10 Pesepak Bola yang Kariernya Meroket Setelah Berganti Posisi: Berubah Dahsyat, Bak Terlahir Kembali

Berikut 10 pesepak bola yang kariernya meroket setelah berganti atau mendapatkan posisi yang baru.

BolaCom | Yus Mei SawitriDiterbitkan 28 April 2025, 19:15 WIB
Artikel 10 Tahun Bola.com - 10 Pemain yang kariernya meroket setelah ganti posisi (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Ada yang unik ketika Timnas Inggris melakoni dua laga kualifikasi Euro 2024 melawan Malta dan Makedonia Utara. Manajer Three Lions, Gareth Southgate menyerahkan jersey nomor 10 kepada pesepak bola yang berposisi bek kanan Liverpool, Trent Alexander-Arnold.

Jersey nomor 10 ini biasanya dikenakan Raheem Sterling, kemudian pada awal 2023 dipakai Jude Bellingham. Ketika Sterling penampilannya jeblok di Chelsea dan tidak dipanggil, serta Bellingham mengalami cedera hamstring, jersey nomor 10 justru diberikan kepada Alexander-Arnold.

Advertisement

Ternyata, Southgate tidak asal memilih pemain untuk mengenakan jersey nomor 10. Dalam dua laga Inggris pada Juni 2023, Southgate mengubah posisi Alexander-Arnold sebagai gelandang, yang sebelumnya bek kanan.

Keputusan itu berbuah manis karena Inggris menang telak pada kedua laga dan Arnold bahkan mencetak gol kala menghadapi Malta. Sebelumnya, ada sejumlah pemain yang kariernya meroket karena memiliki atau berganti posisi baru.

Berikut 10 pesepak bola yang kariernya meroket setelah berganti atau mendapatkan posisi yang baru.


1. Lionel Messi

Penyerang Barcelona berselebrasi setelah mencetak gol ke gawang Chelsea pada pertandingan Liga Champions stadion Camp Nou di Barcelona, Spanyol pada 14 Maret 2018. Barcelona pada Kamis 5 Agustus 2021 bahwa Lionel Messi tidak akan bertahan dengan klub. (AP Photo/Manu Fernandez)

Pada awal karier profesionalnya di Barcelona, Messi mendapatkan peran di sayap kanan. Pelatih Barcelona saat itu, Pep Guardiola, kemudian melihat potensi sang 'penyihir kecil' untuk mendapatkan posisi baru.

Messi akhirnya diplot menjadi false 9 alias striker palsu untuk mengobrak-abrik pertahanan lawan yang bingung. Saat ini, permainan Messi juga lebih dahsyat saat mengambil peran sebagai seorang playmaker.


2. Thierry Henry

3. Thierry Henry - Pemain bernomor punggung 14 ini adalah mesin gol andalan The Gunners. Kesuksesan Arsenal era Arsene Wenger saat itu tak lepas dari peran kunci nya sebagai striker yang sangat mematikan di depan gawang lawan. (AFP/Odd Andersen)

Setelah gagal di Juventus, Henry hijrah ke Arsenal. Pada awalnya, pemain asal Prancis ini ditempatkan sebagai winger tetapi justru melejit kala menjadi striker sentral, kemudian mencetak 174 gol.

Pelatih Juventus yang mendepak Henry kala itu, Carlo Ancelotti, akhirnya menyadari kesalahannya. "Kesalahan saya? Saya tidak ingin Baggio di Parma dan kemudian di Juventus saya tidak menyadari bahwa Henry bukan pemain sayap," ungkap Ancelotti.


3. Cristiano Ronaldo

Cristiano Ronaldo berhasil membayar kepercayaan Erik ten Hag saat tampil sebagai starter Manchester United pada laga lanjutan Grup E Liga Europa 2022/2023 menghadapi FC Sheriff yang berlangsung di Old Trafford, Jumat (28/10/2022) dini hari WIB. (AP/Jon Super)

Ronaldo adalah pemain sayap yang terampil dengan banyak potensi pada 2003. Ronaldo kemudian menjadi salah satu penyerang terhebat yang pernah ada dalam sejarah sepak bola.

Kecepatan hingga penyelesaian akhir yang mematikan membuat Ronaldo memiliki senjata sempurna untuk menjadi seorang striker. Tidak hanya gelar pencetak gol terbanyak, Ronaldo juga membantu setiap tim yang diperkuatnya untuk meraih gelar juara.


4. Philipp Lahm

Kapten Bayern Munchen asal Jerman, Philipp Lahm. (AFP/Christof Stache)

Legenda Bayern Munchen dan Jerman, Philip Lahm, menghabiskan sebagian besar karier sebagai bek sayap kanan. Ketika kariernya memasuki senja, Lahm justru mendapatkan peran baru yang membuatnya seperti lahir baru.

Dia membantu Jerman menjuarai Piala Dunia 2014 bukan sebagai seorang bek sayap tetapi sebagai gelandang. Saat menjadi gelandang, Lahm memang tidak secepat ketika masih mud. Tetapi ketenangan dan kemampuan menjaga bola menjadi keunggulannya.


