champions 2024 / 2025: Kekacauan, Drama, dan Kesuksesan Format Baru

Babak kualifikasi Liga Champions 2024/25 dengan format baru berakhir dengan malam (dini hari WIB) yang penuh "kekacauan" dan drama.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 30 Januari 2025, 10:00 WIB
Logo Liga Champions UEFA ditampilkan sebelum pertandingan Liga Champions antara FC RB Salzburg dan Paris Saint-Germain di Salzburg, Austria, pada 10 Desember 2024. (KERSTIN JOENSSON/AFP)

Bola.com, Jakarta - Sebanyak 18 pertandingan dimainkan secara bersamaan, dengan berbagai skenario yang berubah cepat dari menit ke menit.

Kejutan terus terjadi, menghadirkan ketegangan yang menjadi daya tarik utama kompetisi paling bergengsi di Eropa ini.

Advertisement

UEFA boleh berbangga karena sistem baru yang disebut "Swiss system" benar-benar membawa daya tarik yang mereka harapkan.

Di Villa Park, ketika Aston Villa menghadapi Celtic dalam atmosfer yang panas, bukan hanya para penggemar yang tegang, tetapi juga staf pelatih yang terus memantau perkembangan di pertandingan lain. Satu gol dari Atalanta bisa saja menggagalkan peluang Villa untuk finis di delapan besar.

Sementara itu, Manchester City yang hampir tersingkir justru berhasil bangkit dan mengalahkan Club Brugge, mengamankan tempat di babak play-off.


Format Baru Bawa Ketegangan Tak Terduga

Liga Champions - Ilustrasi Logo UEFA Champions League musim 2024/2025. (Bola.com/Adreanus Titus)

Liga Champions dalam beberapa musim terakhir sering dikritik karena dianggap terlalu mudah bagi tim-tim besar, dengan mereka melaju ke babak knockout tanpa kesulitan berarti. Namun, musim ini sangat berbeda.

Hanya ada selisih enam poin antara tim peringkat ketiga dan peringkat ke-23 sebelum pertandingan terakhir, membuat persaingan makin sengit. Beberapa tim bahkan baru mengetahui nasib mereka di menit-menit akhir pertandingan.

Tim-tim raksasa mengalami kesulitan:

  • Manchester City, juara Liga Champions 2023, menunjukkan performa mengecewakan di hampir seluruh fase kualifikasi dan nyaris tersingkir.
  • Bayern Munchen dan Real Madrid sempat terlempar ke peringkat 15 dan 16 sebelum pertandingan terakhir.
  • Sporting Lisbon hampir tersingkir, tetapi berhasil melaju ke play-off di detik-detik terakhir.
  • Dinamo Zagreb tampaknya akan lolos, tetapi akhirnya tersingkir di menit-menit akhir pertandingan terakhir mereka.

Format baru ini jelas membuat segalanya lebih sulit diprediksi dibandingkan sebelumnya.


Tim Langsung Lolos ke Babak 16 Besar

Penyerang Liverpool, Cody Gakpo (kedua kiri) merayakan golnya bersama Virgil van Dijk pada pertandingan kelima fase League Liga Champions 2024/2025 melawan Real Madrid di Stadion Anfield, Inggris pada Rabu 27 November 2024 waktu setempat atau Kamis 28 November 2024 dini hari Waktu Indonesia Barat. (Oli SCARFF/AFP)
  1. Liverpool
  2. Barcelona
  3. Arsenal
  4. Inter Milan
  5. Atletico Madrid
  6. Bayer Leverkusen
  7. Lille
  8. Aston Villa

Undian babak 16 besar akan digelar pada 21 Februari 2025.


Tim Masuk Babak Play-Off

Pemain Real Madrid merayakan gol yang mereka cetak ke gawang Stade Brestois dalam laga matchday terakhir league phase Liga Champions 2024/2025 di Roudourou Stadium, Kamis (30/1/2025) dini hari WIB. Real Madrid menang 3-0 dalam laga ini. (Damien MEYER/AFP)
  1. Atalanta
  2. Borussia Dortmund
  3. Real Madrid
  4. Bayern Munchen
  5. AC Milan
  6. PSV Eindhoven
  7. Paris Saint-Germain
  8. Benfica
  9. Monaco
  10. Brest
  11. Feyenoord
  12. Juventus
  13. Celtic
  14. Manchester City
  15. Sporting Lisbon
  16. Club Brugge

Babak play-off akan berlangsung pada 11-12 Februari dan 18-19 Februari, dengan beberapa laga menarik seperti:

  • Manchester City atau Celtic akan menghadapi Real Madrid atau Bayern Munchen.
  • Juventus memiliki peluang 50 persen untuk menghadapi AC Milan.
  • PSG bisa bertemu rival Ligue 1 mereka, Monaco atau Brest.

