Bola.com, Jakarta Striker Manchester United, Rasmus Hojlund, buka-bukaan mengenai situasinya musim lalu.
Ia menyebut membutuhkan bantuan lebih banyak musim lalu.
Pemain Denmark ini menegaskan ia senang dengan upaya United untuk meningkatkan opsi serangan mereka dengan kedatangan Bryan Mbeumo dan Matheus Cunha.
United juga sedang mengontrak penyerang tengah baru dan Hojlund menegaskan ia akan senang berbagi beban kerja.
"Ketika saya datang, Anthony Martial juga ada di sana, tetapi ia mengalami banyak cedera, jadi saya jelas harus mengambil banyak waktu bermain," katanya.
"Anda tidak akan mengatakan saya tidak boleh bermain karena saya ingin bermain di setiap pertandingan. Tetapi jelas saya membutuhkan bantuan dalam hal berbagi permainan, terutama di awal," katanya.
Masih Terlalu Muda
Rasmus Hojlund tengah mengalami masa-masa sulit sejak bergabung dengan Manchester United. Di tengah persaingan ketat dan kurangnya kepercayaan diri, striker asal Denmark ini berharap dapat menghidupkan kembali kariernya di lingkungan yang lebih mendukung.
"Saya masih sangat muda. Orang-orang terkadang lupa akan hal itu. Saya baru 22 tahun. Tidak semua striker mencetak 100 gol di usia itu," katanya.
"Tapi saya telah belajar banyak, saya rasa Anda bisa melihatnya dalam permainan saya. Saya mulai berkembang dan menjadi lebih baik dalam hal-hal dasar."
"Musim lalu sulit bagi kami semua. Seharusnya saya bermain lebih baik, semua orang tahu."
"Tapi ini juga soal tim. Kami akan menjadi lebih baik sekarang. Kami berkembang dengan cara yang benar dan menantikan apa yang akan datang."
Beban
Datang ke MU pada musim panas 2023 dari Atalanta dengan biaya sekitar 75 juta euro termasuk bonus, Rasmus Hojlund belum sepenuhnya mampu memenuhi ekspektasi yang dibebankan kepadanya.
Meski sempat menunjukkan performa cemerlang di Liga Champions dan mencetak serangkaian gol pada awal 2024, pemain Denmark tersebut menjalani musim perdana yang inkonsisten, kerap diganggu cedera.
Ditambah MU yang sedang dalam performa buruk. Di usia 22 tahun, ia sering dibiarkan bertarung sendirian di lini depan dan kesulitan memberikan dampak nyata ke pertahanan lawan, khususnya di Premier League yang dikenal dengan intensitas dan fisik tinggi, meski statistiknya cukup layak: 95 laga, 26 gol.
Sumber: Express