5. Ryan Giggs

Ryan Giggs. Legenda Manchester United yang pensiun di MU pada Juli 2014 ini mencetak gol terakhir di Liga Inggris saat berusia 39 tahun dan 2 bulan. Pada (23/2/2013) di pekan ke-27 ia menyumbang 1 gol MU ke gawang tuan rumah QPR yang berakhir dengan kemenangan 2-0. (AFP/Olly Greenwood)

Pemain asal Wales itu menghabiskan 24 tahun karier profesional hanya untuk Manchester United. Sebagian besar permainannya dihabiskan untuk menjadi winger kiri Setan Merah.

Serupa Lahm, di usianya yang tidak muda lagi, Giggs akhirnya berpindah posisi sebagai gelandang. Kematangan dan kecerdasan Giggs akhirnya membantu MU merebut gelar Premier League terakhirnya pada 2013.


6. Roberto Firmino

Ekspresi pemain Liverpool Roberto Firmino setelah pertandingan sepak bola final Liga Champions antara Liverpool dan Real Madrid di Stade de France, Saint Denis, Prancis, 28 Mei 2022. Real Madrid menang 1-0. (AP Photo/Petr David Josek)

Brendan Rodgers mendatangkan Firmino ke Liverpool pada 2015 untuk menjadi gelandang serang tetapi tidak berhasil. Setelah itu, sang manajer mengubah posisinya ke sisi sayap dan juga tidak berhasil, sehingga karier pemain asal Brasil ini diprediksi tidak akan lama.

Beruntung bagi Firmino karena Jurgen Klopp datang dan menempatkannya sebagai false 9. Perubahan ini menjadi katalis Firmino menjadi salah satu tulang punggung The Reds saat merengkuh gelar Premier League. 

Firmino memastikan hengkang dari Liverpool pada musim panas ini dan kini mencari pelabuhan baru. 


7. Gareth Bale

Gareth Bale. Pemain sayap Wales berusia 32 tahun yang telah berseragam Real Madrid selama 8 musim sejak 2013/2014 ini telah mencetak 16 gol di Liga Champions bersama Los Blancos. Jumlah gol tersebut dicetaknya dari total 56 laga. (AFP/Franck Fife)

Pada penyisihan grup Liga Champions 2010/2011, Tottenham Hotspur mempermalukan juara bertahan Inter Milan. Sorotan diberikan kepada winger kiri Spurs, Gareth Bale, yang mempermalukan bek kanan Inter, Maicon, dan mengobrak-abrik pertahanan Nerazzurri.

Sebelum namanya melambung sebagai seorang winger yang ditakuti lawan-lawannyanya, siapa sangka Bale sebelumnya berposisi sebagai bek kiri. Southampton yang menemukan bakatnya sebelum hijrah ke Spurs hingga kemudian ke raksasa Spanyol, Real Madrid.


8. Bastian Schweinsteiger

7. Bastian Schweinsteiger - Pesepakbola asal Jerman ini resmi mengakhiri status sebagai pemain profesionalnya setelah 20 tahun berkarier. Mantan bintang Bayern Munchen itu merupakan salah satu bintang lapangan hijau yang sukses. (AFP/Andrew Yates)

Sebenarnya tidak ada posisi baru dalam benak Schweinsteiger. Mantan pemain Bayern Munchen dan Timnas Jerman tersebut bisa bermain di posisi mana pun karena keahliannya.

Bastian memang kerap dikenal sebagai seorang gelandang yang cepat bertahan maupun menyerang hingga mampu mengantar Jerman juara Piala Dunia 2014. Tetapi di pengujung kariernya, Schweinsteiger bermain di posisi bek tengah.


9. Declan Rice

Declan Rice menimba ilmu di akademi Chelsea sejak usia enam tahun. Dia kemudian dilepas pada usia 14 tahun dan pindah ke West Ham. Bersama The Hammers, gelandang 23 tahun itu menjelma menjadi salah satu pemain kunci klub tersebut. (AFP/Justin Tallis)

Rice dianggap sebagai salah satu gelandang bertahan terbaik di dunia yang diminati banyak klub besar Eropa. Padahal di awal-awal musim bersama West Ham, Rice justru kerap bermain sebagai bek tengah.

West Ham kemudian mengujinya lebih jauh lagi untuk menjadi seorang gelandang bertahan. Perjudian itu ternyata berbuah manis hingga Declan Rice masuk ke dalam skuad timnas Inggris.


10. Yaya Toure

Ekspresi kecewa gelandang Manchester City, Yaya Toure saat menghadapi Brighton and Hove Albion dalam laga Liga Inggris 2017/2018 di Etihad Stadium, Manchester (9/5/2018). Eks gelandang tengah Pantai Gading ini tercatat pernah dua kali ditangani Pep Guardiola saat berseragam Barcelona dan Manchester City. Namun keduanya telah meninggalkan luka baginya yang menganggap Pep Guardiola sebagai pelatih yang tak bersahabat dengan pemain asal Afrika. Ia pun memilih pergi dari dua klub tersebut. (AFP/Oli Scarff)

Yaya Toure adalah kasus langka ketika Pep Guardiola melakukan kesalahan dalam sepak bola. Manajer asal Spanyol itu menggunakannya sebagai bek dan menjadi opsi cadangan di Barcelona.

Merasa perannya dianggap tidak cukup penting, Toure kemudian dijual ke Manchester City pada 2010 yang bisa jadi penyesalan bagi Guardiola. Toure berperan sebagai gelandang yang sukses menghidupkan permainan Man City dan membuat klub tersebut meraih gelar Premier League pertamanya.

Sumber: Give Me Sport  

Berita Terkait