Bola.com, Jakarta Bek Manchester United, Matthijs de Ligt, menghargai sikap terus terang manajer Ruben Amorim.
Amorim mencap pemain MU sebagai "orang yang mencekik" menjelang laga persahabatan melawan Hong Kong.
"Saya dari Belanda, jadi saya menyukainya," tegas De Ligt.
"Saya dapat memahami media terkejut karena biasanya hal ini tidak terjadi. Tetapi saya pikir Anda juga dapat sangat senang bahwa akhirnya seseorang berbicara, mengatakan apa yang ia pikirkan, dan mengatakan kebenaran," katanya.
"Saya sangat menghargainya dalam percakapan kami secara pribadi. Itu memberi saya perasaan bahwa saya dapat mempercayainya dan ia dapat mempercayai saya."
Setelah kalah 0-1 dari ASEAN All Stars di Malaysia, MU akhirnya meraih kemenangan dalam tur Asia, menang 3-1 atas Hong Kong.
Percaya Proses
De Ligt juga yakin dengan Amorim dan percaya proses.
"Saya telah bertemu banyak manajer dan ia adalah salah satu yang paling mudah diajak bicara sebagai pemain," katanya.
"Dia sangat memperhatikan detail. Sebelum merekrut pemain baru, pertama-tama dia melihat budaya klub, apa yang perlu diubah dan apa yang dapat ditingkatkan untuk menjadi klub sepak bola yang lebih baik. Mulai musim depan kita akan melihat lebih banyak hal seperti itu."
"Saya pikir dia ingin membangun tim yang terdiri dari pemain-pemain yang bersatu, berjuang untuk satu sama lain, dan memanfaatkan sebaik-baiknya apa yang mereka miliki."
"Mungkin sebelumnya, Anda memiliki pemain-pemain terbaik, tetapi Anda bukanlah sebuah tim."
Musim Baru
Amorim juga menegaskan, musim yang buruk, meski memalukan, tidak akan menggoyahkan rencananya untuk membangun ulang MU menuju musim baru Premier League.
"Gaya saya bermain sama seperti pelatih-pelatih lain. Anda punya ide, dan Anda konsisten dengan itu. Saya sampai di level ini karena hal-hal tertentu, dan saya akan terus memegang prinsip tersebut. Tentu, kami harus memperbaiki hasil, tapi saya percaya itu bisa dilakukan," tegasnya.
Laga di Bukit Jalil disambut meriah oleh ribuan suporter MU. Namun, ketidakmampuan Setan Merah menembus pertahanan tim ASEAN yang hanya berlatih bersama selama dua hari memicu kekecewaan di tribune.
“Saya merasa bertanggung jawab atas performa tim. Sorakan dari fans itu penting, kami butuh itu. Mereka tetap mendukung kami, bahkan saat kalah. Jika mereka merasa ada yang tidak berjalan baik, mereka akan menunjukkannya," ujarnya.