Kapten PSG Marquinhos Berapi-api Jelang Final Liga Champions Melawan Inter Milan

Marquinhos juga pernah merasakan pahitnya kegagalan di Liga Champions, termasuk kekalahan dramatis dari Barcelona pada 2017, ketika PSG sempat unggul 4-0 di leg pertama namun tersingkir setelah kalah 1-6 di leg kedua. Menariknya, saat itu Luis Enrique adalah pelatih Barcelona—dan kini ia justru menjadi nakhoda PSG dengan skuad muda yang penuh semangat.

“Kami punya pelatih yang luar biasa dan telah mempersiapkan kami dengan sangat baik. Meski kami tim yang sangat muda, Anda bisa lihat betapa siapnya kami untuk pertandingan seperti ini,” tambah Marquinhos.

“Saya pikir banyak faktor yang berpadu membawa kami ke sini dalam kondisi terbaik: klub yang berkembang, pelatih hebat, dan kualitas pemain yang datang. Itulah mengapa kami ada di sini hari ini.”

Musim lalu, PSG gagal di semifinal dan harus kehilangan Kylian Mbappé yang hijrah ke Real Madrid. Namun, musim ini mereka tetap tampil dominan, meraih gelar ganda domestik (liga dan piala), serta menyingkirkan tiga tim Premier League, Liverpool, Aston Villa, dan Arsenal, untuk mencapai final.

“Sekarang saatnya membawa pulang trofi itu,” tegas Marquinhos.

Ousmane Dembele, yang musim ini berubah posisi dari winger menjadi striker dan sudah mencetak 33 gol di semua kompetisi, juga mengungkapkan rasa bangganya bisa tampil di final.

“Saya sangat bangga bisa berada di final. Kami telah bekerja sangat keras,” ujar Dembele, yang sempat diusir keluar lapangan saat PSG kalah 0-1 dari Bayern di fase grup.

Performa PSG di awal musim memang sempat goyah, namun mereka mampu bangkit dan tampil luar biasa di paruh kedua musim hingga akhirnya melaju ke final di Munich. “Awal musim tidak mudah, tapi kami berhasil mengubah dinamika dan kini berada di final. Kami sangat bahagia, meski tetap serius menghadapi laga ini,” tambah Dembele.

Pelatih Luis Enrique kini berpeluang meraih gelar Liga Champions keduanya, sepuluh tahun setelah membawa Barcelona juara di Berlin. Menariknya, kala itu ia juga menghadapi tim Italia di Jerman, Barcelona mengalahkan Juventus di final 2015.

“Sekarang saya punya pengalaman sepuluh tahun lebih banyak, dan saya hanya ingin menularkan kepada para pemain betapa besarnya kesempatan ini bagi kami,” ujar Enrique.

“Kami punya peluang untuk membuat sejarah, melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan siapa pun untuk klub ini. Tapi, kami juga harus mengendalikan emosi agar tidak berlebihan. Saya pikir kami sudah siap, Inter juga pasti siap, jadi ini akan menjadi final yang luar biasa dan tentu saja target kami adalah menang.”

Sumber: NDTV Sports, Agence France-Presse