Rekam Jejak Inter Milan di Final Liga Champions: Bisa Raih Trofi Si Kuping Besar Ke-4 pada Edisi Ke-7?

Final pertama Inter Milan di kompetisi ini langsung berbuah manis. Menghadapi raksasa Eropa, Real Madrid, di Praterstadion, Wina, Inter menunjukkan kelasnya dengan kemenangan meyakinkan 3-1.

Gol-gol Sandro Mazzola (2) dan Aurelio Milani memastikan I Nerazzurri meraih trofi Eropa pertama, sekaligus mengawali era dominasi yang menakutkan.

Setahun berselang, Inter Milan kembali ke final dan berhasil mempertahankan gelar juara. Bermain di kandang sendiri, San Siro, I Nerazzurri menundukkan Benfica dengan skor tipis 1-0 berkat gol Jair da Costa.

Kemenangan ini menegaskan status Inter sebagai penguasa Eropa dua musim berturut-turut, dan sebuah pencapaian yang langka.

Setelah dua gelar berturut-turut, ambisi Inter untuk meraih hat-trick dihentikan secara dramatis Celtic di final Piala Champions 1967.

Meski sempat unggul lebih dulu lewat penalti Sandro Mazzola, Inter akhirnya harus mengakui keunggulan The Lisbon Lions dengan skor 1-2. Kekalahan tersebut menandai berakhirnya dominasi mutlak "Grande Inter".

Di final Piala Champions 1972, Inter berhadapan dengan fenomena Total Football dari Ajax Amsterdam yang dipimpin Johan Cruyff. Bermain di De Kuip, Rotterdam, Inter takluk 0-2 melalui dua gol Cruyff.

Hasil minor itu sekaligus menjadi bukti betapa revolusionernya sepak bola Belanda saat itu.

Partai puncak Liga Champions 2010 menjadi malam yang tak terlupakan bagi setiap Interisti. Di Santiago Bernabeu, Madrid, Inter Milan mengalahkan Bayern Munchen 2-0 berkat dua gol brilian Diego Milito.

Kemenangan itu tidak hanya mengakhiri penantian 45 tahun Inter untuk gelar Piala/Liga Champions, tetapi juga mengukuhkan mereka sebagai satu-satunya tim Italia yang berhasil meraih treble winner (Serie A, Coppa Italia, dan Liga Champions) dalam satu musim.

Di Ataturk Olympic Stadium, Istanbul, Inter Milan memberikan perlawanan sengit kepada Manchester City, yang ketika itu sedang dalam performa puncak.

Meski kalah tipis 0-1 lewat gol Rodri, penampilan Inter menuai pujian karena mampu menyulitkan tim terkuat di Eropa. Takluk dari Man City meninggalkan rasa pahit, namun juga menunjukkan bahwa Inter kembali ke jalur yang benar.