Korupsi Dana Kampanye, Nicolas Sarkozy Jadi Mantan Presiden Prancis Pertama di Era Modern yang Masuk Penjara

Untuk kali pertama dalam sejarah modern Prancis seorang mantan kepala negara menjalani hukuman di balik jeruji besi.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 22 Oktober 2025, 09:20 WIB
Mantan Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, terlihat sebelum naik ke mobil polisi di Paris, Selasa (21/10/2025), saat akan dibawa ke penjara untuk menjalani hukuman atas kasus konspirasi pendanaan kampanye presiden 2007. (Dok. AP Photo/Thibault Camus)

Bola.com, Jakarta - Mantan Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, resmi menjalani hukuman lima tahun penjara setelah dinyatakan bersalah dalam kasus konspirasi kriminal terkait pendanaan kampanye pilpres 2007 yang diduga melibatkan Libya.

Ia tiba di penjara La Sante di Paris pada Selasa (21-10-2025), menandai pertama kalinya dalam sejarah modern Prancis seorang mantan kepala negara menjalani hukuman di balik jeruji besi.

Advertisement

Sebelum berangkat ke penjara, Sarkozy tampak bergandengan tangan dengan sang istri, Carla Bruni-Sarkozy, saat meninggalkan rumah mereka.

"Seorang pria yang tak bersalah sedang dijebloskan ke penjara," tullis Sarkozy dalam unggahannya di media sosial.

Pihak kuasa hukum Sarkozy telah mengajukan permohonan pembebasan segera.

Ia sebelumnya divonis bersalah atas tuduhan konspirasi dalam pendanaan kampanye presiden 2007, tetapi menolak hasil putusan serta keputusan hakim yang memerintahkan agar ia ditahan sambil menunggu proses banding.


Jadi Sorotan Nasional

Mantan Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, dan istrinya, Carla Bruni-Sarkozy, meninggalkan rumah mereka di Paris pada Selasa (21/10/2025). Sarkozy menuju penjara untuk menjalani hukuman atas kasus pendanaan ilegal kampanye pemilihannya tahun 2007, yang diduga berasal dari Libya. (Dok. AP/Thibault Camus)

Menurut laporan Associated Press, perjalanan Sarkozy dari kediamannya menuju penjara La Sante menjadi sorotan nasional.

Beberapa saat sebelum keberangkatannya, ia dan istrinya berpamitan dengan keempat anaknya, Jean, Pierre, Louis, dan Giulia, serta cucu-cucunya.

Dari halaman rumah, ia melambaikan tangan kepada para pendukung yang menunggu di lingkungan elite Paris tempat tinggalnya.

Ratusan simpatisan menyambutnya dengan tepuk tangan dan meneriakkan nama "Nicolas" berulang kali, bahkan menyanyikan lagu kebangsaan Prancis.

Di sekitar pagar rumah, dua bendera Prancis dibentangkan dengan tulisan: "Semangat Nicolas, segera kembali" dan "Prancis sejati bersama Nicolas".

Sementara itu, Presiden Emmanuel Macron dikabarkan sempat menerima Sarkozy di Istana Elysee pada pekan sebelumnya.

"Saya selalu menegaskan pentingnya independensi peradilan. Namun, secara manusiawi, wajar jika saya menyambut salah satu pendahulu saya di tengah situasi sulit seperti ini," ujar Macron, Senin (20-10-2025).


Ditempatkan di Ruang Isolasi

Mantan Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy. (AP Photo/Michel Euler)

Kuasa hukum Sarkozy mengonfirmasi bahwa mantan presiden berusia 70 tahun itu ditempatkan di sel isolasi demi alasan keamanan. Ia tidak akan berbaur dengan tahanan lainnya.

Satu di antara pengacaranya, Christophe Ingrain, mengatakan kepada BFM TV bahwa penahanan tersebut hanya menambah tekad dan kemarahan Sarkozy untuk membuktikan dirinya tidak bersalah.

Ia juga menyebut kliennya berencana menulis buku tentang pengalaman hidupnya selama di penjara.

Pengacara lain, Jean-Michel Darrois, menyebut Sarkozy sudah mempersiapkan diri secara mental menghadapi masa tahanan.

"Ia membawa beberapa sweter karena penjara sangat dingin, serta penutup telinga untuk meredam kebisingan," ujarnya kepada France Info.

"Isolasi yang akan ia jalani memang berat, tapi ia sudah siap," lanjutnya. 


Tak Takut Penjara

Mantan presiden Prancis, Nicolas Sarkozy (tengah), memeluk istrinya, Carla Bruni-Sarkozy, saat meninggalkan kediamannya untuk menyerahkan diri ke Penjara La Sante untuk menjalani hukuman penjara lima tahun setelah dinyatakan bersalah atas konspirasi kriminal terkait rencana mendiang diktator Libya Moamer Kadhafi untuk mendanai kampanye pemilu 2007, di Paris, pada 21 Oktober 2025. (JULIEN DE ROSA/AFP)

Dalam wawancaranya dengan La Tribune Dimanche, Sarkozy menegaskan perjuangannya.

"Saya tidak takut penjara. Saya akan tetap menegakkan kepala, bahkan di depan pintu La Sante. Saya akan berjuang sampai akhir," kata Sarkozy.

Media Prancis juga melaporkan bahwa Sarkozy membawa tas berisi pakaian dan sepuluh foto keluarga yang diizinkan untuk dibawa masuk.

Kepada Le Figaro, ia mengungkapkan akan membawa tiga buku, termasuk The Count of Monte Cristo karya Alexandre Dumas, kisah seorang pria yang lolos dari penjara untuk menuntut keadilan.

Hakim Paris memerintahkan agar Sarkozy segera menjalani hukumannya tanpa menunggu hasil banding, dengan alasan pelanggaran yang dilakukan telah "mengganggu ketertiban umum secara serius".

Berdasarkan ketentuan tersebut, Sarkozy hanya bisa mengajukan permohonan pembebasan setelah menjalani sebagian masa hukumannya, sementara hakim memiliki waktu hingga dua bulan untuk meninjau permohonan itu.

 

Sumber: merdeka.com

Berita Terkait