Tim Tersingkir

Penyerang Stuttgart asal Mali, El Bilal Toure (10), merayakan gol pertama timnya saat pertandingan Liga Champions antara Juventus dan VfB Stuttgart di stadion Allianz di Turin, Rabu dini hari WIB. (Marco BERTORELLO/AFP)
  1. Dinamo Zagreb
  2. Stuttgart
  3. Shakhtar Donetsk
  4. Bologna
  5. Sparta Prague
  6. RB Leipzig
  7. Girona
  8. Red Star Belgrade
  9. Sturm Graz
  10. Salzburg
  11. Slovan Bratislava
  12. Young Boys

Apakah Perubahan Benar-benar Berhasil?

Gelandang Arsenal asal Inggris bernomor punggung 41, Declan Rice (kiri), merayakan gol pertama timnya dalam pertandingan Liga Champions UEFA antara Arsenal dan Dinamo Zagreb di Stadion Emirates di London utara, Kamis dini hari WIB (23-1-2025). (JUSTIN TALLIS/AFP)

UEFA berhasil menciptakan persaingan yang lebih seru di fase grup, tetapi ada beberapa kekhawatiran tentang keadilan sistem ini.

Liverpool, meski tampil dominan sepanjang kompetisi, baru bisa memastikan tempat di delapan besar pada pertandingan terakhir.

Pelatih Liverpool, Arne Slot, mengakui bahwa sistem ini sulit diprediksi.

"Satu-satunya hal yang saya pahami adalah bahwa tim ini berhasil mencapai babak 16 besar karena peringkat ini benar-benar tidak terduga," ujar Slot.

Namun, bagi para penggemar, melihat tim menghadapi delapan lawan berbeda dalam fase liga—bukan hanya tiga seperti di format lama—membawa variasi yang lebih menarik.

Gelandang Arsenal, Declan Rice, memberikan pandangannya.

"Biasanya, Anda hanya bertemu PSG atau Inter di perempat final atau semifinal. Tapi, musim ini, kami sudah menghadapi keduanya sejak fase grup," ucapnya.

Jelas, UEFA mengubah format ini bukan hanya untuk menarik perhatian penggemar, tetapi juga untuk menghambat rencana Liga Super Eropa. UEFA ingin menciptakan lebih banyak pertandingan besar antarklub elite, dan sejauh ini, tujuan itu tercapai.


Apakah Liga Champions Kini Lebih Menarik?

Para pemain Atletico Madrid melakukan selebrasi setelah pertandingan Liga Champions UEFA RB Salzburg vs Atletico Madrid di Salzburg, Austria, Kamis dini hari WIB (30-1-2025). (KERSTIN JOENSSON/AFP)

Beberapa pihak sempat meragukan sistem ini, terutama karena Manchester City tetap lolos ke babak play-off, meski hanya menang tiga dari delapan pertandingan mereka.

Namun, secara keseluruhan, fase kualifikasi telah menghadirkan drama yang diharapkan para penggemar.

"Format ini memaksa kami untuk menang, bukan hanya bermain aman," kata Diego Simeone, pelatih Atletico Madrid.  

Meski begitu, beberapa pertandingan masih menunjukkan ketimpangan kualitas. Bayern Munchen menghancurkan Dinamo Zagreb dengan skor 9-2, memperlihatkan jurang perbedaan antara klub-klub Eropa.

Delapan tim yang bermarkas di sebelah timur Munchen tersingkir, menunjukkan bahwa kesenjangan level masih menjadi masalah.

Namun, pertandingan penuh drama seperti Borussia Dortmund menghancurkan Celtic 7-0, Real Madrid melakukan comeback 5-2 atas Dortmund, dan Sporting Lisbon mengalahkan Manchester City 4-1 membuat fase grup ini jauh dari kata membosankan.

Dengan semua yang telah terjadi, UEFA dapat menganggap ini sebagai langkah sukses dalam pembaruan Liga Champions.

Saat fase knockout makin dekat, turnamen ini tetap penuh ketegangan, dan klub-klub terbaik Eropa masih memiliki peluang untuk meraih gelar juara.

Musim 2024/25 bisa menjadi satu di antara musim Liga Champions paling menarik dalam beberapa tahun terakhir—dan masih banyak kejutan yang bisa terjadi!


Cek Persaingan di Liga Champions Musim Ini

Berita Terkait