Sukses


Korea Utara Yakin Portugal Juara Piala Dunia 2010, Bukan Spanyol, Begini Alasannya

Mengapa warga Korea Utara percaya Portugal-lah yang menjuarai Piala Dunia 2010, bukan Timnas Spanyol.

Bola.com, Jakarta - Bagi generasi muda, mungkin sulit membayangkan bahwa Spanyol dulunya bukanlah kekuatan besar di turnamen internasional.

Sebelum era emas mereka, La Roja kerap dicap sebagai tim jago kandang yang selalu gagal memenuhi ekspektasi di ajang besar seperti Piala Dunia dan Euro—bahkan lebih parah dari Inggris.

Sejak menjuarai Euro 1964, Spanyol harus menunggu lebih dari empat dekade untuk kembali mencicipi gelar. Segalanya berubah di Euro 2008 ketika tim arahan Luis Aragones tampil dominan dan meraih trofi usai mengalahkan Jerman di final lewat gol Fernando Torres.

Mereka lalu membuktikan kemenangan itu bukan kebetulan dengan merebut Piala Dunia 2010 dan Euro 2012 di bawah Vicente del Bosque.

Memenangi tiga turnamen besar secara beruntun merupakan pencapaian langka yang akan dikenang sepanjang masa. Kejayaan itu bahkan berlanjut ketika Spanyol kembali menjadi juara Eropa untuk keempat kalinya pada 2024 bersama Luis de la Fuente.

Namun, ada satu negara yang tampaknya tidak mengakui kemenangan Spanyol di Afrika Selatan—negara yang nyaris sepenuhnya tertutup dari dunia luar: Korea Utara.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Akar Kepercayaan

Menurut laporan media Spanyol, Marca, banyak warga Korea Utara diyakini memercayai bahwa Portugal-lah yang memenangkan Piala Dunia 2010. Akar dari kepercayaan ini konon berasal dari kekalahan telak Timnas Korea Utara dari Portugal di fase grup.

Informasi ini terungkap dari seorang pramugara maskapai TAP Portugal bernama Alvaro Leite yang mengunjungi Korea Utara pada April 2017.

Dalam wawancaranya dengan majalah Sabado, Leite menyampaikan pengalaman uniknya saat mengunjungi Pyongyang.

"Sepanjang kunjungan kami ke Pyongyang, kami didampingi oleh seorang pemandu yang bisa berbahasa Inggris," ujar Leite, seperti dikutip oleh rubrik Primera Plana dari Marca.

"Ia mengatakan kepada kami bahwa Cristiano Ronaldo adalah idola besar di sana, dan bahwa sepak bola sangat populer dan penting bagi masyarakat Korea Utara."

3 dari 5 halaman

Mitos Piala Dunia 2010 di Korut

Leite menambahkan:

"Itu sebabnya muncul narasi bahwa Portugal menjadi juara dunia. Saat Portugal unggul 4-0 atas Korea Utara, siaran pertandingan dihentikan oleh pemerintah karena dianggap memalukan. Saat itu menit ke-60, tepat setelah Tiago mencetak gol keempat. Jadi, publik Korea Utara tidak pernah melihat tiga gol lainnya dalam kemenangan 7-0 Portugal," lanjutnya.

Menurut Marca, skor 4-0 itu kemudian dipakai sebagai "versi resmi" yang ditampilkan di Korea Utara, bahkan dijadikan dasar untuk menyebarkan anggapan bahwa Portugal adalah tim terbaik di dunia.

Kekalahan dari tim sehebat itu dianggap dapat diterima dan tak memalukan karena wajar kalah dari calon juara dunia.

4 dari 5 halaman

Fakta Sebenarnya

Tentu saja, kenyataan berbicara lain. Meski propagandanya menyebut Cristiano Ronaldo dkk. sebagai pengangkat trofi di Afrika Selatan—yang secara tak langsung juga mengangkat reputasi sang bintang sebagai pemain terhebat di muka bumi—nyatanya, Portugal tak melangkah jauh.

Faktanya, seluruh tujuh gol yang dicetak Portugal di Piala Dunia 2010 hanya terjadi saat melawan Korea Utara. Dalam dua laga grup lainnya, mereka hanya bermain imbang tanpa gol melawan Brasil dan Pantai Gading.

Perjalanan Portugal pun terhenti di babak 16 besar setelah kalah 0-1 dari Spanyol lewat gol tunggal David Villa. Kartu merah Ricardo Costa di menit-menit akhir makin memperburuk nasib Portugal.

Spanyol lalu melaju ke final dengan menyingkirkan Paraguay dan Jerman, sebelum akhirnya menundukkan Belanda di partai puncak.

5 dari 5 halaman

Gambaran Tertutupnya Korut

Namun, hingga kini, tampaknya sebagian masyarakat Korea Utara masih belum mengetahui kisah sebenarnya, sebuah gambaran nyata tentang betapa tertutupnya negara tersebut dari informasi dunia luar.

Adapun Portugal baru meraih trofi besar pertamanya enam tahun kemudian, di Euro 2016.

Dalam final melawan tuan rumah Prancis, mereka menang 1-0 dalam laga yang diingat karena Cristiano Ronaldo—yang cedera sejak awal pertandingan—tetap memimpin tim dari pinggir lapangan, memberi semangat rekan-rekannya hingga meraih kemenangan bersejarah.

 

Sumber: Give Me Sport

Video Populer

Foto Populer