Bola.com, Jakarta - Manchester United (MU) sukses meraih kemenangan 2-0 atas Sunderland pada lanjutan Liga Inggris 2025/2026 di Old Trafford akhir pekan lalu.
Kemenangan yang meredakan kecemasan fans seputar performa buruk Setan Merah jeda internasional, namun Manajer MU Ruben Amorim tak kuasa menahan diri untuk menunjukkan kejujurannya.
Ruben Amorim lebih suka menepis harapan apa pun di sekitar timnya MU setelah kemenangan atas Sunderland. Termasuk soal jeda internasional selama dua pekan sebelum bertandang ke Anfield untuk menghadapi Liverpool.
Apakah international break ini bagus untuk MU? "Tidak ada momentum dalam tim kami, baik dengan jeda internasional maupun tanpa jeda."
"Kami tahu apa yang terjadi ketika kami memenangkan satu pertandingan. Rasa frustrasinya adalah tidak melihat tim yang sama di kandang dan tandang," tambahnya.
Amorim Belum Bisa Antar MU Raih 2 Kemenangan Beruntun
Setidaknya, Ruben Amorim punya jawaban jujur dari seseorang yang belum pernah memimpin tim meraih kemenangan beruntun di Liga Inggris.
Tiga kemenangan beruntun di Old Trafford dan belum ada satu pun kemenangan tandang sejauh ini, juga memicu kecemasan Amorim.
Lalu ada topik tentang para pemainnya, yang menurutnya terpengaruh oleh sorotan media terhadap sistem 3-4-2-1. Ia mengatakan hal itu menjelang pertandingan melawan Sunderland.
Bayangkan jika MU kalah melawan Sunderland, hal itu akan memberikan tekanan yang sangat besar untuk juru taktik asal Portugal itu.
Dukungan Pemain
Yang pasti, pemain MU masih menginginkan Ruben Amorim sebagai pelatih. Eks pelatih Sporting Lisbon itu juga melihat tekad Bruno Fernandes dan kawan-kawan ketika tim bersua Sunderland.
"Saya melihatnya hari ini. Saya tahu mereka ingin melakukan yang terbaik dan saya tahu mereka tidak ingin terus-menerus mengganti pelatih," ungkap Amorim.
"Kami perlu menunjukkannya dengan tindakan dan ketika kami melihat pertandingan pada akhirnya, mereka tahu bahwa terkadang kami bisa melakukan dengan lebih baik," tambahnya.
Tidak diragukan lagi, Amorim merasa bahwa mendukung masa depan seorang pelatih berarti seorang pemain harus berlari hingga kelelahan ke sana kemari setiap kali keadaan menuntut seperti itu.
Jadi apakah MU sudah benar-benar kembali ke jalur yang benar? Atau jangan-jangan tren inkonsistensi masih menaungi tim.