Sukses


Kelemahan Tunggal Putra Indonesia Menurut Eks Pelatih Momota

Bola.com, Jakarta - Mantan pelatih pelatnas PBSI, Imam Tohari, optimistis dengan masa depan sektor tunggal putra Indonesia. Namun, Imam juga menyebut ada beberapa kekurangan pemain yang mesti dibenahi.

"Bicara kualitas, kemampuan pemain tunggal putra Indonesia lebih baik daripada negara lain. Hanya, disiplin, mental, dan fighting spirit mereka di lapangan perlu ditingkatkan lagi. Tiga hal itu sangat diperlukan, apalagi dalam pertandingan yang menggunakan sistem rally poin seperti sekarang," kata Imam, seperti dilansir situs PBSI. 

Imam bisa berkomentar demikian karena punya pengalaman melatih di luar negeri. Sebelum ditarik ke Cipayung pada 2013, dia pernah melatih perkumpulan Tomioka di Jepang sejak 2002. Jadi, dia bisa melihat perbedaan karakter pemain dari kedua negara.

Pemain Jepang memang dikenal disiplin, punya mental kuat, serta selalu memperlihatkan spirit dan semangat pantang menyerah saat bertanding.

Salah satu pemain Tomioka yang sukses diorbitkan Imam ialah Kento Momota. Berkat tangan dingin Imam, Kento menjadi juara dunia junior 2012. Setelah itu, Momota meraih titel Singapura Terbuka, Indonesia Terbuka, dan BWF Super Series Masters Finals pada 2015 serta mengantar Jepang memenangi Piala Thomas untuk pertama kali pada 2014.

Saat mengabdi di pelatnas PBSI, Imam dipercaya memoles delapan pemain muda berbakat seperti Ihsan Maulana Mustofa, Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, dan Firman Abdul Kholik. Perlahan tapi pasti, Ihsan dkk. mulai bisa bersaing dengan para pemain papan atas dunia.

"Saya berharap tahun ini mereka sudah masuk dalam jajaran pemain elite dunia dan bisa diandalkan untuk merebut medali di Olimpiade 2020," ujar Imam.

Per Januari 2016, Imam resmi meninggalkan pelatnas untuk melatih PB Djarum. Meski sudah tak di Cipayung, Imam tetap bersemangat untuk menghasilkan bintang-bintang baru di sektor tunggal putra yang nantinya bisa menjadi andalan Indonesia di level internasional.

"Saya ingin menanamkan teknik dasar dan mental bermain yang benar kepada pemain agar nantinya ketika sudah masuk pelatnas prestasinya tak terhambat faktor nonteknis," kata Imam. 

Video Populer

Foto Populer